Halo apa kabar semua, kali ini saya akan menceritakan perjalanan menggunakan Kereta Api pasca pandemi, apakah fasilitasnya seperti biasanya atau kah ada perbedaan? silahkan baca saja artikel ini. Perjalanan kali ini menggunakan Kereta Api Kahuripan dari Stasiun Purwosari menuju Stasiun Kediri. Kali ini saya menceritakan perjalanan dimulai dari pemesanan tiket sampai perjalanan sampai di tujuan.
Pesan tiket
Pemesanan tiket tidak seperti bus yang sebagian besar masih menggunakan agen manual, untuk kereta api pemesanan bisa langsung melalui website tiket.com, atau menggunakan kai access, tinggal gogling aja kai access, kalau saya sendiri lebih suka membeli melalui tiket.com, dibandingkan KAI Access, karena lebih mudah, contoh simpelnya, di Kai access tidak ada fitur pencarian turun di semua stasiun di Kota, jadi harus njlimet sampai harus tahu stasiunnya, mungkin ini adalah hal yang sepele namun bagi konsumen ini tetap menjadi pilihan, coba bayangkan saja, misalnya saya mau pergi ke Kediri dari Solo, jika memakai kai access, maka saya harus memilih sampai stasiun awal, iya kalau ternyata ada, karena beda pilih stasiun aja bisa bikin beda jadwal kereta, padahal 2 stasiun tersebut masih dalam 1 kota hanya berjarak beberapa kilometer saja, contohnya stasiun Purwosari dan Stasiun Balapan.
Saya memesan tiket kelas ekonomi dengan harga Rp.80.000,- Stasiun Purwosari ke Stasiun Kediri, dengan waktu tempuh 3,5 jam. Waktunya cukup berbeda signifikan dibandingkan bila naik bus, karena kalau naik bus bisa memakan waktu 5 jam.
Pemberangkatan
Stasiun Purwosari ini sekarang di jalan raya depannya sudah dibangun fly over, jadi sekarang ditemui lagi antrian palang Kereta Api seperti jaman dahulu, kalau dari barat, posisi stasiun berada di sebelah kiri, naik fly over lalu putar arah dua kali untuk menuju stasiun, atau tinggal mengikuti papan petunjuk jalan.
Masuk di area stasiun, saya langsung mencari mesin print tiket yang ternyata ada di dekat gerbang pintu masuk ruang tunggu khusus penumpang. Tinggal masukkan kode booking, lalu tiket keluar dari mesin, di dalam tiket sekarang ada keterangan sudah vaksin atau belum.
Begitu tiket didapat, langsung menuju ruang tunggu dengan menunjukkan sertifikat vaksin sebagai konfirmasi, karena di tiketnya memang tertulis belum vaksin. Jadi sistem di tiket KAI ini nyambung dengan data KTP yang sudah vaksin atau belum, karena saya menggunakan data nomor acak, makannya tertulis belum vaksin. Akhirnya tinggal menunjukkan sertifikat vaksin dari foto Hp, maka akan langsung bisa lolos.
Sebagai informasi bila belum vaksin, maka akan diminta hasil rapid antigen,
di Ruang tunggu ini terdapat fasilitas kursi, toilet, serta mushola, tidak ada fasilitas penjualan makanan, posisi minimarket terletak di luar ruang tunggu, jadi kalau ingin pergi ke makan harus keluar dulu, lalu nanti masuk melalui pintu masuk yang dijaga petugas tadi. cukup jauh dan ribet bila membawa barang bawaan yang banyak, tentu hal ini tidak ribet bila ada pengantar yang membelikan makanan. Mungkin posisi minimarket di luar ini juga memikirkan para pengantar atau orang dari luar yang bisa bebas membeli di situ ya.
Untuk jam keberangkatan sudah pasti tepat waktu ya, bahkan sampai ke menit menitnya, untuk kereta yang saya naiki ini hanya lebih cepat 1 menit dari jadwal. Jadi penumpang yang telat maka langsung ditinggal. Pada Kereta Api yang saya naiki ini kebetulan nomor gerbong sama dengan stiker angka pada gerbongnya, karena kadang ada yang ngitungnya kena selisih karena adanya gerbong kelas lain.
Fasilitas
Sebagimana fasilitas kelas ekonomi pada umumnya, berupa kursi tegak, ac, toilet, dsb, ada juga fasilitas tambahan di masa pasca pandemi ini, para penumpang mendapatkan tisu dan masker gratis, awalnya petugas menanyakan siapa yang naik dari Purwosari, lalu masker dibagikan.
Ada juga fasilitas pop mie yang bisa dibayar dengan harga Rp.10.000,- yang ditawarkan petugas. Saya sendiri malas pergi ke gerbong makanan karena harus melewati kaki kaki para penumpang dan juga membawa tas berat, jadi tidak tahu apakah di KA ini ada gerbong makanan yang biasanya bisa pesan makan di situ.
Perjalanan,
Untuk perjalanan KA Ekonomi ini berhenti-berhenti di stasiun-stasiun, namun secara waktu tempuh relatif lebih lancar dibandingkan sebelum ada double track. Untuk perjalanan tentu tidak begitu ada cerita seperti naik bus. Sempat terlihat di stasiun ada kuli angkut yang hanya meletakkan barangnya sampai depan pintu saja, tidak sampai di kursi penumpang, alhasil penumpang yang seorang ibu-ibu ini harus usung usung sendiri di dalam kereta, mengingatkan jangan lupa kalau memakai kuli angkut, bilang juga kursi nomor berapa agar tidak terjadi apa yang dialami ibu-ibu tadi.
Sampai di stasiun tujuan penumpang antri turun, tidak perlu berebutan karena ada petugas jaganya yang tanpa aba-aba dari petugas ini, kereta tidak akan jalan.