Monday, February 18, 2013

Tiga Detik Sebelum Nabrak


Kira-kira apa yang ada dipikiranmu saat motor yang kau tumpangi tidak mau berhenti segera padahal kamu tahu kalau beberapa detik kemudian kamu pasti mencium pantat sebuah mobil, padahal kamu sudah berusaha ngerem dan itupun tidak membuahkan hasil karena ban malah mengunci, sementara rem depan juga sudah berusaha kamu rem, kamu pun seperti melaju di atas es?
Malam itu pukul sembilan hujan turun rintik-rintik, walau hujan tidak deras tetap saja butiran-butiran air yang menempel di kaca mika helm memaksa saya harus mengelapnya sesekali agar pandangan jalan lebih jelas, walau sudah pukul sembilan malam, kondisi jalan dua arah tersebut ternyata masih ramai, mobil berjejeran berjalan pelan menunggu giliran menyalip truk yang paling depan. Karena dari arah berlawanan kosong saya pun bermaksud menyalip rentetan mobil tersebut dari kanan.

Gambar posisi motor tabrak samping mobil

Sampailah saya di belakang motor yang juga sedang menyalip duluan, sehingga posisi saya di belakang motor tersebut sama-sama sedang menyalip rentetan mobil tadi, namun tiba-tiba motor tersebut menyalakan sein kanan, dan langsung mengerem mendadak, saya pun yang dibelakang motor tersebut juga mengerem tapi lagi-lagi rem kurang pakem ditambah pas gigi tinggi engine brake terasa kurang, tak sempat juga saya menurunkan gigi untuk mendapatkan engine brake, saya pun melewati motor itu dengan menyalipnya dari kanan, namun ternyata oh ternyata maksud sein kanan motor tadi bukannya dia mau belok kanan, tapi gara-gara di depannya ada mobil mau belok kanan, saat itu pun saya tau bakalan nabrak mobil tadi.

Sesaat setelah melewati motor ban belakang mengunci di atas aspal yang basah, motor pun melaju seperti di atas es, daya rekat ban dengan aspal sudah tidak ada, sementara rem depan saat itu pun sudah berusaha ditekan tetapi tetap tidak membantu, satu detik dua detik mobil hitam tersebut semakin mendekat dan mendekat, tidak ada bunyi berdecit saat ban belakang mengunci aspal karena pengaruh air, daaaaaan brak!, motor pun mencium body mobil dari sebelah kanan, motor saya jatuh ke kanan, sementara badan saya condong ke kiri,

Alhamdulilah saya selamat, lecet pun tidak ada, kondisi motor retak pada lampu sein kiri, memang tidak terlalu kencang tapi pengaruh jalan licin walau pelan sekalipun, ban tetap bisa mengunci, begitu licinnya jalan malam itu.
Kami pun sama-sama minta maaf, si mobil sudah menyalakan sein kanan sewaktu belok tetapi dia tidak mendeteksi dua motor yang posisinya dari belakang sebenarnya sudah di kanan dan akan meng OT mobil tersebut, motor di depan maksudnya baik menyalakan sein kanan agar di belakangnya tidak mengovertake, dan saya pun yang daritadi di belakang motor tidak melihat sein mobil karena tertutup motor di depan saya tadi ditambah, jadi mungkin lho ini bisa mungkin, saya tidak ada komunikasi dengan sopir mobil tersebtu karena sama-sama tertutup motor tadi, saat sopir melihat spion yang dia antisipasi tentu motor tersebut yang sudah kelihatan mengerem, padahal di belakangnya masih ada saya.

Sekedar analisis dari sudut pandang pengendara motor yang mengalami suatu kejadian.

No comments:

Post a Comment

mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]