sebagai pengguna jalan raya pasti gak bakalan lepas dari yang namanya lampu merah. belakangan saya lihat lampu merah yang dilengkapi dengan alat penghitung mundur diubah lagi dengan menggunakan lampu kuning, dan lampu penghitung mundurnya dihilangkan, entah pertimbangan apa penghitung mundur tersebut dihilangkan, yang jelas secara pribadi menurut pendapat saya sih lebih enak pake penghitung mundur.
Kalau ada penghitung mundur dari jauh kita bisa memperkirakan kapan berubah menjadi lampu merah, misalnya angka masih menunjukkan angka enam maka kita akan memelankan kendaraan, berbeda dengan lampu kuning yang menimbulkan persepsi berbeda setiap orang, karena ada lampu kuning kemudian dianggap orang tancap gas, parahnya sampai di tengah lampu berubah jadi merah dan ini malah dianggap pelanggaran oleh pak polisi. Ada lagi yang lihat lampu kuning langsung cepat-cepat mengerem, sehingga mengagetkan kendaraan yang ada di belakang.
Keuntungan yang lain menurut saya jika ada hitungan mundur yang agak lama bisa menghemat bensin, karena hitungan yang lama misalnya 50 detik banyak pengguna kendaraan akan mematikan mesinnya sambila menunggu angka habis, baru mulai hitungan belasan atau satuan kendaraan mulai dihidupkan, untuk kendaraan yang mudah dihidupin saya biasanya mulai menghidupkan pada 5 detik terakhir, tapi kalau kendaraanya agak sulit dihidupin mending antisipasi mulai detik 20 ya,.
Beda dengan kalau tanpa penghitung mundur, kalau kita kira lama, trus mesin dimatikan, tapi tiba-tiba lampu berubah jadi hijau, pastinya kita butuh waktu untuk menghidupkan motor kita, meskipun pasti ada lampu kuning terlebih dahulu, tetapi itupun hanya beberapa detik saja tidak cukup memberikan waktu. Karena pada saat lampu kuning biasanya klakson sudah pada bersahutan, bukan malah hemat bensin tapi malah menimbulka macet kendaraan yang dibelakang kita.
Keuntungan lain kalau dapat memperkirakan kapan saat berubah jadi hijau kapan berubah jadi merah, mungkin ini sedikit tehkik aja ya, kalau lampu merahnya masih lebih dari 30 detik bisa dimanfaatkan tuh belok kiri boleh jalan, lalu putar balik lalu memanfaatkan belok kiri boleh jalan lagi, tapi dengan catatan harus lihat situasi dan kondisi, jangan sampai saat balik kanan malah memotong kendaran yang lain, atau saat belok kiri memotong orang yang lagi menyeberang jalan, selain tidak menimbulkan penumpukan kendaraa, kita juga bisa lebih efisien di jalan. Istilahnya cepat dan aman, kalau bahasa jawanya kan alon alon asal kelakon, tapi kalau ada pilihan cepat dan aman, ngapain pilih yang pelan?, tapi ini semua tergantung masing masing ya mungkin ada yanbg berpendapat ah cuman beda lima menit doang, buat apa, tapi yang namanya keselamatan tak pernah mengenal beda lima atau beda sepuluh, mau cepat atau lambat yang penting hati-hati di jalan raya.
Keuntungan yang lain menurut saya jika ada hitungan mundur yang agak lama bisa menghemat bensin, karena hitungan yang lama misalnya 50 detik banyak pengguna kendaraan akan mematikan mesinnya sambila menunggu angka habis, baru mulai hitungan belasan atau satuan kendaraan mulai dihidupkan, untuk kendaraan yang mudah dihidupin saya biasanya mulai menghidupkan pada 5 detik terakhir, tapi kalau kendaraanya agak sulit dihidupin mending antisipasi mulai detik 20 ya,.
Beda dengan kalau tanpa penghitung mundur, kalau kita kira lama, trus mesin dimatikan, tapi tiba-tiba lampu berubah jadi hijau, pastinya kita butuh waktu untuk menghidupkan motor kita, meskipun pasti ada lampu kuning terlebih dahulu, tetapi itupun hanya beberapa detik saja tidak cukup memberikan waktu. Karena pada saat lampu kuning biasanya klakson sudah pada bersahutan, bukan malah hemat bensin tapi malah menimbulka macet kendaraan yang dibelakang kita.
Keuntungan lain kalau dapat memperkirakan kapan saat berubah jadi hijau kapan berubah jadi merah, mungkin ini sedikit tehkik aja ya, kalau lampu merahnya masih lebih dari 30 detik bisa dimanfaatkan tuh belok kiri boleh jalan, lalu putar balik lalu memanfaatkan belok kiri boleh jalan lagi, tapi dengan catatan harus lihat situasi dan kondisi, jangan sampai saat balik kanan malah memotong kendaran yang lain, atau saat belok kiri memotong orang yang lagi menyeberang jalan, selain tidak menimbulkan penumpukan kendaraa, kita juga bisa lebih efisien di jalan. Istilahnya cepat dan aman, kalau bahasa jawanya kan alon alon asal kelakon, tapi kalau ada pilihan cepat dan aman, ngapain pilih yang pelan?, tapi ini semua tergantung masing masing ya mungkin ada yanbg berpendapat ah cuman beda lima menit doang, buat apa, tapi yang namanya keselamatan tak pernah mengenal beda lima atau beda sepuluh, mau cepat atau lambat yang penting hati-hati di jalan raya.
0 comments :
Post a Comment
mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]