Selamat malam semuanya kali ini saya akan mereviu perjalanan lagi menggunakan armada Bus, yang pertama bus Solo Semarang pada jam sepi penumpang, kemudian naik Trans Semarang pada jam pulang sekolah, perjalanan ini sebagai gambaran berapa lama waktu yang dibutuhkan saat kita harus mengejar Kereta Api, seperti apa kisahnya, silahkan baca terus tulisan di bawah ini.
Bus yang kunaiki ini adalah bus Royal Safari livery ombak hijau yang masih mempertahankan kaca single glass, menggunakan mesin Mercedez Benz, dengan kombinasi kursi 2 2 menggunakan model beludru, busnya ber ac, dari luar memang terlihat mulus, namun begitu masuk ke dalam, terpantau ada beberapa bagian yang dirasakan perlu diperbaiki, seperti bagian pintu yang sudah tidak rapat, dan juga bagian kaki-kaki yang berisik saat melewati jalan terjal. Namun itu sebenarnya bukan menjadi masalah serius untuk perjalanan jarak yang relatif dekat. Terpantau okupansi kurang lebih 25 persen saja dari kapasitas kursi. Tarif Solo Semarang saat itu terpantau Rp.50.000,-. Sedangkan tarif jarak dekat bisa dilihat pada gambar di atas. Sebagai perbandingan saja saat ini harga Premium 1 liter seharga Rp.10.000,-.
Rincian perjalanan
10:25 WIB
(Ngetem 10 menit di Pasar Ampel)
Bus Royal Safari sekarang menerapkan ngetem juga ya, padahal dulunya Royal sama Taruna itu rasanya tidak ngetem-ngetem seperti ini, kalau dulu pada jam pulang sekolah, jarang bus Solo Semarang yang ngetem, hal ini menandakan jumlah penumpang yang sedang turun karena semakin berkembangnya motor dan mobil pribadi yang masif/tak terbendung, orang dengan mudahnya membeli motor/mobil. Atau bisa saja karena memang sedang jam sepi penumpang ya, tapi dilihat dari penampakan bus, sebenarnya sudah cukup menggambarkan.
10:35 WIB
(Berangkat lagi dari Pasar Ampel setelah menaikkan 1 penumpang)
10:55 WIB
Tingkir, muter sekali tanpa ngetem, langsung berangkat lagi.
11:30 WIB
Bawen, masuk terminal, disini sempat ketemu Harapan Jaya entah arah barat atau arah timur,
Lepas Bawen Bus dipacu sedikit lebih cepat, karena memang sudah mendekati tujuan akhir Terminal Terboyo, jadinya tidak konsentrasi mencari penumpang, karena penumpang jarak dekat naiknya bus kecil.
12:00 WIB Terminal Ungaran
Turun di pojok, lalu menuju shelter Trans Semarang, Harga Tiket untuk saat ini sudah menjadi Rp.4000,-, sudah naik, terakhir saya naik sekitar tahun 2019 an saat menuju Kalibanteng harganya belum naik. Selesai bayar tunai, langsung masuk ke dalam bus, penumpang masih sepi, jadi bisa dapat tempat duduk, penumpang wanita terpantau berkumpul di bagian belakang, sedangkan pria di depan.
Terpantau armada ini menggunakan mesin truk Mitsubishi entah canter atau hino. biasanya sasis truk posisi mesinnya ada di depan, dan saat berjalan, jarak antar giginya pendek. Bus ini diisi 2 petugas, 1 bertindak sebagai sopir, satu sebagai kernet yang bertugas membantu sopir memberikan aba-aba, dan memastikan penumpang aman saat naik atau turun. Di bagian atas terpampang tulisan LED sampai halte mana, cukup informatif.
Pada jam 12 an siang ini, ternyata yang naik juga cukup banyak, didominasi oleh pelajar yang pulang sekolah. bahkan sampai berdiri.
12:45 WIB Turun di Halte Udinus untuk transit
disini saya harus turun, akan transit untuk menuju Stasiun Poncol, mencoba tanya ke petugas, ternyata kita diarahkan menunggu saja di pintu nomor III, menunggu bus arah Pelabuhan, dan enaknya, kita tidak perlu beli tiket lagi, asalkan masih menyimpan karcis yang tadi. Penumpang yang menunggu juga cukup banyak di halte ini. Entah ini sekilas petugas hanya menunggu di sisi selatan, sedangkan di sisi utara seperti tidak ada petugas, bisa saja ada yang menyelinap naik dari sisi utara ya, lalu langsung naik. Ini hanya pengamatan sekilas saja ya hehe.
Banyak bus bersliweran, namun belum satu pun bus yang saya tunggu datang, yaitu bus tujuan Pelabuhan yang berhenti di pintu III. Akhirnya setelah Kurang lebih 15 menit an, bus datang juga. Itupun datang setelah detik-detik saya sudah klik pesan gojek Rp.11K untuk sampai Stasiun Poncol yang jaraknya 1 kilometeran. yasudah saya batalkan saja gojek, lalu saya langsung naik bus.
Jalannya bus ternyata cukup sigap dan cepat juga ya, mungkin saja menyesuaikan penumpang yang biasanya naik untuk mengejar jam Kereta Api seperti saya. Namun namanya jalan di Kota, secepat-cepatnya kaki sopir, tetap saja kalah dengan yang namanya kemacetan, gas dalam, rem dalam, klakson, padahal hanya nempel di depan saja, tidak bisa nyalip. Gimmick saja agar seolah-olah memenuhi keinginan penumpang yang butuh sat set sampai tujuan.
13:02 WIB St Poncol
Bus hanya melewati satu halte untuk sampai di Stasiun Poncol, Sampai Halte Poncol, beberapa penumpang turun, termasuk saya. Saya langsung menuju mesin cetak tiket untuk mencetak tiket dengan mengetik kode booking. Selesai cetak, beli makan dulu bungkus, lalu langsung menuju ke dalam.
Pemeriksaan tiket masuk
Kereta api sekarang cukup menunjukkan tiket dan KTP saja, tidak perlu menunjukkan sertifikat vaksin.
Sampai di dalam 10 menit sebelum berangkat
saya sampai di kursi Kereta 10 menit sebelum keberangkatan, cukup mepet juga ya.
No comments:
Post a Comment
mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]