Tak Kurang dari tiga puluh menit mobil biru melaju membelah dengan cahayanya di tengah gelapnya malam, lampu penerangan yang kadang hidup kadang mati tak terlalu menghambatnya, karena memang dia sudah hapal jalan tersebut, dia tau posisi lubang jalan di setiap titiknya, dia tau dimana separator yang tidak keliatan di malam hari itu biasa diletakkan, 80 100 80 60 80 100 80 dan seterusnya, menembus gelapnya malam, membelah jalan yang berliku dan sepi.
tampaknya sepasang mata mulai terpejam dengan sesekali tubuhnya terdorong ke kiri dan kanan mengikuti irama jalan, namun hal itu tak dihiraukannya karena mungkin saja dia memang sudah terlalu, atau mungkin juga dia memang memilih sambil selalu berdoa di sepanjang perjalanan.
kaki kanan mentok sampai dasar, tapi si biru tetap seperti tak menambah lajunya, kuperhatikan terus menerus jarum kecil sebelah kiri yang hampir sejajar dengan garis, paling bawah, ah cepet banget turunnya? maklum memang terkenal dengan keborosannya. Perhitunganku dengan sisa yang ada cukup untuk kembali kemudian berangkat menuju tempat pengisian.
Selamat malam bintang-bintang, semoga cerahnya malam ini juga secerah hatiku esok pagi.
kaki kanan mentok sampai dasar, tapi si biru tetap seperti tak menambah lajunya, kuperhatikan terus menerus jarum kecil sebelah kiri yang hampir sejajar dengan garis, paling bawah, ah cepet banget turunnya? maklum memang terkenal dengan keborosannya. Perhitunganku dengan sisa yang ada cukup untuk kembali kemudian berangkat menuju tempat pengisian.
Selamat malam bintang-bintang, semoga cerahnya malam ini juga secerah hatiku esok pagi.
0 comments :
Post a Comment
mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]