Selamat siang semuanya, kali ini saya akan menulis lagi catatan perjalanan menggunakan PO Sembodo yang baru saja membuka jalur Jakarta Wonogiri, Sebelumnya PO ini sudah menjalankan trayek Jakarta Sumatera, penasaran juga seperti apa fasilitasnya, silahkan simak terus tulisan di bawah ini.
Pencarian Nomer Agen
Seperti biasa, pencarian agen bisa melalui cara offline dengan datang langsung ke terminal lalu mencari lokasi agen langsung, namun seperti biasanya, pasti sampai sana sudah dibujuk rayu calo sebelum sampai loket agennya, dan cara offline ini harus meluangkan waktu sekitar tiga jam untuk pergi ke terminal, saya memilih memakai cara online dengan mencari melalui internet, untuk saat ini, pencarian yang paling mudah melalui youtube, karena mereka biasanya berlomba meliput trayek baru dan tentunya karena melalui video, bisa lebih dipertanggungjawabkan. Pencarian melalui google maupun dari facebook saya skip saja.
Akhirnya ketemu nomer agen Pulo Gebang dengan nomor 082123902120 Atau 081315591184, saya sendiri mengamnbil sumber dari youtube mas why, mengapa bisa langsung percaya ini nomernya?, karena tentunya melalui video, lebih bisa kita nilai sendiri kevalidannya, karena benar-benar ada video agennya langsung. dibandingkan hanya bersumber dari facebook atau google map yang sulit dibuktikan kevalidannya, karena hanya berupa tulisan yang siapapun bisa menulisnya, yang terkadang malah mendapatkan nomor abal-abal atau penipu yang mengaku-aku agen yang biasanya meminta foto KTP. Hanya saja kesulitan mencari nomer agen melalui youtub tentu saja terletak pada biaya streaming yang tinggi dan belum tentu video youtub mencantumkan nomor agen, jadinya masih harus memilih-milih sendiri dan kadang beruntung kadang tidak.
Pembelian Tiket
Pembelian melalui Whatsapp dilayani dengan baik dan pembayaran cukup mudah, bahkan bisa langsung transfer ke rekening agen yang disediakan, saat ini ada tambahan biaya Rp.2.500,-, bila transfer dari Mandiri. karena agennya sendiri menggunakan BCA, untuk harga tiket nataru dipatok Rp.290.000,-, normalnya Rp.270.000,-.
Pemilihan kursi
Pemilihan kursi terpantau sudah memakai sistem elektronik, mencegah double kursi, namun jangan senang dulu, menurut pengalaman sebelumnya1, tetap masih bisa kejadian dilempar ke PO lain, walau sudah menggunakan sket elektronik. Okupansi penumpang saat pembelian tiket masih terisi sekitar 10 persen saja, bisa dilihat pada gambar di bawah.
E Tiket
tiketnya kemudian dikirimkan melalui Whatsapp langsung, berbentuk elektronik seperti ini, lengkap dengan QR Code kupon makannya
Hari H Keberangkatan
Perubahan Mendadak jadwal
Pagi hari, agen menghubungi saya agar siap di agen pukul 18:30 WIB, agen tidak menginfokan penyebabnya, yang jelas diminta saja datang jam 18:30 padahal jadwalnya jam 20:00 WIB, agak mengecewakan sih, karena pasti sampai tujuan akan terlalu pagi, dan jadwal yang sudah direncanakan harus berubah, tapi yasudah ikuti saja.
Perjalanan menuju Terminal Pulo Gebang Naik Trans Jakarta
Saya dari Jatinegara menuju Pulo Gebang menggunakan Trans Jakarta. Harga tiket busway Rp.3500,- jauh dekat, sangat murah, ya karena pastinya transportasi umum ini mendapatkan subsidi pemerintah karena mendukung jalanan tidak macet yang tentu ujungnya efisiensi biaya dan waktu yang terbuang di jalan, namun walau sudah murah dan ber AC, terpantau masih banyak juga orang yang naik kendaraan pribadi.
Akhirnya setelah sekitar 10 menit, bus yang ditunggu datang juga, Bus Trans Jakarta warna biru dengan sasis tronton Volvo B11R. Entah apa dulu Mantan Gubernur Ahok mempertimbangan menggunakan mesin besar ini untuk jalur yang menurut saya sebenarnya tidak terlalu membutuhkan kecepatan, untuk jalur ini speednya dibatasi 50kmh. Apakah karena perawatan, keawetan, kemudahan, atau apa saya kurang paham juga.
Penumpang yang naik dari halte itu juga ada sekitar 4 sampai 5 orang. Okupansi penumpang di hari libur Trans Jakarta saat itu penuh sampai berdiri, namun nanti biasanya berangsur-angsur berkurang setelah berjalan melewati halte-halte.
dari arah Halte Jatinegara menuju Terminal Pulo Gebang biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit sejak kedatangan bus. Dengan catatan, Ini adalah waktu tempuh di hari libur, jalanan relatif jauh lebih lancar dibandingkan saat jam pulang kerja.
beberapa ruas busway jalur ini masih menjadi satu dengan ruas jalan biasa, terbayang keinginan dan harapan agar jalur busway itu dibuat sampai ujung saja, agar tidak tercampur macet dari jalur biasa, karena kalau sudah macet, di jalur ini bisa benar-benar macet sekali.
Jalur ini juga sejajar dengan jalur kereta api KRL, jadi pas KRL lewat, terbesit juga pengen mencoba naik KRL menuju Pulo Gebang, namun masih belum ada gambaran setelah turun KRL itu naik apa, jadinya masih mengandalkan naik busway yang bisa langsung sampai tujuan, hanya membutuhkan waktu lebih saja.
Sampai di Terminal Pulo Gebang lewat mana?
Sesampai di terminal Pulo Gebang kemudian cek out kartu, turun ke lantai bawah.
Isi e money mandiri
lalu saya mampir mengsi e money menggunakan mesin e money sendiri. Pembayarannya dilakukan dengan memasukkan uang kerta ke dalam mesin, caranya cukup mudah karena sudah disediakan layar touch screen, yang jelas kita tinggal membaca saja tulisan di layar yang berbahasa Indonesia, lalu tekan tombol yang diperlukan.
Saat itu saya mengisi e money Rp.50.000,-, menggunakan kartu e money BRI yang ternyata ada potongan Rp.1500,-, jadinya yang menjadi saldo tidak benar-benar Rp.50.000,-.
Selanjutnya berjalan ke arah agen bus AKAP
Untuk menuju agen tinggal ikuti petunjuak tulisan saja, karena petunjuk arah di Terminal Pulo Gebang ini sudah cukup lengkap. Ada dua jalur yang bisa dilalui. Saya mencoba lewat kiri atau lewat barat, dan nanti ketemu lagi dari jalur timur di tempat ini.
Seperti biasa sampai di lokasi agen, pasti ditanya beberapa calo, tujuan kemana, naik apa, namun karena saya sudah beli tiket jadi lebih tenang, karena jika belum beli tiket dan belum menentukan akan beli apa, pasti akan diikuti terus dan dibujuk rayu untuk naik bus sapu jagat, yang menurut informasi calo, yang bertugas sapu jagat malam itu yaitu bus Antar Jaya tujuan Solo, biasanya berangkat malam sekali, saya pun belum pernah mencobanya.
Langsung menuju agen
Lokasi agen berada di zona A, ini adalah foto denah agen pulo gebang bulan lalu1
dari arah busway, tadi lurus, agen sembodo berada di sisi kiri di zona A.
sesampai di loket agen, terpantau agen sedang sibuk melayani seorang penumpang yang baru saja memesan kursi, terpantau agen memencet denah kursi pada sebuah aplikasi di smartphone, terlihat canggih, namun sekaligus terlihat ribet, karena mungkin kalau salah klik juga merepotkan ya, apalagi bila koneksi internet terputus, atau server down, tentunya itu menjadi pilihan PO sendiri ya, ada kekurangan juga ada kelebihan, kelebihannya salah satunya untuk menghindari agen nakal yang menjual kursi double, pemandangan ini berbeda dari beberapa tahun yang lalu yang biasanya para agen bus masih menggunakan gambar di kertas.
Setelah cek in, Kemudian saya diberikan selembar amplop yang berisi tiket dan kartu nama berisi nomor agen yang bisa dihubungi.
selesai cek in, saya dipersilahkan naik untuk menunggu di pintu 5, ternyata rencananya jika penumpang sudah siap, nanti bus akan berangkat jam 19:00 WIB, maju satu jam dari jadwal. Saya pun Sholat Mahrib dulu di lantai dasar.
Sholat mahrib dulu
Sholat mahrib di lantai dasar, ada juga penitipan dengan biaya seikhlasnya.
Foto-foto agen bus
Sembari menunggu bus, saya sempatkan foto-foto agen dulu PO PO baru yang belum sempat saya coba fasilitasnya.
ini ada Mayora Trans keberangkatan agak siang jam 16.00 WIB, juga ada foto nomor agen yang bisa dihubungi
Agen Ranajaya
Agen Agung Sejati
Cek in kedua (lagi)
jadi sebelum naik ke ruang tunggu pemberangkatan, ternyata harus antri lagi untuk cek in di loket milik Dinas Perhubungan, entah ini untuk apa fungsinya selain hanya untuk membatasi hanya penumpang yang naik dan mendata jumlah penumpang yang naik PO tertentu. Karena jika untuk statistik, realitanya juga tidak dipakai juga, contoh gampangnya sampai di ruang tunggu terpantau jumlah kursi terpantau masih relatif kurang dibandingkan dengan jumlah calon penumpang, karena masih banyak yang menunggu di teras luar. Meskipun mungkin saja yang menunggu di luar itu memang karena ingin merokok, tapi pantauan secara umum jumlah kursinya masih bisa dibilang tidak seimbang.
Menunggu di ruang tunggu
Ruang tunggu cukup nyaman, ber AC, dengan pembatas dengan area luar berupa kaca, desain kaca sebenarnya memudahkan penumpang memantau dan menikmati bus apa saja yang datang, namun terpantau saat ini kaca sudah diberi stiker yang menutupi pandangan, karena mungkin saja jika siang tanpa stiker akan terlalu panas. Jdinya jika ada bus datang, beberapa penumpang harus mendekat dulu mengintip di sela stiker kaca bus apa yang datang. Beberapa penumpang menunggu langsung di teras.
Jam 19:00 WIB Bus datang juga
Bus menggunakan mesin Mercedez Benz sudah suspensi udara, jumlah kursi 26 kursi dengan okupansi penumpang saat itu sekitar 95 persen atau terisi 24 kursi. Ini adalah perjalanan hari sabtu, pertengahan libur nataru, untuk hari biasa entah terpantau berapa.
Model kursi terlihat cukup tebal, namun tunggu dulu ya, seperti pengalaman sebelum-sebelumnya, tebalnya kursi itu tidak selalu menjamin empuknya kursi, he he. Ini pendapat pribadi saja, bisa saja berbeda, jadi menurut saya tingkat keempukannya masih tidak sebanding dengan ketebalannya, bisa dibilang keras.
Fasilitas yang lain adalah footrest model meja. Jika postur tubuh 160 cm, jenis footrest seperti ini biasanya cukup lega, namun untuk ukuran tubuh seperti saya 165 cm, masih tidak bisa maksimal di bagian kaki, kaki harus menekuk karena mentok di depan, padahal saya berada di deret tengah ya, ditambah lagi ternyata konfigurasi footrest meja ini memaksa kursi tidak bisa reclining penuh, hanya boleh sedikit saja, atau bisa dikatakan non reclining seat, mengapa? karena menurut kru, jika reclining seat penuh, akan mengganggu penumpang di belakang. Jika di Rosalia Indah relining seatnya sudah dikunci tidak bisa rebah, di Sembodo ini masih belum dikunci, yang memaksa kru mengingatkan penumpang yang merebahkan kursinya.
fasilitas yang lain bisa lihat catatan paling bawah.
Kru yang bertugas sampai 3 orang, sopir, kernet dan pramugari.
Jam 19:00 WIB berangkat
setelah berangkat kru membagikan snack berupa roti, akua mini, dan permen. Selain itu ada juga pengumuman melalui pengeras suara perkenalan nama kru, dan pengumuman lainnya, pengumumman yang nyeleneh yaitu tidak boleh menutup AC, karena bisa menyebabkan pengembunan, mungkin desain pembuangan air AC di bus ini yang masih perlu ditinjau lagi.
20:35 WIB
Mampir rumah makan km 102, istirahat 30 menit, on time, sesuai kebutuhan, tidak terlalu lama, juga tidak terlalu cepat. disini penumpang menukarkan kupon yang tadi diberi untuk disobek, jadi tidak discan, karena kupon saya hilang entah dimana, saya tunjukkan saja kupon elektronik dari whatsap sebelumnya.
Menu yang disajikan di restoran KM 102 menurut saya rasanya relatif lebih enak, bumbu lele goreng juga pas menurut saya, teksturnya tidak terlalu keras, pas empuknya.
21:10 WIB
Perjalanan dilanjutkan kembali, saya pun duduk kembali ke kursi semula, kru mulai menanyakan akan turun dimana, saya menginfokan turun di Terminal Tirtonadi, kru pun mencatat di selembar kertas.
bagaimana sensasi duduk di kursi model seperti ini?
untuk postur tinggi saya 165 cm, kaki masih belum bisa selonjor, karena mentok kursi di depan, sebenarnya bisa diakali dengan reclining full, namun tidak bisa karena bisa mengganggu penumpang belakang saya, selain itu joknya juga relatif tidak sebanding dengan ketebalannya, jadinya walaupun bus sudah suspensi udara, ternyata masih belum cukup untuk membuat saya tidur nyenyak.
Pembawaan sopir
pembawaan sopir ternyata cukup nyaman, tidak ngebut jadinya sebenarnya cocok untuk istirahat, namun masih belum bisa karena kombinasi kursi itu tadi.
03:00 WIB
Kebablasan sampai di Sukoharjo
Waktu tempuh cukup cepat juga, karena 8 jam saja Jakarta Sukoharjo, sudah termasuk istirahat makan di KM 102.
(Sebenarnya saya turun di Tirtonadi, namun karena tidak diberitahu saat sampai, jadinya kebablasan sampai Sukoharjo, padahal saya juga tidak tidur, hanya merem saja, ternyata masih bisa kebablasan juga ya ha ha, Pandangan luar pun pagi itu juga tertutup embun AC.)
Mencari Angkutan Umum ke Solo pagi hari masih sulit
Jam 3 pagi dari Sukoharjo menuju Solo masih belum terpantau ada angkutan umum yang lewat, angkutan umum yang terpantau hanya bus-bus AKAP arah selatan saja, dari Solo ke arah Wonogiri saja, terpantau juga bus Sumber Selamat Sugeng Rahayu yang juga lewat, tapi lagi-lagi arahnya menuju Wonogiri. Tidak ada satupun angkutan yang menuju arah Solo, Pesan Gojek pun juga ternyata belum ada yang mulai beroperasi di jam 03 pagi,
namun tidak seperti angkutan umum, pedagang pasar dan ojek ternyata sudah bergeliat pagi itu.
04:00 WIB Baru Ada Gojek
Akhirnya, setelah beberapa kali gagal pesan, dan setelah menunggu 1 jam, ada satu gojek yang mengambil pesanan saya dan bisa mengantar saya ke Terminal Tirtonadi yang berjarak kurang lebih 16 kilometer. Biaya Gojek Rp.28.000,- itu sudah dipotong Rp.15000,-, dari ongkos asli Rp.40.000 an.
04:30
Sampai di Terminal Tirtonadi, menuju pintu barat, ternyata kondisinya terlihat sudah mulai kumuh.
di ruang tunggu pintu barat, terpantau pintu sudah tidak terawat, berbeda sekali dengan dulu ya, saat baru dibuka, masih ber AC, masih ada petugas kebersihan, saat ini seperti sudah tidak terpakai.
jadi kemungkinan besar saat ini, ruang tunggu penumpang arah barat, geser ke selatan, tidak disini lagi.
Terpantau Bus AC Lux Safari Solo Semarang diberangkatkan pukul 04:30 WIB pagi.
Sembodo S 905
fasilitasnya apa saja?
AC
Toilet
Bantal Selimut
Tanpa Leg rest
footrest model meja
Colokan USB
Meja makan
Seat 26
Ruang Rokok
Kopi dan air panas
Snack berupa Roti, akua mini, dan permen
Makan 1 kali
Sudah air suspensi
Kelebihan
++ suah suspensi udara
++ pembawaan sopir tidak terlalu kencang
+ menu makananya enak
+ kualitas selimut beludru bagus karena efektif menghalau dinginnya AC
+ setelah AC pas, tidak terlalu dingin
kekurangan
- non reclining seat, jika kursinya bisa reclining seat pun akan dilarang kru, karena dianggap mengganggu belakang
- jika akan turun, harus memantau sendiri sampai mana, karena tidak akan dibangunkan jika sampai tujuan.
- masih terlihat minyak di piring makanan
- bantal menurut saya tidak terlalu dibutuhkan
terima kasih segenap kru angkutan umum dan para pembaca sekalian
1https://myspacenote.blogspot.com/2023/10/gagal-naik-sant-gold-akhirnya-naik-bus.html