Kali ini saya akan mereviu perjalanan darat menggunakan bus Tami Jaya kelas Sleeper yang dilakukan pada Bulan September 2022, dimana tarif yang berlaku ini adalah tarif setelah kenaikan harga BBM. Bagaimana kisahnya, silahkan lanjut membaca trip report di bawah ini.
Pencarian agen
Pencarian nomor agen langsung saya cari via youtube, tidak mencoba mencari situs resmi Tami Jaya di google, karena saya sudah pesimis, berdasarkan
pengalaman ini dan
pengalaman yang ini, dirasakan jarang bus yang membuat semacam situs resmi yang mencantumkan informasi agen, jika dicari di grup mania facebook pun bisa jadi ada, bisa jadi tidak ada, jika ada pun belum tentu nomor telepon yang update. Saya pun mencari trip report salah satu youtuber dan ternyata menemukan nomornya, 082146559008 dari deskripsi youtubenya.
Namun belakangan saya iseng mencari Tami Jaya di google, ternyata sudah ada situs resmi yang beralamat di tamijaya-utama dot com, dan disitu sudah tertera nomor agen yang cukup lengkap, namun nomor yang dari youtube ini tidak tercantum di situs tersebut. Mungkin situsnya tidak diupdate, atau bisa saja ini adalah nomor agen yang lain.
Di dalam situs tersebut terlihat telah ada niat dari PO Tami Jaya untuk menggelar tiket online namun masih dalam tahap pengembangan/masih proses pembuatan. Semoga saja bisa segera terealisasi ya untuk menggaet generasi milenial yang cenderung dekat dengan telepon pintar.
Pemesanan tiket
Pemesanan tiket saya lakukan seminggu sebelum keberangkatan, dan ternyata baru terisi 50% dari total seat, seperti yang terlihat pada gambar yang dikirim dari agen berikut.
pertama kali melihat denah bus sleeper memang cukup menarik perhatian, karena denahnya tidak seperti denah bus-bus pada umumnya yang biasanya satu baris itu berderet urut dari kiri ke kanan 1ABCD, kali ini kodenya tetap 1 A B C D namun ternyata A dan C untuk sleeper bagian atas. bagi yang pertama kali pesan memang diharuskan membaca juga keterangan denahnya, atau menanyakannya kepada agen, saya pun sampai dikirimi denah yang lebih jelas oleh agennya.
saya pun memilih kursi bagian bawah karena kebanyakan juga pada milih bagian bawah, saya penasaran kenapa ya? mungkin karena di atas dirasakan lebih limbung daripada kursi bagian bawah karena lebih dekat dengan center of gravity kendaraan, atau mungkin jika sleeper bagian atas harus memanjat-manjat. Entahlah saya coba bagian bawah saja.
Harga tiket saat itu Rp.600.000,- naik dari sebelumnya Rp.550.000 untuk jurusan Denpasar Yogyakarta/Solo, karena kenaikan
harga BBM
Ini adalah copasan autoreply wa dari agen yang berisi keberangkatan bus yang ternyata ada tiga kelas yang disediakan, mulai dari kelas eksekutif, eksekutif 1 1 1, dan kelas sleeper(tarif sebelum berubah):
#RESERVASI TIKET..!! SEBELUM BERANGKAT..!!#
11:30 wita GRS DPS
12:30 wita TERM MENGWI
Nama :
Tggl pemberangkatan:
Start dari :
NO SEAT :
Claas :
Nope:
Payment Transvers
======================
DPS JOG
10:00 WIB GRS JOG
11:45 WIB TERM GIWANGAN
#SUITES CLAAS 550.000
SETIAP HARI
#EXECUTIVE CLAAS 325.000
SETIAP HARI
======================
JOG DPS
@SUITES CLASS
SETIAP HARI
@EXECUTIVE
SETIAP HARI
=======================
Reservasi Seat🤳🏿😍🚎📲Tami Jaya AYU ADVENT
#RESERVASI TIKET SEBELUM BERANGKAT..!!#
Nama :
Hari Tggl :
Jumlah Seat :
Dari (start) :
Ke :
Claas :
Pembayaran TF/ON THE SPOTS
DPS JOGJA
SUITES CLAAS 550000
SETIAP HARI
EXECUTIVE 325.000
SETIAP HARI
======================
JOG DPS (SUITES CLASS)
SETIAP HARI
EXECUTIVE CLAAS 111 325.000
SETIAP HARI
RESERVASI 🤳🚌❤️🚐📲😇Salam Sehat Ayu Advent
Pembayaran tiket
Pembayaran ternyata bisa melalui transfer Bank BCA, BNI, dan BRI,
yang menarik disini pembayaran disini ternyata sudah nyambung langsung dengan HP Agen, jadi begitu saya berhasil transfer, begitu selesai bayar, saya konfirmasi ke agen, dan kemudian tiketnya dikirim melalui WA. cukup simpel. Saya pun tertarik melihat screenshot tiket yang dikirimkan dari agen, dimana disitu ada tulisan ibos dot id, yang setelah saya cari adalah semacam jasa pihak ketiga berupa sistem tiket online dimana di situs resminya mengklaim bisa mencegah doubel seat, mengirimkan posisi bus berdasarkan gps photo. Entah yang gps ini apa maksudnya ya, apakah aplikasinya mengambil data dari foto kemudian dikirimkan atau bagaimana, yang jelas tentu memberikan posisi kendaraan.
Hari H Keberangkatan
Sekitar jam 11.50 WITA agen menghubungi saya mengkonfirmasi sampai mana karena sudah ditunggu, saat itu saya memang masih di jalan sengaja saya paskan sampai garasi sampai jam 12 WITA, waktu itu saya mengira kumpul jam 12 WITA jadi masih santai-santai, saat itu memang saya salah ingat kumpul harusnya jam 11.30 WITA. Saya pun tiba di Garasi Buluh Indah sekitar jam 12.00 WITA, ternyata masih ada 2 oarng yang juga belum datang, alhasil kami harus menunggu sejenak. Saat itu bus yang terparkir tinggal Sleeper saja, bus Eksekutif ternyata sudah duluan berangkat. Selesai konfirmasi ke petugas, sayapun langsung menuju ke atas bus sleeper.
Reviu Bus
Bus menggunakan mesin Hino RN 285 Air Suspension berbody Legacy SR 2 dari karoseri Laksana Ungaran Jawa Tengah, bus ini memiliki kode S01 dengan plat AB7403AS. Kondisi bus terlihat kinclong karena memang biasanya sebelum berangkat dicuci terlebih dahulu.
Interior
Untuk bagian interior juga cukup bersih habis dicuci, di bagian lorong ada penutup lantai dari karet yang juga cukup bersih, mungkin saja ini tadi juga habis dicuci, disini sandal ternyata tidak perlu dicopot, Sandal/sepatu dicopot saat masuk kabin sleeper masing-masing saja. saat itu kondisi cuaca cerah, jadi memang tidak masalah jika sandal tidak dicopot.
Kondisi sleeper
Gambar banner sleeper (harga sudah berubah)
Seperti yang tampak pada gambar di atas, untuk posisi duduk sleeper menggunakan formasi atas dan bawah, posisi sleeper paling depan bagian bawah terlihat tertutup body bus, sehingga jika kalian berada di sana, kalian tidak akan mendapatkan jendela yang lebar.
Masing-masing kabin sleeper kalian akan mendapatkan satu avod layar kecil di bagian depan, di bagian avod tv ini ada colokan USB, dan colokan kabel audio, entah ini colokan USBnya berfungsi atau tidak karena saya tidak mencobanya. Sedangkan colokan audio ini tentunya dapat kalian gunakan untuk mendengarkan audio, selain itu ada juga tombol kecerahan layar dan tombol volume. Saya pun mencoba menu menu di dalamnya yang terdiri dari audo, video, music, siapa tahu sudah diisi dengan film-film, Namun ternyata di dalamnya masih kosong, tidak ada lagu, film di dalamnya, jadinya avod ini hanya sebagai pajangan saja. Menurut saya jikapun tidak ada film karena daripada harus bayar royalti, avod ini disambungkan saja dengan CCTV kamera bus bagian depan front cam agar kita bisa tetap menikmati perjalanan, mungkin menjadi salah satu inovasi baru ya. Mungkin dari pembaca ada yang mengetahui dengan pasti cara menggunakannya, apakah dengan menggunakan bluotooth, saya sendiri kurang tertarik karena itu tadi berada di dalam kapsul sleeper ditambah dengan goncangan bus akan cukup pusing bila harus melakukan troubleshooting semacam itu.
Saat masuk kabin sleeper ini kita sudah disuguhkan sajian snack ringan yang sudah disiapkan dari awal di garasi. Kali ini snaknya terdiri dari akua 600ml, pop mie ukuran jumbo, dan wafer tango. Usut punya usut ternyata pop mie ini dapat kita gunakan untuk menambah menu makan siang kita yang saat itu juga tepat jam 12 an WITA. Hanya saja kita membutuhkan air panas untuk menikmatinya. Untung saat itu sudah disediakan air panas melalui dispenser yang diletakkan di bagian belakang bus, depan pintu toilet.
Selain snack tadi kita juga sudah disediakan kopi yang teerletak di atas dispenser. Saya sendiri kurang tertarik dengan kopi karena alasan kesehatan.
Beralih di bagian interior kabin sleeper bagian atas, kita sudah disediakan blower AC, meskipun sleeper bawah juga tetap mendapatkan blower AC.
Yang menarik disini adalah adanya tombol stop yang lebih banyak dibutuhkan pada bus kota.
AC di dalam bus cukup dingin saya sarankan anda melengkapi diri dengan syal penutup kepala untuk berjaga-jaga di malam hari dari hembusan AC, karena ternyata AC juga berhembus melalui lubang audio tepat di atas kepala kita, meskipun tidak terlalu besar hembusannya, namun cukup membuat bagian atas kepala terlalu dingin di malam hari.
Menginjak bagian kursi, ada sabuk pengaman yang entah masih berfungsi atau tidak karena saya tidak mencobanya, juga posisi sandaran punggung bisa direbahkan sampai 130 derajat seperti yang terlihat pada gambar banner di atas.
Selanjutnya kita lanjut perjalanan
12.10 WITA
start dari Garasi, bus mulai meninggalkan garasi, karena posisi ada di dalam kabin sleeper, saya pun tidak dapat memperhatikan dengan jelas arah bus ini, apakah ke timur atau ke barat, karena saat mencoba mengamati ke luar, ternyata malah membuat kepala pusing dan mual. Mungkin saja saya yang kepo pemandangan luar tidak cocok dengan kabin sleeper yang tidak bisa melihat depan ini ya. Sebagai informasi ini adalah pertama kali saya naik sleeper, ternyata rasanya tidak seperti yang digambarkan orang-orang.
Sepanjang perjalanan menuju Terminal Mengwi yang berjarak setengah jam, saya memerintahkan diri saya sendiri untuk tidak melihat pemandangan luar, mau lihat atau membaca HP juga malah tambah pusing, saya pun menahan diri agar tidak mabok dengan berbaring dan memejamkan mata sampai di terminal.
12.45 WITA s.d. 13.20 WITA
Akhirnya bus sampai di Terminal Mengwi, saya pun merasa sedikit lega karena sebentar lagi bisa turun sejenak agar pusingnya hilang. Saya turun dulu untuk ke belakang dan Sholat Zuhur dan Ashar yang saya jamak. Menurut informasi kru, bus akan berangkat begitu penumpang sudah datang, alhasil saya cepatkan Sholat dan ke belakangnya. Mushola terletak di dalam terminal dengan berjalan kaki sejauhkurang lebih 50 meteran.
Selesai Sholat saya kembali menuju tempat parkir bus, rasa pusing sudah cukup berkurang.
Ternyata bus masih ngetem lama bahkan sampai 35 menitan. Beberapa penumpang memanfaatkan momen ini untuk turun membeli jajan di dalam terminal.
Selesai penumpang datang, bus melanjutkan perjalanan, kali ini saya putuskan untuk memejamkan mata saja meskipun saat itu belum ada rasa ngantuk sama sekali. Sesekali saya mengintip dari lorong kondisi lalu lintas di depan, Bus ini berjalan cukup kencang dan bergoyang ke kanan dan kiri, namun bagi penumpang yang tidur hal itu tidak akan terasa karena efek suspensi udara yang membuat yang aslinya kencang terasa pelan.
15.50 WITA
Bus memasuki pelabuhan Gilimanuk, tidak ada pengecekan rapid rapid yang cukup merepotkan disini, bus langsung menuju area pelabuhan, disini bus berhenti dulu di parkiran, lalu kernet bertanya dengan penjual asongan makanan dimana kapal yang sudah siap, dan ternyata diinfokan kapal yang siap adalah kapal di dermaga 3, langsung bus melanjutkan menuju dermaga 3.
Ternyata di Dermaga 3 ini belum ada kendaraan yang masuk feri, bus saya adalah bus pertama, bus masuk dan langsung diarahkan petugas menempati posisi parkir paling depan, kapal Feri pintunya ada dua sisi, sehingga kendaraan yang masuk duluan bisa keluar duluan, alias menggunakan sistem FIFO First In First Out, hal ini berbeda jika naik kapal Roro, pintunya cuman satu, masuk kapal harus mundur, dan yang masuk kapal belakangan akan mendapatkan bonus keluar dari kapal duluan.
di dalam Kapal Feri saya langsung disambut berbagai macam pedagang asongan seperti pedagang makanan, tahu, kacamata, semangat sekali mereka menawarkan dagangannya, sampai di atas saya juga disambut atraksi anak-anak yang loncat dari kapal dengan imbalan uang yang dilempar ke laut.
saat itu bus besar yang masuk kapal feri cuman 1 saja, yaitu bus saya Tami Jaya, selain itu berupa kendaraan lain seperti mobil pribadi, mobil bak, serta motor.
Kondisi kapal feri sendiri terlihat cukup berumur, namun mesinnya masih dipercaya menyeberangkan berbagai macam kendaraan. Fasilitas di dalam kapal feri cukup standard, kapal Feri ini terdiri dari 3 lantai, lantai adalah ruang tunggu penumpang, lengkap dengan cafe dan toilet, juga ada mushola disitu. Lantai 3 sekedar tempat yang bisa kita gunakan untuk melihat-lihat pemandangan sekitar ataupun berfoto.
16.15 WITA
Kapal Berangkat, cuaca cukup cerah, dan laut cukup tenang, perjalanan memakan waktu kurang lebih setengah jam, namun ada tambahan setengah jam lagi karena antri berlabuh di Ketapang.
Setelah bus merapat di Pelabuhan Ketapang, penumpang bersiap naik ke dalam bus kembali. Cukup was-was juga ketika kembali ke dalam kabin sleeper, semoga saja tidak mabuk lagi.
17.10 WITA/16.10 WIB
Bus keluar dari Kapal selanjutnya keluar pelabuhan, menyusuri jalur pantura, melalui hutan alas baluran yang mulus jalannya, bus berjalan kurang lebih 2 jam 15 menit menuju Rumah Makan Bali II.
19.25 s.d. 20.00 WIB
Sampai di rumah makan untuk istirahat, disini ternyata juga bareng dengan beberapa bus pariwisata, entah dari mana, dan bareng juga dengan bus Setiawan Kediri Denpasar.
Disini saya sempatkan untuk Sholat, buang air besar dan dilanjutkan makan malam,
Menu makan malam saat itu cukup lengkap ada sayur, ikan, lauk, kentang goreng, dan buah semangka, untuk rasanya menurut saya enak dan pas. Rasa sayurnya tidak terlalu asin namun juga tidak terlalu hambar, selain itu ada pula kentang goreng balado.
selesai makan, saya sempatkan memfoto bus, saya menggunakan kamera samsung A20, dengan hasil seperti gambar paling atas. Perlu sedikit waktu untuk mengepaskan posisi bus pas di tengah ya, agar jarak spasi kiri, kanan, atas, dan bawah sama.
Selesai makan, penumpang dipanggil speaker untuk bersiap naik ke dalam bus, kru kemudian mengecek jumlah penumpang, setelah lengkap bus melanjutkan perjalanan, saya pun memilih untuk langsung memakai outfit tidur yaitu penutup kepala agar terhindar dari dinginnya AC. Namun karena ngga boleh tidur setelah makan, saya sempatkan melihat-lihat HP, namun apa daya tindakan ini ditambah tidak adanya pandangan ke depan malah mengundang rasa mual, akhirnya saya paksakan saja tidur meskipun seharusnya habis makan tidak bagus jika langsung tidur. Mau gimana lagi, karena terpaksa.
Disini saya melihat kernet tidur dengan posisi duduk di gang, posisi punggung nyender dilapisi bantal, posisi yang tidak cukup nyenyak istirahat menurut saya. seharusnya kru juga ada tempat khusus untuk istirahat karena menyangkut kesehatan dan berbahaya jika tidak bisa nyenyak alias begadang.
Bus berjalan kencang, entah masuk pintu tol mana saya sendiri saat itu tertidur, yang saya ingat begitu melewati jalan tol, rasa mual bisa hilang.
01.20 WIB
Bus ternyata keluar dari tol Sragen, menurunkan beberapa penumpang, selanjutnya melalui jalan Sragen Solo yang sudah dilebarkan menjadi empat lajur. Perjalanan menuju Tirtonadi ditempuh selama kurang lebih 30 menit dari gerbang tol tadi, cukup singkat karena lalu lintas masih sepi.
01.55 WIB
Akhirnya bus sampai di Terminal Tirtonadi menurunkan beberapa penumpang. Bus tidak masuk Terminal, hanya menurunkan di depan pintu keluar barat. Disini penumpang dapat nyambung bus-bus yang ke arah Semarang yang tersedia setiap jam. Wakktu itu yang standby disitu adalah Eka Cepat Semarangan yang mengisi keberangkatan jam 02.00 WIB pagi, setelah Eka ini akan diisi oleh Taruna atau Royal Safari tepat jam 3 pagi.
Kesimpulan:
+Pemesanan tiket mudah
+Sudah air suspensi
+Bus cepat
-Tidak ada pemandangan dari depan