Selamat siang, kali ini saya akan mencatatkan lagi catatan perjalanan naik bus. Kali ini saya mencoba naik bus Indorent jurusan Yogyakarta Jakarta dengan kelas Luxury Executive Class. Saya naik dari Terminal Tingkir Salatiga dan nanti turun di Pasar Rebo Jakarta Selatan. Waktu tempuhnya hanya 7 jam, namun harga tiketnya Rp.400.000,-, Memang relatif muahal ya, kira-kira apa bedanya dengan bus yang lain? Silahkan dibaca saja catper di bawah ini.
Perbandingan harga dengan pesawat
Sebelumnya saya akan membahas dulu perbandingan harganya dengan moda transportasi lain, bila dibandingkan dengan pesawat, harga tiket bus ini ternyata beda tipis, harga pesawat termurah saat ini Rp.480.000,- namun tentunya jika pesawat masih ada biaya lain yang belum ditambahkan, seperti biaya taksi/damri dari dan ke bandara, biaya makan yang tidak didapatkan di bus, dan lain sebagainya.
Sedangkan bila dibandingkan dengan kereta api, ongkos naik bus ini bisa dibilang lebih murah untuk fasilitas yang sama ya, kereta eksekutif terpantau harganya Rp.450.000,-. Namun bila naik kereta harus menuju Solo/Semarang dulu yang menambah waktu menjadi lebih lama dibanding bus, karena di Salatiga tidak ada kereta api, juga kereta juga belum jelas fasilitas apa saja di dalamnya, apakah dapat makan? selimut, charger dan lain-lain, jadi masih belum pasti akan dapat apa saja.
Rata-rata bus Jawa ke Jakarta relatif lebih mahal daripada bus Jateng Denpasar
Kemudian saya teringat bus-bus Denpasaran mengenai tarif ini, karena saya rasa tarif Solo ke Jakarta saat ini relatif lebih jor-joran daripada bus Denpasaran, hal ini terlihat setelah harga tiket kita bagi dengan waktu tempuh duduk di atas bus. Rata-rata harga bus Solo Jakarta ternyata hitungannya lebih mahal daripada tarif Solo Denpasar.
Ilustrasinya
Bus kelas standard eksekutif Salatiga/Solo Jakarta rata-rata harganya Rp.245.000,- dengan waktu tempuh kurang lebih 7 jam, maka tarif per jamnya Rp.35.000,-1.
sedangkan untuk bus-bus Solo/Salatiga Denpasar2 harga rata ratanya Rp.340.000,-, waktu tempuhnya rata-rata 18 jam, terlihat lebih mahal, namun setelah kita bagi ternyata jauh lebih murah, yaitu tarif per jamnya sekitar Rp.18.000,- per jam, inilah yang menurut saya tarif Salatiga Jakarta saat ini relatif jor-joran.
Pemesanan tiket
Back to the laptop, pencarian nomor agen PO ini sangat mudah baik offline maupun online, karena sudah memiliki website resmi yang berisi informasi kontak agen, saya pun mencari nomor agennya dari websitenya langsung, agen Salatiga ternyata adalah Pak Ahmad +62 822-2014-1919 yang dulunya melayani PO Bus Sudiro Tungga Jaya, namun entah sekarang masih melayani atau sudah berganti orang ya.
Selain melayani bus Indorent, ternyata beliau juga melayani pemesanan tiket bus yang lain seperti Hiba Putra, Sugeng Rahayu, Brave Trans, Pandawa87, jadi silahkan yang memiliki keperluan bisa kontak beliau.
Pembayaran ternyata bisa melalui transfer Bank, silahkan ditanyakan langsung saja bank apa saja yang tersedia biar tidak kena biaya transfer/biaya admin, Terpantau agen melayani Bank Mandiri saat itu.
Pemesanan H-3 masih menyisakan kursi deret 3C ke belakang, sementara kursi hot seat atau kursi depan sudah penuh terisi. Denah kursi Indorent termasuk lain daripada yang lain, tidak mengikuti denah kursi bus pada umumnya, yaitu kursi huruf C malah posisinya di sebelah kiri, padahal umumnya kursi huruf C, umumnya berada di sebelah kanan ya, ini juga yang menyebabkan saya salah mengambil jatah makan, saat di rumah makan haha.
Bus ini melayani dua keberangkatan pagi dan malam, saya membeli tiket untuk keberangkatan malam hari, dicek di aplikasi, keberangkatan dari Terminal Salatiga dijadwalkan jam 21.00 WIB, namun oleh agen diminta siap di Terminal jam 20:00 WIB, mungkin biar tidak ketinggalan kali ya. okelah kalau begitu.
Hari H Keberangkatan
20:00 WIB
Datang ke Terminal, langsung lapor via whatsapp, oleh agen langsung dipersilahkan menuju langsung di ruang tunggu keberangkatan, tidak perlu ke atas mengambil tiket, jadi perjalanan kali ini tanpa tiket ya, langsung naik, benar-benar simpel haha.
Hunting di Terminal Tingkir
Selagi menunggu bus yang datang, saya sempatkan memfoto beberapa armada yang datang dan pergi di terminal ini. Foto mengunakan kameraSamsung A20
Rosalia Indah Double Decker datang jam 20:30 WIB
Agra Mas, datang jam 20:30 WIB
Mulyo Indah 1626 Air Suspension, datang jam 20:40 WIB
Agra Mas Double Decker, datang jam 20:40 WIB
Mulyo Indah lagi, datang jam 20:45 WIB
Eka Cepat, datang jam 20:45 WIB
21:05 WIB
Keberangkatan On Time
Akhirnya bus datang juga, bus benar-benar datang tepat waktu ya, di jadwal jam 21:00 WIB, bus datang jam 21:05 WIB, hanya selisih 5 menit dari jadwal, yang membuat istimewa tepat waktunya karena bus on time bukan di agen start awal, tapi di agen ampiran, kalau tepat waktu di agen start awal sih tidak terlalu istimewa ya. Penumpang dari Terminal Salatiga terpantau sekitar 5 orang.
Reviu Bus
Kesan pertama tentu, ini bus tinggi banget ya, ya maklum saja saya baru pertama kali naik bus Double Decker, padahal bus jenis ini sudah ada sejak tahun 2016 yang lalu di PO Putera Mulya. Bus ini menggunakan Mesin Volvo B11 R, dengan model SR2 dari Karoseri Laksana Ungaran. Mesin ini juga digunakan di bus-bus Trans Jakarta.
di atas bus, ternyata sudah disediakan selimut, bantal, roti dan akua 500ml, cukup standar seperti fasilitas bus-bus malam pada umumnya ya.
Avod
Penumpang disediakan Avod atau semacam TV kecil video di depan kursi masing-masing, yang setelah saya coba sudah terisi beberapa game android, namun belum terisi film maupun musik, jadi jika ingin menonton video atau musik youtube harus melakukan settingan-settingan sendiri terlebih dahulu agar tersambung dengan smartphone kita dengan Avodnnya, namun saya belum mencoba bagaimana cara setting menyambung avod dengan smartphone di bus, karena memang saat itu waktunya memang lebih cocok untuk istirahat.
Reviu Kursi
Kursi menggunakan kursi entah dari rimba kencana atau aldila, karena tidak ada emblemnya, dilengkapi dengan meja lipat, ukuran kursi ini cukup lebar menyebabkan konfigurasi bus ini hanya 1 2.
Keistimewaan kursi ini
Yang menurut saya istimewa di kursi ini, yaitu desain kemiringan kursi di bagian bokong yang sengaja dibuat miring ke belakang, agar tidak melorot ke depan saat tidur, jadinya tidak terganggu tidur gara-gara melorot ke depan seperti kursi biasanya.
Kekurangan kursi model ini
- posisi penyangga leher yang masih terlalu lebar, jadinya jika kita tidur, kepala masih bisa sekali
- kekurangan kursi ini yang juga menjadi kekurangan kursi-kursi jaman sekarang pada umumnya yaitu tebalnya kursi malah tidak menjamin empuknya kursi, karena, memang sekilas kursi premium terlihat tebal, namun ternyata setelah kita rasakan saat duduk, masih terasa keras, tidak empuk seperti kursi busa, jadinya malah terlihat mubazir ketebalan kursinya.
Fasilitas lain,
kursi dilengkapi dengan meja lipat, yang entah ini menurut saya juga jarang digunakan. Mau taruh laptop juga tidak bisa karena terlalu sempit dan juga malah membuat rawan, meja lipat ini terasa bermanfaat ketika kita pengen menaruh gelas kopi, karena terdapat lubang tempat khusus gelas.
Fasilitas umumnya yang lain yaitu adanya port USB, Leg Rest, reclining seat yang bisa sangat rebah, yaitu sekitar 1600, selain itu ada juga fasilitas kopi panas.
Pengumuman dari Pramugari
Inilah salah satu yang membedakan bus ini dengan bus bus lainya, yaitu adanya pengumuman dari Pramugarinya, baik setelah naik, maupun sesaat sebelum sampai tujuan, mbak Pramugarinya mengumumkannya melalui pengeras suara, setelah naik ada pengumuman melalui pengeras suara yang berisi seperti ucapan selamat, waktu tempuh, dan fasilitas pada umumnya.
Perjalanan di atas bus
Reviu duduk di dalam bus tingkat Laksana Legacy SR2 Double Decker Volvo B11R
Kekedapan suara mesin
Untuk kekedapan di dalam bus di posisi lantai atas suaranya terasa kedap sekali, jauh terhindar dari kebisingan suara mesin, dan suara bising ban di ol, atau suara bising lalu lintas, menurut saya, saat ini kekedapan suara di lantai atas double decker menjadi yang terkedap diantara bus-bus lainnya. Menambah nilai plus model bus ini.
Posisi Kursi Lantai 2 terasa lebih bergetar?
Yak, ternyata di balik kemegahan bus ini ternyata ada kekurangan yang dirasakan setelah menaikinya, yaitu getaran di Lantai 2 terasa kencang. Beberapa kali selama perjalanan, saya merasakan getaran yang berlebih, entah karena jalan atau karena mesin, getaran yang bisa terbilang kencang untuk ukuran bus bersuspensi udara. Padahal jika kita naik 1626 air suspension seperti pengalaman kemarin1, tidak ditemui getaran sekeras ini.
Pembawaan sopir
Pembawaan sopir bus ini cukup halus, jarang ditemui kejadian ngerem mendadak yang sampai membuat sulit tidur, atau aksi injak gas sampai mentok, jadinya cukup terasa halus.baik akselerasi maupun pengeremannya.
Layanan Pramugari di dalam bus
Setiap penumpang yang baru saja naik, ditawari Pramugari kopi atau teh, saya pun memesan kopi sachsetan, kemudian beberapa saat kemudian, Mbak Pramugarinya membawakan kopi panas dalam segelas yang bentuknya cukup unik juga desainnnya, ada sedotannya kecil, dan menu makan nanti di rumah makan, karena kita bisa memilih mau makan apa, saya pun memilih ayam goreng, dan jeruk hangat. Sebenarnya ada rasa pengen pesan bungkus saja untuk sahur, namun karena ingin merasakan langsung bagaimana makanannya, jadinya saya rencanakan sahur dengan roti yang saya simpan sejak awal.
22:20 WIB
Bus melipir untuk istirahat di Rest Area Kilometer 360B Batang, tepatnya di Rumah Makan Ibu Haji Cijantung, saat itu terpantau hanya Bus Indorent saja yang parkir, tidak ada bus lain. Sebenarnya waktu makan untuk jam 10 malam ini sudah terlalu telat ya untuk makan malam, dan juga bus ini tidak ada pilihan harga tiket tanpa makan, jadinya kita ikut makan saja, karena sudah bayar.
Begitu turun, penumpang langsung disambut pegawai rumah makan, dan langsung mengarahkan menuju rumah makannya, inilah bentuk rumah makannya, cukup mewah untuk ukuran bus malam pada umumnya.
Makanan tertukar
Sampai di rumah makan ternyata makanan sudah siap saji dan masing-masing sudah diberikan nomor kursi, kita tinggal makan langsung sesuai nomor kursi, nah disinilah muncul kejadian, dimana saya salah ambil makan, karena saya duduk di kursi sebelah kiri, maka saya ingatnya adalah kursi 3A, jadinya langsung saya ambil makanan di nomor 3A, karena kebeulan menunya juga sudah sesuai dengan yang saya pesan tadi.
Saat pertengahan makan ini, ternyata pegawai rumah makan, menanyakan nomor kursi saya, saya pun bilang 3A, setelah dicek nama, ternyata saya 3C, oalah saya salah ingat ternyata, padahal sudah hampir habis makananya haha, namun karena menu pilihannya sama, jadinya tidak masalah ya. Hal ini memang karena penomoran kursi bus ini yang nyeleneh daripada kursi bus pada umumnya. Kursi A malah ditaruh di sebelah kanan, saya yang kursi 3C, salah ingat menjadi 3A, karena duduknya di sebelah kiri.
Selesai makan, langsung balik ke tempat parkiran, disini saya sempatkan untuk memfoto busnya, karena saat di Terminal tadi belum sempat memfotonya.
23:00 WIB
Setelah istirahat kurang lebih 30 menit, bus diberangkatkan kembali, total waktu istirahat terpantau 40 menit, waktu yang cukup untuk makan, solat, maupun ke toilet. Bus langsung melaju melalui tol. Kondisi lalu lintas cukup lancar, tidak menemui kemacetan yang berarti. Pramugari kemudian menanyakan satu-satu penumpang turun mana, selain itu malah masih saja ditawari mau kopi atau teh, namun saya skip karena sudah malam.
Malam itu karena saya malah lupa membawa kaus kaki, jadinya malah tidak bisa mereviu secara utuh rasanya istirahat di bus ini, karena malah tidak tidur nyenyak karena berkali-kali malah kedinginan di bagian kaki. Inilah akibatnya bila lupa membawa peralatan trip bus malam, semacam kaus kaki ya. Akhirnya saya akali dengan memaksimalkan selimut di bagian kaki, sementara di bagian kepala saya tutup dengan slayer, namun ternyata tidak terlalu berpengaruh ya.
03:10 WIB
Bus menurunkan penumpang di Bekasi Timur
03:30 WIB
pgb
03:45 WIB
Menurunkan penumpang di Jatiasih
04:00 WIB
Menurunkan penumpang di depan pintu terminal Kampung Rambutan
04:15 WIB
sampai di Pasar Rebo, ternyata masih ada waktu 15 menitan untuk makan sahur, langsung melipir mampir ke warung nasi padang makan sahur.
Kesimpulan
Indorent Salatiga Jakarta
Chasis Volvo B11R
Body Legacy Laksana SR2 DD
Kelebihan
- On Time (jarang banget angkatan agen ampiran bisa tepat waktu, terpantau hanya selisih 5 menit dari jadwal)
- Pelayanan Seperti Pesawat kelas Garuda
- Makanan enak, bisa milih
- Suara mesin lebih kedap (lantai 2, jadinya orang bicara di samping terdengar jelas)
- Kursi tidak melorot ke depan
- Pengumuman melalui speaker
Lainnya
-Free Kopi
-Ada USB Charger (namun belum dicoba apakah bisa fast charging atau belum seperti perjalanan yang lalu3
Kekurangan
- Mahal
- Belum ada footrest yang bisa di adjust ketinggiannya
- Tidak ada pilihan harga tiket tanpa makan, karena jam makannya terlalu malam
- Lantai 2, getaran mesin lebih terasa dibandingkan bus pada umumnya
Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh kru yang bertugas, dan bagi pembaca sekalian, semoga sehat selalu.
Pustaka
1https://myspacenote.blogspot.com/2023/03/blue-line-bl10-jakarta-salatiga.html
2https://myspacenote.blogspot.com/2022/11/safari-dharma-raya-yogyakarta-solo.html
3https://myspacenote.blogspot.com/2023/01/gunung-harta-jurusan-denpasar-jakarta.html