Friday, February 24, 2023

Rosalia Indah 387 Boyolali Jakarta


Selamat malam semuanya, melanjutkan cerita perjalanan sebelumnya, tibalah kita melanjutkan perjalanan arah sebaliknya dari Ampel Boyoalali menuju Pasar Rebo Jakarta. Seperti apa perjalanannya? silahkan simak terus tulisan di bawah ini ya.


Pemesanan tiket
saya memesan tiket melalui agen pasar rebo di postingan sebelumnya, dimana saya langsung memesan tiket PP langsung dari agennya, yang ternyata bisa, Okupansi penumpang H-4 keberangkatan hari minggu sore, menyisakan kursi di bagian belakang, saya pun mendapatkan deret kursi nomor 6, sementara kursi di depan sudah penuh.

Harga tiket Rp.220.000,- untuk keberangkatan sore jam 16:15 dari Pasar Ampel, Boyolali. Sejak ada Tol Trans jawa, Jalur Ampel Boyolali saat ini menjadi lebih lengang dan tidak terjadi kemacetan di sore hari. Sebelum ada tol, biasanya kemacetan rutin terjadi hari minggu di daerah Tengaran, Klero ke utara. Namun saat ini lebih lancar karena kendaraan telah terurai jalan tol. Bus besar jurusan Jakarta nan sekarang juga lebih sering lewat tol, lewat bawah hanya saat ada penumpang saja, bahkan saat ini titik keberangkatan penumpang cenderung berpindah posisinya di Pintu Tol Boyolali atau di Terminal Tingkir yang dekat dengan pintu tol untuk menghemat waktu.
nah sedangkan daerah Ampel ini letaknya berada di tengah-tengahnya kedua Pintu Tol tersebut, jadinya tidak banyak bus yang lewat sini.



Hari H keberangkatan
16:00 WIB
Sesampai di Agen Ampel, diinformasikan ternyata bus Rosalia Indah 387 masih trouble di Solo sehingga mengalami keterlambatan sekitar satu jam dari jadwal seharusnya jam 16:15 WIB menjadi jam 17:30 WIB. Oleh agen ditawarkan naik Rosalia 551, kemudian transit di Terminal Tingkir, sementara bus asli bisa langsung masuk tol dari Solo keluar Salatiga.

Sekitar 16:30 WIB
Akhirnya bus Rosin (nomor 551 kalau tidak salah) datang, bus ini tertulis menggunakan kelas eksekutif, namun ternyata walau kelas terendah, bagusnya bus ini sudah menggunakan suspensi udara.


Perjalanan Ampel Salatiga ditempuh kurang lebih 30 menit, kondisi jalanan lancar jaya tidak ada kemacetan, walau ini adalah minggu sore.


Sekitara 17:00 WIB
Tibalah saya turun di terminal Salatiga Tingkir yang baru saja direnovasi, saya pun turun langsung yang kemudian disambut agen di sana untuk konfirmasi. setelah itu saya pun menunggu di ruang tunggu keberangkatan bus.


Kondisi Terminal Tingkir Salatiga saat ini
Saya sendiri baru pertama kali menginjakkan diri di Terminal Tingkir yang baru ini, sudah banyak perbedaan daripada sebelumnya, sekarang tidak ditemui lagi jalur keramik yang licin seperti jalur sebelum direnovasi di depat loket Sudiro Tungga Jaya. Walaupun lahan sempit, desain terminal saat ini memberikan kesan lebih memudahkan penumpang, contohnya, saat kita turun dari tempat drop off, kita tidak lagi kehujanan, selain itu jalur menuju loket bus juga tidak lagi melewati jalur bus, jadinya lebih aman, walaupun akhirnya harus naik tangga ya. Selain itu toilet sekarang lebih bersih karena dijaga petugas kebersihan.

Namun di balik kelebihan-kelebihan tersebut ternyata masih ada kekurangan yang jelas terlihat di sini, dan ini menurut saya adalah salah satu hal dasar yang sebenarnya fatal jika diabaikan, yaitu jumlah kursi tunggu yang masih kurang. Padahal namanya saja ruang tunggu, eh kok malah kursinya kurang ya, ada ada saja.


Selain itu kekurangan yang lain dilihat dari sisi agen, yaitu posisi penjual agen yang terletak di lantai dua, lebih jauh dari posisi kedatangan bus, jadinya agen tidak tahu kalau busnya sudah datang, karena pengumuman dari terminal juga tidak setiap saat dilakukan, jadinya agen masih sering terlihat bolak balik naik turun untuk mengarahkan penumpang. Selain itu ada beberapa PO bus yang menugaskan agennya untuk mengecek penumpangnya langsung di atas bus, jadinya perlu bolak balik ya.
Namun ini mungkin berlaku bagi beberapa penumpang saja ya, karena pastinya ada juga penumpang yang sudah tahu pasti akan naik bus yang mana, dan tidak perlu diarahkan agen.

Selagi menunggu bus datang, saya sempatkan memfoto beberapa bus yang memasuki terminal ini.

Ada Gunung Mulia Single Glass



Rosalia Indah


Rajawali



Sudiro Tungga Jaya


Haryanto


Sore itu ternyata saya bertemu lagi dengan Rosin 464 yang saya naiki dan mogok kemarin arah Jakarta, karena tidak mungkin bila arah timur, arah timur hari sabtu, hari minggu tentu pasti arah barat, penasaran juga bagaimana kondisi kompresornya ya, apakah masih bermasalah nanti, ataukah sudah ditangani sementara.

17:30 WIB
Bus yang saya tunggu akhirnya datang juga, jadinya akumulasi telat sekarng menjadi hanya setengah jam saja dari jadwal semula 17:00 WIB.

Bus yang datang adalah kelas eksekutif, bermesin mesin mercedez benz, dengan stiker kiri kanan "Air Suspension", namun belakangan setelah saya naiki, guncangan bus masih begitu terasa, barulah saya akhirnya sadar bus ini masih menggunakan suspensi daun, ealah, ternyata cuman tulisan doang, pembohongan publik ini namanya haha.

terjadi kejadian lucu, saat bus tiba, ternyata parkir masih penuh, dan agen sudah berteriak memanggil-manggil, saya pun tergopoh-gopoh langsung menuju arah bus walaupun bus belum berada di posisi parkir, masih di belakang, dan saat menuju bus tersebut hampir saja kunduran bus yang akan manuver, wah benar-benar ya, setelah dipersilakan naik, bus pun maju, tapi ternyata malah maju ke tempat parkiran penumpang, tau gitu nunggu aja ya.
entah ini mungkin biar kelihatan tertib ya haha.

Selesai menaikkan penumpang, bus langsung menuju Pintu Tol Salatiga.


18:00 WIB
Terminal Bawen, disini ketemu dengan Haryanto sedang menaikkan paket yang cukup banyak dari mobil bak L300, juga ketemu bus Sudiro Tungga Jaya yang sedang parkir entah menunggu apa.

18:35
Agen Banyumanik, disini terpantau masih ada penumpang menunggu di agen.

Bus melanjutkan perjalanan menuju Sukun, di lampu merah Sukun sekarang sudah diberi pembatas permanen, saat ini sudah tidak bisa lagi melihat bus bus malam ngeblong lampu merah ini ya.


19:00 WIB
Agen Krapyak, lanjut bablas via jalur pantura, masuk melalui pintu tol Mangkang


20:10 WIB
Sampai di Pekalongan memasuki Pemalang, bertemu dengan sekitar 10 bus yang sedang parkir di pinggir jalan, bus yang saya naiki pun langsung sein kri dan ikut menepikan kendaraan, wah ada yang trouble ni ya, apakah 464 yang tadi? ataukah yang lain. Beberapa bus yang ikut berhenti ada bus Double Decker, juga ada juga bus terbaru Legacy SR3 Single Glass Hino RM 280 juga ikut parkir.
Setelah menunggu beberapa lama, kurang lebih setengah jam, bus pun melanjutkan perjalanan kembali, saya kira nanti bakal convoy, namun ternyata bus di depan sudah ngacir duluan sampai tidak terlihat.

20:45 WIB
Istirahat makan di Rest Area Rosin Pemalang, Karena tadi berhenti barengan, jadinya sampai rumah makan juga barengan, ambil makan sampai harus antri ya. namun ternyata di depan sudah disediakan 3 tempat pengambilan makanan, jadinya antriannya tidak terlalu lama ya.




Menu makanan saat itu ada sop, dan teh hangat, sekali lagi saya tidak menemukan air putih di sini ya, padahal saya lebih suka air putih.

di rest area ini, juga menyediakan berbagai macam pilihan menu yang bisa beli, karena selain menjadi rumah makan bus, rumah makan ini juga sering disinggahi mobil umum.


Menurut saya jam makan malam sudah terlalu malam ya, sudah jam 20:45 WIB, padahal makan yang bagus itu maksimal jam 19:00 WIB atau 2-3 jam sebelum tidur.

disini bus istirahat kurang lebih 30 menit saja, waktu yang cukup untuk ishoma, tidak kurang juga tidak lebih.

Selesai makan, bus pun melanjutkan perjalanan, disinilah kenyamanan bus mulai diuji, karena belum menggunakan suspensi udara, goncangan bus terasa kencang, bahkan besi di samping jendela sampai bergetar dan menimbulkan bunyi, bantalpun digunakan sebagai ganjal agar besi di samping jendela itu tidak bergetar lagi.
Menurut pendapat saya memang suspensi daun bus bus jaman sekarang terasa lebih keras dibandingkan suspensi bus malam era 2000 an, suspensi per tahun 2000 an memiliki kenyamanan yang beda tipis dengan suspensi udara saat ini.
Jadinya sepanjang perjalanan saya tidak bisa tidur sama sekali, walaupun kursi sudah saya rebahkan maksimal.



00:45 WIB
Bus sampai di Rumah Makan Subang untuk kontrol dan istirahat, namun ternyata penumpang tidak dioprak-oprak kernet untuk turun ya, disini bus berhenti cukup lama, kurang lebih 40 menit, samppai jam 01:25 WIB. Karena ini kelas terendah, kelas eksekutif, jadinya tidak mendapat snack makan malam ya. lagian juga ga enak kalau makan jam segini.

03:45 WIB
sampai di Cikarang

04:30 WIB
Terminal Pasar Rebo

Rosalia Indah 387 Boyoalai Jakarta angkatan malam
Fasilitas
1 X Makan, tanpa snack, tanpa akua
Selimut
Charger di bagian bagasi atas
Reclining seat
Toilet



Kelebihan
- On time
- Tanpa mampir-mampir isi solar

Kekurangan
- belum menggunakan suspensi udara (tidak tidur, membuat kegiatan besok menjadi terganggu/ngantuk)
- Footrest belum bisa diatur ketinggiannya, karena untuk orang yang tingginya 165 cm butuh footrest dengan posisi yang lebih tinggi, sedangkan untuk orang yang tingginya 170cm, butuh footrest yang lebih rendah.
- Jam makan malam yang terlalu malam
- Tidak ada opsi harga tiket tanpa makan, (bagi saya jam makannya terlampau malam)
- Kru tidak menanyakan penumpang turun mana, karena siapa tahu ada yang rekuest, defaultnya akan diturunkan sesuai tiket ya.


Related Posts by Categories



0 comments :

Post a Comment

mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]