Regrann from @fiqihwanita_ -
🔥Benarkah Dilarang Mengatakan "Jangan" Pada Anak?🔥
.
Bukalah al-Qur’an dan akan dapati betapa banyak larangan dari Allah ï·» kepada manusia. Perhatikan bagaimana Allah ï·» memberi larangan
.
Misalnya, kita simak pada ayat berikut, “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh penampilan orang-orang kafir di berbagai negeri. Itu hanyalah kesenangan sejenak, kemudian tempat kembali mereka adalah (neraka) Jahannam, dan itulah tempat yang paling buruk. Namun bagi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya adalah surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya, sebagai tempat tinggal di sisi Allah. Apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran [3]: 196-198).
.
Pelajaran apa yang bisa kita petik?
.
Ada penjelasan yang menyertai sehingga menguatkan larangan. Penjelasan ini lebih dikuatkan lagi dengan menerangkan keadaan yang berkebalikan dengan mereka yang menerjang larangan, yakni nikmat surga bagi orang-orang yang bertakwa. Dalam hal ini, ada larangan, ada penjelasan yang menyertai, dan ada pembanding yang kuat. Jadi, bukan berisi larangan semata.
.
Cara melarang diikuti penjelasan semacam ini bisa kita jumpai dalam berbagai ayat lainnya, tapi kita tidak merincinya sekarang. Anda bisa membuka sendiri mushaf al-Qur’an di rumah Anda. Yang ingin saya perbincangkan pada kesempatan kali ini adalah, sebagai orangtua ada yang perlu kita perbaiki pada cara kita melarang. Yang paling mudah adalah melarang tanpa memberi alasan. Tetapi ini tidak membuat anak mengerti alasannya, sehingga ketika menjumpai hal-hal yang serupa, ia tidak bisa menerapkan prinsip yang sama. Kita perlu melarang lagi, dan melarang lagi. Kenapa? Karena ia menjauhi larangan tanpa mengerti sebabnya. Atau ia menjauhi larangan semata karena takut kepada kita.
.
Jadi, usahakanlah untuk memberi penjelasan atas setiap larangan. Penjelasan itu bisa mendahului, bisa juga menyertai larangan.
.
Wallahu a’lam bish-shawab.
.
Sumber laman fb Muhammad Fauzil Adhim (artikel asli lebih panjang)
🔥Benarkah Dilarang Mengatakan "Jangan" Pada Anak?🔥
.
Bukalah al-Qur’an dan akan dapati betapa banyak larangan dari Allah ï·» kepada manusia. Perhatikan bagaimana Allah ï·» memberi larangan
.
Misalnya, kita simak pada ayat berikut, “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh penampilan orang-orang kafir di berbagai negeri. Itu hanyalah kesenangan sejenak, kemudian tempat kembali mereka adalah (neraka) Jahannam, dan itulah tempat yang paling buruk. Namun bagi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya adalah surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya, sebagai tempat tinggal di sisi Allah. Apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran [3]: 196-198).
.
Pelajaran apa yang bisa kita petik?
.
Ada penjelasan yang menyertai sehingga menguatkan larangan. Penjelasan ini lebih dikuatkan lagi dengan menerangkan keadaan yang berkebalikan dengan mereka yang menerjang larangan, yakni nikmat surga bagi orang-orang yang bertakwa. Dalam hal ini, ada larangan, ada penjelasan yang menyertai, dan ada pembanding yang kuat. Jadi, bukan berisi larangan semata.
.
Cara melarang diikuti penjelasan semacam ini bisa kita jumpai dalam berbagai ayat lainnya, tapi kita tidak merincinya sekarang. Anda bisa membuka sendiri mushaf al-Qur’an di rumah Anda. Yang ingin saya perbincangkan pada kesempatan kali ini adalah, sebagai orangtua ada yang perlu kita perbaiki pada cara kita melarang. Yang paling mudah adalah melarang tanpa memberi alasan. Tetapi ini tidak membuat anak mengerti alasannya, sehingga ketika menjumpai hal-hal yang serupa, ia tidak bisa menerapkan prinsip yang sama. Kita perlu melarang lagi, dan melarang lagi. Kenapa? Karena ia menjauhi larangan tanpa mengerti sebabnya. Atau ia menjauhi larangan semata karena takut kepada kita.
.
Jadi, usahakanlah untuk memberi penjelasan atas setiap larangan. Penjelasan itu bisa mendahului, bisa juga menyertai larangan.
.
Wallahu a’lam bish-shawab.
.
Sumber laman fb Muhammad Fauzil Adhim (artikel asli lebih panjang)
No comments:
Post a Comment
mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]