Berikut ini adalah reviu perjalanan darat menggunakan bus PO Gunung Harta Jurusan Kediri Denpasar
Alternatif perjalanan
Pesawat
Sebenarnya bisa naik pesawat namun harus menuju ke Surabaya dahulu, Perjalanan ke Surabaya jika melalui tol kurang lebih 3 jaman, naik PO Bagong atau PO Harapan Jaya, untuk kondisi H + 3 Minggu lebaran kondisi penumpang dari Kediri tidak terlalu penuh, terlihat masih banyak kursi kosong dari Terminal ini menuju Surabaya. Setelah turun terminal Bungurasih, bisa naik Damri yang berangkat setiap setengah jam sekali ke Bandara Juanda. Perjalanan Damri ke Juanda kurang lebih 30 menit. Lalu masuk terminal, cek in dan segala macam, penerbangan kurang lebih 30 menit turun di Bandara Ngurah Rai.
Naik PO M Trans
Opsi ini akan saya ambil Kapan-kapan saja, untuk M Trans ini nanti akan melalui Malang, lama perjalanan masih belum diketahui.
Naik Setiawan
Masih belum jelas apakah bisa sampai Denpasar apa hanya sampai Mengwi saja
Naik PO Gunung Harta
Akhirnya opsi ini saya ambil karena jam berangkatnya yang paling sore dibandingkan PO yang lain.
Pesan Tiket
Pesan tiket melalui wa dan akhirnya mendapat kursi depan, pemesanan cukup simple hanya dengan WA agen, langsung dapat kursi, pembayaran bisa melalui transfer atau membayar saat berada di atas bus. Harta Tiket Kediri Denpasar saat itu Rp.250.000,-
Keberangkatan
13.20 WIB start tamanan
Untuk lokasi keberangkatan bus ini cukup unik, karena bisa menunggu dimana saja asalkan dilewati bus dan berkoordinasi saat membeli tiket, misalnya saat saya bilang naik di dekat ini, maka kita bisa menunggu di titik tersebut, tanpa harus ke agen atau terminal. Jangan lupa juga untuk menanyakan agennya nomor bus dan warnanya agar bisa kita hadang saat lewat. Bus yang saya naiki ini adalah Bus Gunung Harta Merah DK 7170, Tertulis di tiket siap jam 13.00 WIB, bus datang jam 1.20 WIB. ternyata bus tidak berhenti di depan seperti biasanya, malah bus langsung nyelonong di tempat pemberangkatan, saya pun harus berjalan kaki menuju kesana, di shelter keberangkatan Terminal Tamanan ini bus sempat disidak dishub terkait kelengkapan dan keadaan instrumen bus, seperti ngetes dim, lampu besar, sein kiri, sen kanan, klakson, tapi tidak sampai ngetes kekuatan rem, karena ini juga bukan uji kir. Setelah lolos tes dishub, bus pun melanjutkan perjalanan keluar Terminal Tamanan Kediri.
Fasilitas
Bus menggunakan mesin Mercedez Benz transmisi manual dengan mesin kalau tidak 1525 1626, entah yang mana,dengan suspensi udara/air suspension, untuk cat masih ok seperti tampak pada gambar,
fasilitasnya terdiri dari bagasi di bawah,
pendingin AC,
lampu baca,
tidak ada colokan USB,
untuk fasilitas yang di kursi seperti bus bus pada umumnya seperti
reclining seat, cuman kalau pengen rebahan hanya pas jalan saja, kalau sampai tujuan atau mau berhenti di rumah makan, harus diangkat lagi karena menghalangi penumpang bagian belakang, hal-hal kecil yang harusnya diumumkan melalui rekaman suara di dalam bus,
kemudian ada arm rest,
ada juga leg rest,
selimut, serta yang paling unik adalah
bantal leher sebagai pengganti bantal kotak, yang sebenarnya kalau bagi saya tidak terpakai sama sekali, karena malah bikin kurang nyaman, tapi mungkin berbeda dengan penumpang lain,
fasilitas yang juga kurang yaitu pijakan kaki karena cukup pegal juga duduk hanya mengandalkan pantat sebagai tumpuan, perlu adanya pijakan kaki di depan, seperti pada PO Sumber Alam atau Rosalia Indah.
Di dalam bus ini juga tidak tersedia Mesin kopi, yang bagi saya juga tidak terlalu masalah karena memang jarang sekali bikin kopi atau bikin pop mie di dalam bus.
ada juga fasilitas snack berupa air mineral 300 ml, 2 roti dan 2 permen.
Serta dapat makan
Sepanjang kota Kediri bus ini berhenti berhenti di pinggir jalan menaikkan penumpang, karena memang titik penjemputannya lebih fleksibel seperti bumelan. Selain orang, bus ini juga menaikkan paket karena memang bagasinya mungkin masih muat, bus dipacu dengan santai mengingat membawa pula barang dalam bagsi ditambah lagi memakai suspensi udara.
14.10-14.25 WIB Braan
disini bus menunggu penumpang selama kurang lebih 15 menit, karena penumpangnya belum datang, selesai naik bus melanjutkan perjalanan menuju Jombang ke timur.
15.00 WIB terminal jombang
Masuk terminal sini, sempat bertemu dengan Haryanto Jombang Jakarta entah apa julukannya, di terminal ini juga menaikkan paket berkarung-karung.
16.00 sd 16.15 WIB ngepom Mojokerto
Ngepom juga cukup lama karena ternyata kru bus istirahat sejenak di warung depan Pom
Selesai ngepom, bus lanjut melakukan perjalanan, dengan sesekali berhenti untuk menaikkan paket karung. Bus ini dari Jombang langsung potong kompas menuju Gerbang Tol Kejapanan, melalui Mojoagung. jalur ini terlihat cukup ramai, sempat terlihat pula ada pengendara motor tanpa helm boncengan yang ditilang Pak Polisi.
16.25 WIB Masuk Gerbang Tol Kejapanan
17.40 sd 18.15 WIB Keluar pintu tol Bangli storimg 7019
Ternyata di dekat pintu tol ada Bus Gunung Harta 7019 yang lagi storing, alias mogok, sekitar setengah jam bus menghampiri bus tersebut, mungkin untuk membantu busnya, atau entah apa, selang beberapa saat dari belakang bus saya, datang bus Gunung Harta Surabaya Denpasar juga menghampiri. Satu orang penumpang dari Bus Surabaya pindah ke bus kami.
Setelah menunggu kurang lebih setengah jam bus melanjutkan perjalanan ke Denpasar, bus putar balik menuju pintu tol Bangli disusul GH Surabaya menguntit dari belakang.
Ada kejadian unik yang bagi kalian perlu sekali memperhatikan, saat masuk tol ternyata sensor tol salah membaca golongan kendaraan yang harusnya golongan 1, malah golongan 5, untung saja kernetnya memperhatikan hal tersebut dan belum sempat tap ini di gerbang, akhirnya sopir memencet klakson agar petugas tolnya datang, akhirnya setelah datang, golongan kendaraan bisa diubah, hal ini sempat menjadi pengalaman pahit beberapa sopir seperti diceritakan kernetnya, harusnya bus golongan 1, malah kena golongan 5 yang tentu bayanya 5 kali lebih mahal. padahal kalian tahu sendiri tol golongan 1 saja sudah mahal banget.
18.55 WIB kluar tol Probolinggo Timur
Bus keluar melalui Pintu Tol Probolinggo timur, tidak seperti bus-bus yang lain yang keluar melalui pintu tol Probolinggo Barat. Namun menurut saya ini adalah pilihan yang bisa dipilih karena tidak perlu melalui Kota Probolinggo yang penuh dengan lampu merah dan pengalihan jalur kendaraan berat. Meskipun juga jalur dari Pintu Tol Probolinggo Timur ini relatif lebih sempit daripada yang di barat, namun masih tetap dapat dilalui bus.
Masuk Probolinggi bus berjalan santai dengan sesekali menyalip truk besar yang berjalan sangat pelan, namun harus sabar menanti lawan arah sepi dahulu, Sepanjang perjalanan ini bus ini cukup santai jalannya mengingat suspensi udara harus lebih hati-hati membawanya ditambah bagasi yang cukup banyak. Sempat disalip Gunung Harta yang lain.
20.20 sd 21.30 WIB macet di paiton
sesampainya di Paiton, bus menyalip beberapa kendaraan, yang ternyata kendaraan yang disalpi terlihat mengular sampai jauh, bus pun sempat kembali ke jalan yang benar, kemudian goyang kanan lagi menyalip puluhan kendaraan, di depan bus ini terlihat pula bus pariwisata entah bus apa, kedua bus ini sama-sama akan kembali ke jalur kiri, namun berhenti sejenak menunggu kendaraan di kiri ada sela. saat menunggu ini tiba-tiba dari arah belakang bus digetok-getok orang yang marah-marah karena ternyata katanya tadi bokong kiri bus sempat menyenggol spion kanan honda jazz miliknya. Padahal kalau dari dalam bus tidak terasa ada senggolan dengan spion, suara pun juga tidak ada, memang karena kondisi kendaraan besar demikian ya,
Akhirnya bus dipinggirkan ke sisi kanan jalan, diikuti Honda Jazz, setelah kernet dan sopir turun memeriksanya, memang ada lecet di spion dan di body busnya, akhirnya diselesaikan saat itu juga dengan pembayaran ganti rugi oleh kru bus.
Selesai insiden tadi, bus masih menunggu lama di sisi kanan jalan, berangsur-angsur kemacetan mulai terurai dengan lewatnya beberapa kendaraan dari arah berlawanan.
Saya pun terlelap di dalam bus sampai bus bisa melanjutkan perjalanan, menurut info kru bus, ada truk membawa muatan sekam terguling, muatan yang dibawa cukup tinggi sehingga kemungkinan ambruk di jalan.
Macet disini sekitar 1 setengah jam. Saya terbangun setelah sampai di Rumah Makan
00.20 sd 00.55 WIB rumh mkn
Jam yang harusnya untuk tidur eh malah bangun untuk Makan Malam, jam yang kurang cocok untuk kesehatan manusia sebenarnya, tapi karena rasa lapar yang tadi hanya diganjal roti dan demi kesehatan lambung, maka saya turun untuk makan, serta posisi duduk saya yang di seat B, alias seat lorong memaksa saya untuk bangun memberi kesempatan penumpang sebelah saya lewat untuk turun, jadi tidak bisa tidak untuk tetap tidur di dalam bus.
Menu seperti biasanya ada nasi, ayam, sayur, minuman berupa teh atau ada juga air putih galon. sistem makan disini adalah prasmanan jadi bisa ambil sepuasnya,
Saat itu bus yang parkir berhenti istirahat hanya bus saya saja, jadi memang teman-temannya sudah jauh meninggalkan di depan, karena memang bus saya jalannya santai.
Selesai makan, saya sholat Mahrib dan Isya yang dijama di mushola Rumah Makan itu.
Kurang lebih setengah jam kemudian bus mulai melanjutkan perjalanan kembali, Perjalanan tinggal 1 jam an menuju pelabuhan Ketapang Banyuwangi. di Alas Baluran ini bus berjalan pelan sekali saat nanjak, dan langsung disalip Gunung Harta Malang Hijau Scania yang melahap tanjakan tersebut tanpa beban.
02.00 02.30 WIB nyebrang
Sampai di Pelabuhan, mata masih mengantuk, namun tidak bisa terlelap sekali karena saya masih sadar bus masuk pelabuhan, dan melihat jam di smartphone, Bus beruntung bisa masuk kapal dengan sistem LIFO, alias Last In First Out, jadi untuk masuk kapal itu, kendaraan berjalan mundur, jadi bus-bus yang tadi nyalip-nyalip sekarang posisinya malah di belakang, termasuk bus Gunung Harta Hijau Malang yang menyalip tadi malah posisinya di belakang.
Saat menyeberang ini beberapa penumpang turun untuk menghirup udara lautan di pagi hari, sebagian masih menikmati tidur di dalam bus seperti yang saya lakukan, sebenarnya untuk aturannya sendiri semua penumpang harus turun dari kendaraan, karena bisa saja, saat ada kejadian yang tidak diinginkan, posisi kapal yang terombang-ambing dapat menggeser kendaraan yang berakibat posisi pintu menjadi terkunci mepet dengan yang lain.
Sampai di Gilimanuk benar saja, bus yang saya naiki ini keluar paling pertama disusul bus-bus dan truk yang di belakang. Di Gilimanuk ini saat memasuki Pemeriksaan KTP, hanya kernetnya saja yang cekatan melaporkan ke petugasnya, jadi penumpang tetap nyaman istirahat di dalam bus karena memang jam biologis manusia saat itu harus istirahat.
Sekarang waktunya memakai WITA ya, jadi jamnya 1 jam lebih cepat. Namun untuk waktu sholatnya di bali ini adalah yang paling akhir dibandingkan daerah WITA yang lain karena di Bali ini adalah daerah WITA yang paling barat, jadinya malah seperti waktu WIB hanya telat setengah jam.
Ngepom di Gilimanuk
Seperti biasa, bus kemudian berhenti di pom langganannya di Gilimanuk untuk ngepom dan transit penumpang tujuan Singaraja.
Perjalanan sepanjang Gilimanuk, Jembrana sampai Denpasar tidak terlalu menemui banyak truk-truk, entah mungkin karena hari minggu atau mungkin memang bukan jam truk. di daerah Negara dimana jalurnya empat lajur, sempat disalip Tami Jaya yang terlihat cukup mosak masik, entah gimana rasanya penumpang di dalamnya ya mengingat jalurnya sendiri penuh dengan ci luk ba, jadi harus ada hafalan jalan dari pawang driver untuk bisa mosak masik seperti itu, atau mungkin bus saya yang terlalu pelan, tapi kalau menurut saya bus saya ini juga termasuk standard, atau mungkin efek topi jadi sebenarnya pelan, tapi sensasinya kencang.
Melahap jalur naik turun berkelok-kelok memang cukup membuat bus ini cenderung lebih membutuhkan effort dibandingkan saudaranya yang 2542, beberapa kali pawang sopir mematikan AC untuk menambah daya menaiki bukit atau saat menyalip truk.
07.00 WITA,
Sampai di Terminal Kediri, saya pun menuju parkiran agen gunung harta kediri untuk mengambil motor, karena enaknya agen Kediri ini ada penitipan motor dibelakangnya. Selain itu untuk keberangkatan dari Agen Kediri ini jamnya pas selesai Sholat Zuhur, di Bali Sholat Zuhur sekitar jam 12.15, sedangkan rata-rata bus sampai di Agen sini sekitar jam 1, jadi sangat pas, berbeda bila berangkat dari Agen Cokro yang jam berangkatnya bisa saja sama saat jam sholat zuhur jam 12 an. Untuk jarak agen Cokro dan Agen tabanan kediri adalah sekitar 30 menit saja.
0 comments :
Post a Comment
mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]