Ada sebuah pulau kecil berbentuk huruf U, dimana disitu hidup orang-orang dari berbagai suku dan agama, luasnya mungkin seluas satu provinsi di Indonesia, perjalanan menyusuri jalan utamanya pun hanya berjarak 30 kilometer melewati jalan raya yang telah dibangun.Dimana di jalan tersebut sekarang masih terdapat proyek peninggian badan jalan yang tak kunjung selesai. pertama kali membuka proyek, diatas gundukan tanah yang pada malam hari tak berpengaman itu, teronggok dua buah mobil yang ringsek, pengemudinya tidak tahu kalau ada perbaikan karena minimnya tanda dan penerangan. itulah salah satu gambaran kota itu.
Keras, dan berani, seperti orang orang pada umumnya, tapi melihat mereka seolah kesan keras itu terpancar dari warna kulitnya yang terbakar, model rambut hitam ikal, dan sorot matanya yang khas. Sebenarnya memang begitukah atau tidak, karena saya sendiri tidak mengalaminya. hanya saja melihat peristiwa akhir-akhir ini menimbulkan kesimpulan adanya sikap ngotot antara dua pihak pasti punya alasan tersendiri.
Alasan yang mendasar, yang menjadi pijakan paling dasar dimana hal itu dijunjung tinggi, akan tetapi bertentangan dengan kelompok lain. Miras itu bukan budaya, itulah tinggalan jaman penjajah, disisi lain kelompok lain yang bisa saja benar dalam pandangan tertentu melakukan tindakan yang menurutnya benar. Akhirnya karena keduanya merasa benar, tidak memiliki pilihan, benturan tak bisa dihindari.
Memang kesimpulan yang bisa saya ambil seperti kata teman saya sewaktu kuliah itu semua sama saja, hanya mungkin lingkungan memperlakukan mereka dengan cara yang berbeda sehingga tercipta suasana yang beda pula. disana ada tanah, disitu langit dijunjung.
Read More...
Alasan yang mendasar, yang menjadi pijakan paling dasar dimana hal itu dijunjung tinggi, akan tetapi bertentangan dengan kelompok lain. Miras itu bukan budaya, itulah tinggalan jaman penjajah, disisi lain kelompok lain yang bisa saja benar dalam pandangan tertentu melakukan tindakan yang menurutnya benar. Akhirnya karena keduanya merasa benar, tidak memiliki pilihan, benturan tak bisa dihindari.
Memang kesimpulan yang bisa saya ambil seperti kata teman saya sewaktu kuliah itu semua sama saja, hanya mungkin lingkungan memperlakukan mereka dengan cara yang berbeda sehingga tercipta suasana yang beda pula. disana ada tanah, disitu langit dijunjung.