Ada sebuah pulau kecil berbentuk huruf U, dimana disitu hidup orang-orang dari berbagai suku dan agama, luasnya mungkin seluas satu provinsi di Indonesia, perjalanan menyusuri jalan utamanya pun hanya berjarak 30 kilometer melewati jalan raya yang telah dibangun.Dimana di jalan tersebut sekarang masih terdapat proyek peninggian badan jalan yang tak kunjung selesai. pertama kali membuka proyek, diatas gundukan tanah yang pada malam hari tak berpengaman itu, teronggok dua buah mobil yang ringsek, pengemudinya tidak tahu kalau ada perbaikan karena minimnya tanda dan penerangan. itulah salah satu gambaran kota itu.
Alasan yang mendasar, yang menjadi pijakan paling dasar dimana hal itu dijunjung tinggi, akan tetapi bertentangan dengan kelompok lain. Miras itu bukan budaya, itulah tinggalan jaman penjajah, disisi lain kelompok lain yang bisa saja benar dalam pandangan tertentu melakukan tindakan yang menurutnya benar. Akhirnya karena keduanya merasa benar, tidak memiliki pilihan, benturan tak bisa dihindari.
Memang kesimpulan yang bisa saya ambil seperti kata teman saya sewaktu kuliah itu semua sama saja, hanya mungkin lingkungan memperlakukan mereka dengan cara yang berbeda sehingga tercipta suasana yang beda pula. disana ada tanah, disitu langit dijunjung.
kata-kata dari tulisan ini, mau saya save, sgt bagus dan kuat untuk menjadi pola pikir kita.
ReplyDeleteMiras itu bukan budaya, itulah tinggalan jaman penjajah, disisi lain kelompok lain yang bisa saja benar dalam pandangan tertentu melakukan tindakan yang menurutnya benar. Akhirnya karena keduanya merasa benar, tidak memiliki pilihan, benturan tak bisa dihindari...
postingannnya bagus dan cukup "menghentak!!!" :D
ReplyDeletehalah, ga juga gini, makasih dah mampir
ReplyDeletebener ituh.. "disana ada tanah, disitu langit dijunjung."
ReplyDeleteNice post. :)
salam kenal