Saturday, July 13, 2013

Terminal Terboyo

Kali ini pengen mencoba naik bis dari Semarang menuju kampung di Boyolali, berangkat dari kos pukul tujuh malam. Setelah Sholat Isya, motor kukeluarkan dan mulai persiapan menuju terminal Terboyo, seperti biasa kupake helm, masker dan jaket, tapi kali ini ga pake sarung tangan karena jaraknya hanya 7 kilometer, deket menurutku.
Melewati jalan arteri Yos Sudarso Semarang, Jalur ini dilewati truk-truk maupun tronton dari dan menuju Demak. Memang ada bebarapa jalan yang bergelombang, namun masih aman motor melaju sampai 100 kmh, jack pot alias lubang yang dalam seingatku tidak kutemui, namun tetap harus hati-hati karena kadang penerangan di beberapa titik masih kurang. Sampai di pertigaan, belok ke kiri arah Terminal.

Sekitar lima menit sampailah saya di terboyo, pertama kali bingung mau nitipin motor dimana ya, dari tadi lewat kok ga nemu tulisan “Penitipian motor”, mau dititip di rumah sakit Islam Sultan Agung yang berada di deket depan gerbang jalan masuk terminal rasanya kejauhan, akhirnya motor nekat kubawa masuk terminal saja dengan maksud langsung bertanya disana. Sampai di dalam, ketemulah sama orang yang lagi nongkrong makan di warung. “mas sing saget nitip motor mriki pundi gih?” dia menjawab “mriko, nggon deretan kios kios niku.” “o nggeh matur nuwun” oalah berarti tadi saya kelewatan, padahal pas lewat ga liat tulisan “Penitipan Motor” atau sejenisnya. Ternyata tempatnya hanya parkir kecil dengan pelindung terpal yang terkesan seadanya agar tidak kena hujan, tapi tak apa-apalah daripada ga ada sama sekali.
Saya clingak-clinguk mencari tukang parkirnya, ternyata lagi duduk-duduk, saya tanya kalo parkir inap semalam disini biayanya 5000 rupiah, jadi saya bayar 10000 untuk dua malam, ck ck ck, ini termasuk mahal ga ya soalnya belum pernah kesini sih. karcisnya pun terkesan apa adanya berupa karcis parkir mobil dengan tulisan Rp2000 sekali parkir, padahal saya bawa motor lho hehe.
Selesai bayar, saya masuk terminal, di dalam terminal, bisa dibilang jumlah pedagang lebih sedikit daripada jumlah pengunjung, mungkin karena sudah malam ya. Papan penunjuk disini masih minim jadi harus bertanya dulu dimana tempat parkir bis yang menuju Solo, menurut saya ini salah satu kekurangannya yaitu papan petunjuk, mana tempat parkir bis yang ke Kudus, ke Rembang, Demak, Surabaya, Jakarta, Solo, atau bahkan ke arah kota, juga papan petunjuk bis apa, berangkat kemana, jam berapa, sampai jam berapa, memang sepele ya, daripada menunggu hal besar yang ga tau kapan.
Berangkat
Disana sudah stand by taruna ijo ac yang siap berangkat, enaknya bis ini kalo berangkat, ga nunggu penumpang, tapi nunggu jadwal. Langsung saja aku naik bis ini, dan memilih seat nomor dua dari depan di belakang pak sopir (seat satu sudah terisi sih). Di dalam penumpangnya baru lima orang, tidak beberapa lama kemudian sopir dan kernet masuk dan mulai berangkat. bus pun mulai jalan menuju pintu keluar dan berhenti sejenak menaikkan penumpang yang sudah setia menunggu di lampu merah dari tadi. Penumpang mulai, satu per satu bangku yang tadinya kosong mulai terisi. mungkin mereka enggan masuk terminal, jadi nunggu di gerbang saja. Selanjutnya bus bergegas masuk tol, jadi dari Terboyo tidak lewat Cipto, tapi langsung Tol, berhenti setelah sampai di Sukun. Dari Sukun penumpang mulai memenuhi, sampai ada yang rela berdiri.

Related Posts by Categories



0 comments :

Post a Comment

mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]