Gunung Mulia Mercedez Benz Jakarta Solo
Sekitar jam setengah 6 sore memasuki Pulo Gebang, pemberitahuan dari agen, bahwa lokasi tiketnya pindah ke selatan, saya cari malah menemukan agen Gunung Mulia Pulogadung,
Tempat ini masih ditemui calo-calo yang bertanya kemana dan naik apa, karena sudah pesan jadi saya dengan tenang menjawabnya. Pada masa pandemi seperti ini, berada di tempat yang ramai dan tertutup ini memang membuat saya berpikir ulang dan berharap semoga aman-aman saja. Setelah mendapatkan tiket yang sekarang bukan model sampul lagi, saya bergegas ke atas menuju area tunggu penumpang, saya menunggu di luar agar tidak terlalu lama di dalam ruangan alias mencari udara segar.
Beberapa Bus sudah terparkir disitu, ternyata jam segini masih ada Sudiro Tungga Jaya Jurusan Wonogiri dan Wonosobo, selain itu juga Haryanto tujuan solo sedang mulai berangkat. Tak lupa seperti suasana Rawamangun kalau sore yaitu kumpulan bus-bus Muriaan yang siap-siap berangkat. Memang Terminal Pulogebang ini dapat dikatakan gabungan Terminal Rawamangun dan Terminal Pulogadung, agen-agen busnya pun ada yang terlihat double agen disitu, menandakan kebijakan pembuatan terminal ini tidak dibarengi dengan detail pemecahan masalah agen yang ganda itu tadi. Seharusnya Terminal Rawamangun yang terlanjur dibangun dengan dana yang tidak sedikit itu tetap dipakai sebagai terminal AKAP.
Salah satu bus yang standby siap diberangkatkan PO Tiara Mas
19.00 WIB Berangkat dari Terminal Pulogebang, lebih lambat dari jadwal yang aslinya 18.30
19.45 WIB Masuk agen Karawanag Barat
Tumben-tumbenan Masuk Agen, biasanya langsung bablas rumah makan, karena memang berangkat dari Pulo Gebang belum penuh.
20.25 WIB Melewati gerbang tol Cikampek
20.50 WIB keluar Tol Subang menuju Rumah Makan
22.00 WIB masuk rumah makan Subang untuk service makan
di Rumah Makan ini sudah terparkir Bus Nusantara Rombongan PJKA, dan juga ada PO Raya yang sebagian besar sudah memakai topi dengan chasis Legacy SR2
20.30 WIB berangkat dari rumah makan, sebelum berangkat, dilakukan cek tiket oleh kru di Rumah Makan, memang kalau gunung mulia ini adalah salah satu PO yang masih mengikuti protokol seperti ini,
berbeda dengan PO yang lain, misalnya PO Haryanto, Sinar Jaya, Laju Prima, Gunung Harta dicek dengan jumlahnya saja.
Perjalanan dilanjutkan dengan memasuki Tol Subang, Untuk speed dipatok maksimal 100 kmh di speedometer, jadi terasa pelan sekali sehingga memang lebih nyaman buat bobo saja.
saat itu bus masih memakai selimut, meskipun rekomendasi kesehatan protokol covid untuk meniadakan selimut, karena saya pikir ini pastilah sudah dicuci sebelumnya, akhirnya saya pakai saja selimutnya, toh untuk bagian muka sudah memakai masker.
karena bagian kulit muka ini menjadi salah satu pintu masuk virus corona, yang penting jangan sering2 sentuh muka saat berada di luar seperti ini.
01.30 Nyampe Rumah Makan weleri
Berbeda dari SOP Gunung Mulia dahulu, kali ini disini hanya melakukan kontrol saja, penumpang tidak turun, jika dulu saat masih belum ada tol, biasanya nyampai sini sekitar jam 5 jam 6 pagi, sekarang jam setengah 1 malam sudah sampai.
Setelah jalan, saya pilih tidur lagi
03.00 Ternyata sudah sampai di Terminal Tingkir Salatiga
0 comments :
Post a Comment
mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]