Perjalanan mudik menggunakan motor memang menjadi hal yang membuat orang terheran-heran, karena berbagai faktor yang mereka pikirkan, mulai dari faktor kelelahan, faktor keselamatan, faktor mesin, faktor dan anggapan kurang kerjaan karena ada mudik gratis dan lain sebagainya, memang hal itu wajar, apalagi bagi mereka yang tidak paham cara mengatasinya, atau mungkin sebenarnya bisa paham tapi malas untuk memahaminya. misalnya faktor kelelahan, tentu kalau perjalanan dilakukan terus menerus badan tidak akan kuat, namun jika menemukan caranya badan tidak akan terlalu capek, untuk faktor keselamatan, hal itu mungkin karena kurangnya jam terbang mereka, sehingga apa yang mereka tahu hanya sebatas apa yang ada di atas kertas, padahal apa yang ada di atas kertas itu tidak selalu menjadi pembenaran, misalnya kalian riding di jalan lalu di depan kalian ada yang berhenti mendadak, mungkin kalian akan emosi, tapi kalau kalian selalu siap, dan tidak emosi, akan sangat mendukung faktor keselamatan, dan juga yang jelas perjalanan mudik maupun balik adalah perjalanan yang cukup menyenangkan.
KM 0 Jam 05.05 selesai Sholat Subuh, cus berangkat dari tempat start
KILOMETER 27 05.35
Berhenti di Tutang isi Bensin 24 K entah ini pertamax apa pertalite saya lupa
habis isi bensin, selanjutnya isi perut dengan sarapan ala pokwe, alias njupuk dewe di rumah makan gading yang rasanya pantas untuk kalian coba, letaknya dari pom bensin terus menuju utara sekitar 1 km kiri jalan.
Selesai makan perjalanan dilanjutkan, di Bawen, ketemu motor plat AD dengan barang bawaan yang cukup banyak, entah ini mau menuju Jakarta atau ke Semarang saja atau kemana.
Jalur Bawen Ungaran tidak menemui kemacetan yang berarti.
Sampai semarang masih pagi, lewat bangjo sebelum jembatan goyang, karena terlalu lama, saya langsung belok kiri lalu putar balik, lalu belok kanan, hal ini menghemat waktu sekali daripada menunggu lampu merah yang lama.
Selanjutnya ketemu lampu merah Kalibanteng, kalo yang ini tidak bisa diakali dengan belok kiri dulu, karena jalan ke kiri ada pembatas jalannya, dan belum diketahui sejauh mana ada putaran balik, iya kalo deket, kalau jauh, ya sama saja.
Memasuki daerah Krapyak ke barat bertemu dengan pekerja yang kearah barat, jadi jalan cukup ramai disini, motor-motor berjalan bersamaan, tapi si supra 125 ini cukup mudah menyalipnya.
Lepas Mangkang, jalan mulai lebih sepi, hanya tinggal motor-motor luar kota yang melakukan perjalanan jauh, hal ini terlihat dari perlengkapan yang dibawa, mulai dari slayer, sarung tangan, tas yang besar. Kalau pas di kota tadi kan ketemunya motor dalam kota yang tidak melakukan perjalanan jauh, hal ini terlihat dari pakaian yang dikenakan, ada yang ga pakai sarung tangan, ga pakai jaket, dsb.
Kondisi jalur Krapyak sampai Mangkang ini cukup bagus, berbeda sekali dengan tahun lalu yang masih banyak lubang.
dari Mangkang sammpai alas roban bareng dengan pengendara plat AD juga motor gede, kalau jalur pas sepi, kenceng banget, namun pas macet kesalip lagi oleh saya karena tidak pinter cari jalan mana yang macet, pas memasuki alas roban kami berpisah, saya lewat jalur ringroad, sedangkan dia belok kanan masuk jalur lama yang berkelok kelok.
Jalur
KILOMETER 154 Jam 08.10 Berhenti istirahat dan isi bensin di Perbatasan Batang Pekalongan, isi Pertamax 23 K, selesai isi bensin, menuju Mushola untuk tepar sejenak, disitu ada juga yang jualan sarapan, mengais rejeki kepada para pengguna jalan yang singgah disitu, ada pom mie, nasi kucing, kopi, teh, dsb. Karena saya sudah makan jadi saya tidak membeli disitu. Tiba-tiba pas mau naik motor datang seseorang berbaju lusuh meminta uang parkir, 2000 kuberikan.
Selanjutnya perjalanan dilanjutkan, ternyata baru jalan sekitar 1 km, motor plat AD tadi menyalip dari belakang, ternyata dia juga istirahat di alas roban, akhirnya contoy otomatis pun terjadi, pas jalanan kosong si tiger melaju kencang di depan, tapi pas kena macet, berhasil disalip lagi begitu seterusnya sampai Pemalang, tiap lampu merah si tiger tidak memanfaatkan celak entah itu kanan atau kri, kalau saya memanfaatkan goyang kanan sehingga bisa berada paling depan, pas ijo pas jalan.
Terus gitu salip salipan dari Batang sampai Pemalang, hingga akhirnya pada saat memasuki Brebes, pas dia terganjel lampu merah, pas ijo saya pas di depan, akhirnya jalan memang padat, motor saya nyelap nyelip dengan aman, tapi si tiger ternyata ogah2an dan akhirnya tertinggal, tidak kelihatan sampai Cirebon.
Memasuki Cirebon sedikit was-was karena biasana perbatasan Cirebon ada cegatan, dulu pernah naruh tas di depan kena tilang, tas saya pakai di punggug biar tidak kena tilang. Ternyata sampai masuk Pleredpun tidak ada yang namanya cegatan, mungkin karena masih dalam masa lebaran, jadi cegatannya diliburkan.
Jalur Cirebon macet, bahkan motor harus lewat jalur pinggir.
KILOMETER 285, Jam 10.51 berhenti di Cirebon isi Pertamax 24 K
Dari Cirebon
KILOMETER 403 Jam 13.10 berhenti lama di Subang isi bensin Pertalit 16k, ternyata bensin masih penuh, ini gara-gara indikator digital yang sok modern tapi ngacau itu
KILOMETER 535 Jam 16.55 sampai di tujuan, di Jakarta Timur
0 comments :
Post a Comment
mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]