Sekarang muncul berbagai macam produk kawe, asli tapi palsu dengan kualitas yang menyerupai aslinya, namun ternyata tidak semua produk palsu kw tersebut bisa kita pakai, contohnya pada produk komponen kendaraan kerena menyangkut keselamatan, apalagi ban. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman memakai ban dalam palsu.
Pertama kali memakai ban dalam,
yak betul, sudah lama sekali saya tidak memakai ban dalam di motor saya, karena selama ini saya memakai ban tubeless untuk perjalanan jarak jauh. Nah karena tidak ada lagi rencana perjalanan jarak jauh, serta kondisi jalan sehari-hari lebih banyak menemui jalan rusak dan polisi tidur, jadinya ban motor saya ganti menggunakan ban dalam agar lebih pas. Jika tetap memakai ban tubeless, tidak akan cocok karena terasa keras, ban tubeless memang didesain lebih keras.
Perjalanan dari Cawang menuju Tanjung Priok
sesampai di fly over Cempaka Cempaka Mas, posisi menuruni fly over tiba-tiba ban belakang terdengar sesuatu, namun tidak keras seperti ban meletus, saya kira hanya kerikil yang terlindas kemudian terlempar menimbulkan bunyi. Laju motor tetap stabil, ban belum terasa kempes, sampai bawah saya minggir berhenti sejenak mencoba mengecek, eh ternyata ban belakang sudah posisi kempes, dan hampir habis, mlenent, istilah bahasa Jawanya.
Mencoba bertanya satpam di depan Astra, Ada tambal ban, namun di seberang jalan, dan harus memutar jauh mencari putar arah/u turn, namun Alhamdulilah, ternyata ada yang lebih dekat, tepatnya di jalan samping Sungai Sunter, akhirnya saya
Selesai dibongkar ternyata ada kebocoran memanjang sekitar 0,5 cm, dan harus ganti ban dalam, jadinya saya ngikut saja, penyebab tidak bisa ditambal, tidak dijelaskan.
Kemudian dia mengambil ban dalam baru, dalam sebuah kemasan kardus berwarna biru, merk tidak teridentifikasi karena saya juga tidak terlalu memperhatikan, kemudian mulai mencopot ban untuk mengganti ban dalam, Selesai diganti kemudian membayar ongkos seluruhnya saat itu Rp.60.000,-.
Beberapa hari kemudian
Laju motor seperti ngempos, tidak bertenaga, mungkin ban kempes yang menyebabkan laju motor menjadi berat, benar saja setelah saya pompa ban depan dan belakang, laju motor kembali bertenaga, digas sedikit terasa tenaganya, eh, selang sehari dua hari, tenaga motor kembali ngempos, dicek di bagian ban, ternyata kempes lagi, kesimpulan sementara ban belakang bocor alus, padahal baru saja ganti, harus dibawa ke tukang tambal ban lagi, aneh juga ya.
Akhirnya dibawa lagi ke tambal ban langganan
Tukang tambal ban membuka ban, setelah dibuka jreng... langsung beliau bilang ke saya bahwa ban dalam palsu, dikatakan karetnya lebih seperti balon udara mainan, namun dengan lebih tebal.
Kaget juga mendengarnya, karena mengapa komponen vital seperti ini bisa ada yang membuat tiruan namun dengan kualitas yang lebih buruk ya, apakah ini merk Ch*na? atau dari pabrik dalam negeri ya? Jika dari Ch*na, belinya dimana? apakah tidak ada SNI? mungkin saja memang tidak ada SNI, karena biasanya persyaratan tersebut dianggap mengganggu kelancaran arus barang di pelabuhan, demi menarik investor luar negeri.
Ciri ciri ban dalam palsu
fisik ban setelah saya raba terasa lebih kenyal, jika ditarik sedikit terasa lebih mudah melar dibandingkan ban asli.
dan ciri kedua yang sudah dirasakan yaitu gampang sekali kempes/bocor alus, sekarang dipompa, besoknya sudah kempes lagi.
Akhirnya diganti lagi dengan ban dalam yang asli, ongkos penggantian Rp.60.000,-, sedangkan ongkos tambal biasa saat ini terpantau Rp.15.000,- sampai Rp.20.000,-
0 comments :
Post a Comment
mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]