Jika trip report sebelum-sebelumnya selalu bercerita perjalanan menggunakan Bus Gunung Harta Bus 1, kali ini saya kebagian mencoba Bus 2, dinamakan bus 2 karena yang jalan pada hari itu dua bus, biasanya untuk bus 1 menggunakan tronton, kali ini saya naik bus 2 dengan casis Avante bermesin Hino RN 285 Air Suspension DK 7163 GH.
Pesan tiket
Saya memesan tiket melalui websitenya langsung, ternyata saat itu keberangkatan bus Semarang Denpasar ada dua unit yang berangkat, ternyata bus 1 sudah full, dan saya kebagian bus 2, saat itu kondisi seat bus 1 sudah full baik karena terbooking dan terjual, untuk seat yang terbooking dan terjual memang bisa terlihat dari warnanya. Bus 2 ini hanya menyisakan kursi tengah ke belakang saja. Untuk harga tiket dari Salatiga menuju Denpasar adalah sekitar 300 ribu. Karena takut kehabisan, saya pun langsung melakukan pemesanan tiket langsung melalui website dilanjutkan dengan pembayaran, Sebagai gambaran prosees pemsanan tiket online Gunung Harta ini, kita tinggal membaca dan mengikuti perintahnya saja, urutannya, setelah pesan tiket dan memilih kursi, nanti akan diberikan angka harga dengan nominal unik yang harus dibayarkan kepada rekening sesuai di petunjuk, yang penting disini adalah kalian mencatat kode booking dan memiliki email yang aktif, karena jika lupa kode booking seperti yang saya alami, kita bisa mengeceknya di email. Kode booking nantinya yang harus kita masukkan pada menu konfirmasi, di menu konfirmasi saya hanya mengisi kode booking, sedangkan nomor rekening diisi asal juga sudah terkirim ke adminnya. Intinya kita hanya memberi tahu saja admin bahwa sudah bayar, sebenarnya tidak perlu konfirmasi pun seharusnya sudah otomatis terkunci kursinya ya.
Hari keberangkatan
12.15 WIB
Saya tiba di Terminal Tingkir yang saat itu sedang direnovasi, sehingga posisi agen pindah ke sebelah utara, ternyata di halaman parkir sudah datang kedua busnya baik bus 1 maupun bus 2, saya pun mencari dimana posisi agen untuk cek in, kali ini perlakuan agen kepada pembeli online tidak seperti biasanya, dimana biasanya setelah kita lapor, agen langsung mencari nama kita di manifes dan diberikan cek list bahwa kita sudah datang, berbeda kali ini saya hanya bilang sudah beli online dan busnya bus 2, agen langsung mempersilahkan naik ke busnya, tanpa sibuk mencatat. Namun sebelum naik saya ijin dulu Sholat Jamak Zuhur dan Ashar di Mushola yang ternyata juga dipindah ke utara.
Selesai Sholat saya naik ke bus 2 dan terlihat pula, bus 1 yang bermesin 2542 berangkat duluan. Untuk okupansi penumpang di Bus 2 kurang lebih baru terisi sekitar 60 %. Sisanya nanti akan mengambil penumpang sepanjang Boyolali, Kartosuro, Solo, Sragen, sampai Ngawi.
Busnya sendiri menggunakan body Avante Mesin Hino RN 285, sudah suspensi udara, posisi topi ternyata tidak seramah topi pada legacy SR2 yang masih bisa terlihat, posisi topi Avante ini sama tidak ramahnya dengan topi model SHD.
12.50 WIB
Bus mulai diberangkatkan dari Terminal Tingkir menyusuri jalan arteri menuju Boyolali tanpa tol.
Bus ini menggunakan model Avante bermesin Hino RN 285 sudah bersuspensi udara, sehingga goncangan jalan tidak begitu terasa. Kelebihan lain dari suspensi udara yaitu penumpang memiliki istirahat yang berkualitas sehingga saat sampai tujuan dapat beraktifitas dengan bugar. Jadi bukan karena sasis premium.
Memasuki pasar Ampel sempat melihat insiden sepeda motor terjatuh saat putar balik dari arah selatan, untung bus berhasil berhenti walaupun harus melalui proses rem yang mendadak. Motor yang digunakan adalah sejenis motor kopling, kelihatannya pengendara salah masuk gigi tinggi, ketika putar arah, badan sudah condong miring tapi tidak diimbangi dengan tenaga motor karena salah masuk gigi tinggi.
Sampai Terminal Baru Boyolali ternyata bus terus bablas saja.
13.30 WIB
Sampai di Jalan Raya Boyolali Solo bus berjalan pelan sekali, ternyata di jalur ini bus sedang mencari agen agar tidak kebablasan. Dan setelah sampai naiklah 4 penumpang.
13.45 WIB
Bus memasuki Terminal Kartosuro dengan jalan berdebunya, bus menaikkan satu penumpang dari sini, disini terlihat sudah ada perbaikan dari agennya, karena beberapa bulan yang lalu ketika saya naik dari sini, penumpang dari sini selalu telat dan salah jadwal.
14.15
Bus masuk Terminal Tirtonadi, tapi disini hanya absen saja, tidak menaikkan penumpang, penumpang naik dari luar terminal, jalan setia budi, belakang terminal, Di belakang terminal ini ternyata ada juga agen Mansion, sekilas info saja, untuk tarif dari Solo ke Denpasar ini, diberandol dengan harga tiket 300 ribu, siap di Kantornya jam 15.30 WIB, Kantornya di Jalan Setiabudi 17, Timur Terminal Solo, nomor agennya Bu Handoko 081326451770, cuman saya sendiri belum pernah mencoba bus ini dari Solo.
300.000
jam 15.30 siap kantor
po mansion solo
jl setiabudi 17 timur trmnl solp
Back to the topic, disini seperti biasa ada pembagian snack ringan dari Agen Setiabudi, isi snacknya antara lain, roti, air mineral, dan kerupuk, entah apa namanya. Bus berhenti sekitar 10 menit saja, lebih cepat daripada yang dulu-dulu.
14.45 WIB
Memasuki Terminal Palur, dimana terlihat beberapa Bus Batik Solo Trans yang mangkal. Lepas palur, bus menyusuri jalan arteri tanpa lewat tol sampai Sragen
15.35 WIB
Masuk Terminal Sragen.
15.50 WIB
Masuk tol via pintu tol Sambung Macan, sebelumnya naik 1 orang dari pintu tol ini, mungkin sudah janjian sebelumnya ya.
16.15 WIB
Keluar pintu tol Ngawi menuju Terminal Ngawi yang masih rusak dan bergelombang jalannya, dilanjutkan menuju Maospati dan Madiun, namun hanya lewat saja.
17.45 WIB s.d. 18.25
Istirahat di Rumah Makan, disini waktunya bener-bener pas buat makan malam dan Sholat Mahrib pun juga sudah bisa dilaksanakan, karena jadwal Mahrib sekitar jam 17.46 WIB. selesai Sholat saya lanjut makan malam, yang berbeda dari servis makan sebelum-sebelumnya, disini sudah tidak tersedia menu bubur kacang hijau atau bubur sum-sum seperti pada saat pertama kali buka dulu. Namun yang sama adalah masih diperbolehkan nambah makanan dengan gratis, saya pun memilih pecel ditambah nasi goreng. Minuman yang tersedia ada teh dan air galon mineral.
Di parkiran rumah makan ini ketemu juga Pahala Kencana jurusan Jakarta.
ada juga Lorena double decker entah jurusan mana
Disini berhenti sekitar setengah jam, waktu yang cukup untuk pergi ke toilet, sholat jamak, dan makan, tidak kurang juga tidak lebih. Terlihat beberapa kesibukan di rumah makan ini yaitu pengisian bak toilet bus.
Selesai makan bus melanjutkan perjalanan melalui tol, saya pun tertidur dan saat bangun ternyata sudah sampai Situbondo, saat itu bus berhenti karena macet entah karena apa, saat macet ini akan menuju toilet, ternyata pintu tidak bisa dibuka karena ada penumpang yang tidur tepat di pintu toilet, karena saya pikir jarak ke rumah makan kurang lebih tinggal 1 jam an, saya nunggu nanti saja di rumah makan.
00.50 WIB
Bus sampai di Rumah makan Situbondo, berarti jarak menuju pelabuhan tinggal 1 jam saja, bus hanya berhenti sepuluh menit, sekaligus memberikan kesempatan penumpang pergi ke toilet.
01.55 WIB
Bus masuk Pelabuhan Ketapang, ternyata di depan, Tronton Bus Semarang 1 masih terlihat sedang memasuki kapal Feri, sedangkan bus yang saya naiki kebagian kapal feri di dermaga yang lain, dimana mendapatkan kapal feri dengan satu pintu saja, bus masuk kapal Feri dengan jalan mundur ke belakang, Selesai masuk semua kendaraan, beruntung kapal yang saya naiki langsung berangkat, 90 persen penumpang bus turun menuju ruang tunggu kapal, namun saya tetap diam di kursi untuk istirahat.
03.00 WIB atau 04.00 WITA
Sampai di Gilimanuk, bus keluar dari Kapal, tidak ada pemeriksaan rapid dan vaksin disini, juga tidak ada pemeriksaan KTP seperti sebelum pandemi, jadi penumpang tetap tidak terganggu. Keluar pelabuhan bus mengisi solar di Pom Bensin dan menurunkan penumpang transitan Singaraja.
6.50 WITA
Bus masuk Terminal Mengwi menurunkan penumpang
7.10 WITA
Bus sampai di garasi Cokro, yang mengejutkan disini, ternyata bus 1 yang tadinya berangkat duluan, sampai garasi lebih akhir dengan selisih kurang lebih 30 menit dari bus 2, kemungkinan karena antrian kapal Feri tadi.