Namun yang cukup mengganggu yaitu penataan pasar bercampur terminal itu. Penjual menggelar dagangannya dengan memanfaatkan tepi jalan sebagai lapak. Angkotpun terjebak macet saat masuk atau keluar terminal. Apalagi saat ini muncul lubang-lubang di jalan akibat tergerus genangan air, sebenarnya jalan itu tidak dilewati kendaraan besar, bisa jadi gara-gara hujan yang tergenang.
Lalu lalang orang yang ingin membeli ikan pun harus lebih ekstra hati-hati karena bercampurnya jalur angkot dengan lapak ikan. Sebenarnya jika bisa menambah lahan di atas pantai dan memindahkannya disana, lapak lapak itu tidak akan mengganggu. Memang berjualan di tempat itu merupakan tempat yang strategis, dilewati orang. La wong namanya juga pasar. Solusinya tentu harus mengorbankan salah satu, mau pilih pedagang atasu jalan hayo?
Surya Hatimbar, Gajah Mada adalah contoh Karoserinya, walau berbeda merk tapi tetap aja bagi saya angkot namanya, karena memang tidak terlalu dirasakan perbedaan keduanya, yang membedakan tentu saja apa yang ada di dalamnya, terutama menyangkut aksesori. Sudah dulu, yang jelas angkot punya cerita, dan lebih banyak cerita angkot yang suka membuat orang kaget dan marah daripada yang tidak.
Di mana mana yang namanya angkot emang bikin sebel, dimaki dan diumpat, tapi disisi lain angkot juga dibutuhkan. Ironis
ReplyDeleteemang naik angkot bikin pusing,salam love,peace and gaul.
ReplyDelete