Siang itu cuaca tampak cerah dan panas, jalan beraspal di jalur luar kota itu terlihat lenggang, memicu siapapun pengendaranya bergerak lebih cepat tanpa hambatan. Saat itu saya naik motor dari Poka menuju Kota Ambon melewati jalur tsb. sesekali di samping terlihat air di Teluk Ambon yang berkilat berwarna biru tajam, rasanya nikmat sekali perjalanan ini.
Sampai di Desa Waiheru yang berjarak 5 Km dari Poka, di depan terlihat seorang pengendara motor melaju searah dengan saya. Kondisi jalan masih lengang, memacu motornya dengan cepat, Mendadak dari arah samping kanan ada ayam berlari menyeberang tepat di depan motornya, karena kaget, dia banting motor ke kiri sambil reflek menekan rem depan dengan kuat. Motor pun miring, ban depan terkunci, dan Bruk! si pengendara ndlosor mencium aspal tanpa daya gara gara ulah ayam.
Itu adalah salah satu kecelakaan lalu-lintas yang pernah saya lihat di jalan. Rem mendadak, belok tanpa sein, ngebut, kondisi jalan dan kondisi kendaraan juga bisa menjadi pemicu terjadinya insiden serupa. Contohnya seperti yang dialami teman saya Eric, nabrak tong dengan kecepatan tinggi di malam hari gara-gara kurangnya penerangan jalan. padahal tong tersebut dipakai sebagai barrier lubang proyek perbaikan jalan. ditambah saat itu dia berpapasan dengan mobil yang menyalakan lampu jauh membuat matanya silau.
Dua contoh kecil di atas tentu dapat kita ambil maknanya yaitu safety riding harus diutamakan. Memang tidak sepenuhnya teori safety riding selalu bisa mencegah kecelakaan, tapi tak ada salahnya kita saling berbagi pengalaman. Berbicara safety riding kita diingatkan pada peristiwa mobil kecelakaan mobil kijang RAV di Kuningan Februari 2010 lalu, yang menewaskan 3 penumpangnya, padahal mereka masih belasan tahun.(detik)
Kemampuan mengemudi tidaklah cukup seseorang memenuhi kriteria safety riding, seorang juara dunia Formula 1 tak akan mampu mengemudikan mobilnya secepat di sirkut bila dia sedang mengemudi jalan raya, jika mampu pun itu namanya gila/nekat, jalan disini mencakup dari jalan tol hingga jalan gang perumahan.
Pertama sebelum berkendara jangan lupa berdoa, serta pakailah perlengkapan keselamatan kendaraan, sabuk pengaman untuk mobil, helm, jaket, sarung tangan, dll untuk motor
Kedua yaitu kemampuan, pengendara harus bisa "menyatu" dengan kendaraannya, ini merupakan hal yang mendasar dan siapapun bisa dilatih dengan meningkatkan jam terbangnya secara bertahap serta belajar dengan melihat cara berkendara orang lain.
Ketiga, jaga jarak aman dengan kendaraan di depan minimal 2 detik, maksudnya ada jeda 2 detik antara kendaraan di depan kita dengan kendaraan kita saat melalui sebuah titik, semakin kencang otomatis jarak semakin jauh, right?
Keempat, tips nomor 2 diatas tidak mutlak berlaku jika kita mampu membaca pikiran kendaraan di depan kita, maksudnya kita bisa membaca lalu lintas jalan sepanjang mata memandang di depan kita, hal ini berguna sekali saat kita akan mendahului kendaraan.
apakah 1 detik berikutnya dia akan mengerem karena akan masuk crowded, sehingga kita bisa siap-siap mengerem dari awal tanpa ngerem mendadak, terutama diperhatikan disini adalah angkot yang selalu siap berhenti mendadak. atau sebaliknya siap-siap buka gas dari awal jika akan mendahului.
Tips keempat ini termasuk juga jangan biasakan mengerem mendadak, usahakan mengerem dengan halus, sekali lagi baca kondisi di depan, ramalkan keadaan 1-2 detik kendaran di depan kita.
Kelima, tips "to see and to be seen", anggaplah kendaraan lain tidak melihat kita, sehingga kita siap mengantisipasi manuver mendadak kendaraan lain, sebagai jalan keluar kita bisa gunakan klakson, atau lampu dim sehingga pengguna kendaraan lain menyadari dan memperhatikan posisi kita.
Keenam, membaca kondisi psikologis jalan, yaitu keadaan kanan kiri jalan, misalnya sama-sama jalan raya lurus dan sepi, yang satu kanan kirinya adalah sekolah, perumahan, sementara jalan yang satu, kanan kirinya adalah hutan, tentu kecepatan kita melaju juga beda kan?
Ketujuh, khusus jalan yang berliku yang belum hapal jalan, kita bisa membaca apakah itu tikungan tajam atau tidak dengan melihat tanaman di seberang jalan, jika semakin lama semakin menjauh, kemungkinan besar tikungan tidak terlalu tajam, begitu juga sebaliknya.
Terakhir, tentu saja kesadaran, bahwa jalan raya itu bukan sirkuit, jalan satu-satunya agar tidak emosi adalah nikmati saja perjalan ini! kenceng boleh saja asalkan kita sudah melihat kondisi jalan 3 sampai 4 detik di depan, tentu dengan tetap memperhatikan tips di atas. Jangan lupa mungkin ada yang bisa menambah lagi?
"Ayo ikutan Ngeblog denga tema blogger for safety riding!" ^^
Sumber gambar :
http://ryanandreas.blogspot.com
http://ginger.datafly.net
http://burgmanriders.com