Mencari haltenya pun mudah, ditandai dengan dominasi warna merah, ada papan bertuliskan “BRT”, tak perlu bingung rutenya karena setiap halte ada petanya. Kalau yang saya naiki ini yang saya ingat dari Terboyo, dia lewat Kota Tua, Tugu Muda, Dr Karyadi, naik terus sampai Akpol, naik lagi sampai Jatingaleh lalu ke selatan sampai Sisemut, saya turun di Sukun, tarifnya Rp3500,00.
Saya naik dari Terboyo. Start dari sini isinya sopir, ditemani kernet yang membantu membuka pintu, di belakangnya ada mbak-mbak memakai tas ikat pinggang, bagian karcis, semua kru memakai batik kecuali pak sopir. Penumpangnya : saya sendiri, satu orang di kursi belakang, di depan saya ada dua orang, udah. Mungkin pas saya naik memang pas lagi sedikit ya,
Bus mulai berangkat mematuhi jamnya dari terminal, berjalan perlahan, menerjang genangan air yang entah tadinya setinggi apa kalau hujan, padahal daerah Terboyo hujan sudah reda, selain itu ternyata rutenya juga harus melewati genangan air yang tingginya bahkan sampai lutut.
Saya naik dari Terboyo. Start dari sini isinya sopir, ditemani kernet yang membantu membuka pintu, di belakangnya ada mbak-mbak memakai tas ikat pinggang, bagian karcis, semua kru memakai batik kecuali pak sopir. Penumpangnya : saya sendiri, satu orang di kursi belakang, di depan saya ada dua orang, udah. Mungkin pas saya naik memang pas lagi sedikit ya,
Bus mulai berangkat mematuhi jamnya dari terminal, berjalan perlahan, menerjang genangan air yang entah tadinya setinggi apa kalau hujan, padahal daerah Terboyo hujan sudah reda, selain itu ternyata rutenya juga harus melewati genangan air yang tingginya bahkan sampai lutut.
belum pernah naik BRT nih, hehehehe... kalo pas di semarang paling naik bis kota aja
ReplyDelete