Menempuh perjalanan baik itu solo touring, convoy maupun mudik dengan sepeda motor memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Bila dibandingkan dengan mobil, mengendarai sepeda motor relatif lebih cepat melelahkan, akan tetapi juga lebih mudah mendahului saat macet. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan tersebut, kali ini saya ingin berbagi pengalaman berkendaraan naik motor sendirian sejauh 616,6 km dari Boyolali sampai Jakarta. Saya lebih suka menyebut perjalanan ini dengan Solo Touring.
Akhir Oktober 2009, lebaran baru saja usai, Saatnya balik lagi ke Jakarta. Jika biasanya ke Jakarta saya naik bus, kali ini saya pilih menggunakan kendaraan roda dua, yaitu honda bebek Supra X 100 cc tahun 2000. Ada anggapan motor bebek hanya cocok untuk berkendaraan jarak dekat, namun melihat kenyataan para biker yang mudik tiap tahun dengan motor bebek seakan-akan menepis anggapan tersebut.
Namun kali ini saya bener-bener sendiri, karena perjalanan dilakukan tidak bersamaan dengan arus mudik maupun arus balik. Akhirnya berbekal
Persiapan yang dilakukan meliputi servis motor, bertanya di kaskus, serta persiapan fisik dan mental, persiapan fisik antara lain menghindari makanan dan minuman yang manis seperti susu, coklat, dsb karena makanan yang mengandung gula tersebut mudah membuat lapar. Selain itu yang tidak kalah penting adalah buang air besar sebelum berangkat (ya kan?). Bekal makanan yaitu 1 kg buah pir dan 1500 ml air.
Pukul 03.15 WIB pagi mulai meninggalkan rumah. Sampai Salatiga saya melewati pasar yang ternyata sudah ramai oleh para pedagang yang mulai menggerakkan roda perekonomian. Geliat pasar mulai kelihatan pagi itu, barang dagangan seperti sayur dan buah terlihat mulai diturunkan dari mobil. Saya tidak bisa memacu motor dengan cepat, karena ibu-ibu dengan selendang itu masih bergerombol di pinggir jalan sibuk menurunkan barang dagangannya. Lepas dari pasar, jalan terlihat sepi kembali.
Sepanjang Boyolali sampai Semarang saya lebih banyak mendahului truk-truk pengangkut barang, sedangkan dari arah berlawanan lebih banyak bertemu dengan bus-bus malam asal Jakarta yang tidak jarang suka ngeblong(mengambil jalur lawan), jadi harus lebih hati-hati.
Kecepatan maksimal 80 kmh, Selama perjalanan saya juga beberapa kali harus menghajar lubang yang tidak terdeteksi. Untung motor baik-baik saja. Setiap 2 jam saya berhenti untuk mendinginkan mesin serta beristirahat. Pengendara motor memang idealnya harus istirahat setiap 2 jam. Lebih dari itu memang dapat membuat pegal punggung, apalagi jika posisi berkendara tidak pas, misalnya posisi ngebut, usahakan jalan santai tetapi tetap waspada.
Akhirnya sampai di tujuan Jakarta pukul 18.10 sore, Alhamdulilah kondisi motor tetap baik, hanya saja perlu beberapa servis ulang seperti aki lemah, ganti kampas rem depan dan belakang, dan ganti oli, semua komponen tersebut memang sudah waktunya ganti. Perjalanan juga hanya menghabiskan sebotol air 600 ml dan 4 buah pir. Minuman jadi hemat gara-gara kondisi hujan dan dingin di daerah Cirebon.
Total waktu ternyata 15 jam menempuh jarak 616,6 km diukur dengan odometer, itupun termasuk jarak yang kesasar, karena salah melihat papan arah. Padahal saat pulang dari Jakarta ke Boyolali juga dengan mengendarai motor, jaraknya terhitung 582 km, dengan waktu 12 jam saja. Artinya saya kesasar kurang lebih sejauh 30 an km. Sedangkan selisih waktu 3 jam itu sebagian besar saya dapatkan saat macet di kota Karawang, Bekasi, dan Jakarta.
Saat pulang dari Jakarta ke Boyolali saya juga menggunakan motor, dari jakarta pukul 03.00 sampai tujuan di Boyolali pukul 15.30 sore. Bedanya perjalanan ini lebih cepat yaitu hanya 12 jam, serta hanya isi bensin sebanyak 5 kali @13.000. Sejak dari Karawang sampai Tegal sempat "bareng" dengan biker matic plat K yang juga sendirian. Meskipun tidak ada komunikasi, keliatan sekali dia "menemani" saya dari belakang.
Solo touring bisa dibilang lebih cepat daripada convoy, karena tidak perlu tunggu menunggu dengan teman lain. Kecepatan juga bisa kita atur sendiri, yang terpenting dalam melakukan perjalanan jauh adalah nikmati saja perjalanan itu, selain itu jangan lupa berdoa, bawa surat-surat kendaraan, berhati-hati dimanapun serta jangan lupa menghidupkan lampu besar.
berkunjung kembali....
ReplyDeletewah..senangnya bisa konvoi sendiri..hehehe...
hati2 tuh di lajur cikampek jakarta...
@muam_disini iya dimana saja musti hati2, mang yang banyak macek dari cikampek, bekasi, karawangl, sampai jakarta
ReplyDelete@luxsman : alhamdulilah sehat sehat saja dadanya, soalnya udah pake pelindung tas di depan, kalo ga pake pelindung dada emang ga nyaman, terutama pas hawa dingin malam hari
ReplyDeletesaya pernah sedikit lebih jauh... tangerang-tosuro... wkwkwk
ReplyDelete@pak andy mse : tangerang kartasura naik motor juga ya? sendirian kah, mantab kalo gitu
ReplyDelete@diajeng : :D, makasih dah mampir
ReplyDeletemantabbbbb.....
ReplyDeletepaling jauh saya naik motor dari solo-cirebon dan solo-malang.
ke jakarta belum pernah mas
lha solo cirebon sama aja jauh tuh, mlaku sitik tekan Jkt
ReplyDelete@freezipe : pegel sih, tapi pengen lagi
ReplyDeleteassalamualaikum heri, mau ngajakin heri ikutan tasyakuran di blog dila dalam rangka menyambut tahun baru hijriyah.. :) di blog dila... nanti yg beruntung akan dapat sebiah novel. :)
ReplyDeleteselamaaattttt... nama kamu keluar sebagai pemenang di TASBIH lhooo.. :D
ReplyDeleteuadooooooooheeeeeeee......
ReplyDeletetak ada ya yang ekspres....
@fadhilatul muharram: makasih tas kuisnya ya...
ReplyDelete@mas oelil: mudik kmn ya?
@riuusa: emang jauh, tapi nyenengkeh
klu ngantuk tidur sendiri nggak tajut nich ???
ReplyDelete:)
nggak kebayang beda wajah dan knalpot pasti tipis banget...
ReplyDeletehahaha...
@wawansri:tinggal berhenti dulu kalo ngantuk
ReplyDelete@agus:ya kalo ngga pake pelindung wajah n masker pasti gosong deh muka he he
hadeeewww,dadi pengen turing turing maning kieee....
ReplyDeletekapan yaw..
Subhanallah... luar biasa bisa menempuh perjalanan jauh tersebut :D
ReplyDeletekalau saya paling takut hihihi ... trauma kecelakaan motor, jadi sampe sekarang masih suka takut bawa motor :D
yang penting hati-hati :D
Wah jauh-jauh sekali...
ReplyDeleteTapi kalau rame-rame seru juga, tak terasa jauh pula ..
wahhh....cpek.lah i2 du2k di mtor brjam2 but enak liat pmdnganX y bang ...
ReplyDeletethks da brknjung ...
ayo berjuang kembali...
ReplyDeletesaya salut dengan anda
@nita:silahkan
ReplyDelete@mbk da: neng ngendi?
@suzan:gak ada kata ragu dalam naik motor
@program kasir: kalau rame memang tidak terasa capek, tapi perjalanan tidak bisa secepat sendirian, karena gak boleh ada yang ketinggalan
@tuex:iya capek terutama punggung, sebenarnya itu sama aja kita duduk di kursi tanpa sandaran saja, jadi pengendara motor emang direkomendasikan beristirahat setiap 2 jam
@tya:makasih
Salam kenal...
ReplyDeleteSalut mas, saya pernah motoran hampir 1000 km tapi touring bareng temen kuliah, lintas jawa timur.
Memang kendaraan apapun (tidak harus cc besar) bisa dipake petualangan. Yang penting bisa tau kondisi fisik sendiri dan kondisi motor.
Kapan2 saya juga pingin ikut jejaknya...ke Jakarta motoran, entah njagong ketempat temen ato emang jalan2 aja..
maaf baru nongol...jauh sekali ya..tapi kalau rame enak sama temen"..he
ReplyDeletejauh sekali ya,,,tapi saya seneng sekali tau kalau diajak jln" apa lagi sambil ngeliat pemandangan,,,
ReplyDeletesaya paling kalau jauh naik motor dalam waktu 2 jam saja..thanks to info ya,,,
ReplyDelete@topx blog : silahkan asal hati-hati di jalan, ngebut boleh asal sudah yakin kurang lebih 500 meter ke depan jalanan tak ada halangan
ReplyDelete@sewa mobil : naik motor rame rame emang enak tuh, tapi kalau sendiri kan pasti lebih cepat karena otomatis tidak perlu saling tunggu, motor sekarang sudah banyak pilihan buat jalan jauh seperti ini
@rolandt: tx
salut, motornya emang bebek tapi semngatnya elang,, hehehehehe,,,,
ReplyDeletesaya paling jauh cuma Bandung - tangerang via puncak.. hehe
ReplyDeleteasiknya naik motor, bisa leih menikmati pemandangan alam sepanjang perjalanan.
ReplyDeletemotornya sangat tangguh gan, yang penting istirahat aja jangan di gas poll gak pake istirahat