Target bus sebenarnya mau naik Rosalia Indah namun karena agennya tidak mau bertransaksi dengan transfer, maunya datang langsung, pesen via web pun sedang eror, akhirnya perburuan tiket bus beralih kepada agen STJ
mencoba menghubungi melalui whatsapp kepada agen, dapetlah kursi depan, ditanya siap jam berapa, disuruh siap jam 16.00 WIB, ternyata pas hari H bus baru datang pukul sekitar 17.00, kalau gitu datang ke agen jam 17 aja, kalau saja si STJ ini sudah memasang GPS pada setiap armada dimana GPS itu terintegrasi dengan aplikasi ticketting, pastilah jos, dari rumah tinggal buka aplikasi kita sudah tahu kode armada dan sampai dimana armada kita, seperti yang sudah dilakukan Bejeu beberapa tahun yang lalu, yang entah masih ada atau tidak sekarang. Biar segala keruwetan pada saat peak season tidak terulang kembali, dimana penumpang yang sudah datang di agen dari jam 15 sore, ternyata bus yang akan membawanya malah baru menuju ke timur puter walik, lah parah sekali kan,
yang muncul di GPS cukup ditampilkan kode bis, julukan, posisi dan arahnya kemana, tidak perlulah menampilkan speed, kecepatan, dan proses penyampaian informasi dari GPS ke aplikasi cukup 5 menit sekali, kalo gini kan Joss, walaupun nantinya proses data ini juga butuh server yang mumpuni. ok back to the laptop.
Jam 16 sampailah di agen, bertanya kepada agen nanti yang datang adalah bus Shanay, nama yang masih asing.
masuk gerbang tol jam 17.30 WIB
Bus langsung ngejos mosak masik, dim dan bahu jalan dimanfaatkan sebaik-baiknya, dim agar kendaraan yang di lajur kiri mengantisipasi kita, tentunya tidak dipaksakan harus kiri terus, kalau bahu kiri ada besi pembatas, Shanay tidak memaksa masuk, kalau masuk malah akan nyerempet,
Walaupun mesin bukan SCANIA tapi kecepatan tidak kalah dengan SCANIA, beberapa kali spedo menunjukkan angka 140 kmh, hal ini juga hasil dari perhitungan matang Pak Sopir yang tidak membuang momentum kecepatan bus, dengan menganalisis situasi lalu lintas yang berada di depan.
Alhasil sampai di rumah makan jam 18.40, lalu saya sholat Mahrib dijamak Isya, lalu makan disitu, lumayan buat mengganjal perut dan menghindari maag.
berangkat lagi dari rumah makan jam 19.40, pas lewat pantura menuju pintu tol, sudah terasa sekali tarikan mesin RK 8, cara nyopir seperti ini 11 12 lah sama HR 100, lincah dan bertenaga. Sepanjang tol, bus melaju pelan, tapi walau pelan spedo hampir mentok, hal ini karena efek lebarnya jalan tol, sehingga tidak terasa berkecepatan segitu, berbeda sekali bila di jalur sempit.
finish di Pulo Gebang jam 0320 pagi, sebenarnya jika saja sopir tidak nyasar di Bekasi tadi bisa sampai Pulo Gebang sebelum jam 3 pagi, macet di tol, untuk kenyamanan pandanagan bus sangat kurang karena memakai topi ala SHD, kecepatan sudah OK, kalau soal sopir ga apal itu bisa dipelajari ke depan.
yang muncul di GPS cukup ditampilkan kode bis, julukan, posisi dan arahnya kemana, tidak perlulah menampilkan speed, kecepatan, dan proses penyampaian informasi dari GPS ke aplikasi cukup 5 menit sekali, kalo gini kan Joss, walaupun nantinya proses data ini juga butuh server yang mumpuni. ok back to the laptop.
Jam 16 sampailah di agen, bertanya kepada agen nanti yang datang adalah bus Shanay, nama yang masih asing.
masuk gerbang tol jam 17.30 WIB
Bus langsung ngejos mosak masik, dim dan bahu jalan dimanfaatkan sebaik-baiknya, dim agar kendaraan yang di lajur kiri mengantisipasi kita, tentunya tidak dipaksakan harus kiri terus, kalau bahu kiri ada besi pembatas, Shanay tidak memaksa masuk, kalau masuk malah akan nyerempet,
Walaupun mesin bukan SCANIA tapi kecepatan tidak kalah dengan SCANIA, beberapa kali spedo menunjukkan angka 140 kmh, hal ini juga hasil dari perhitungan matang Pak Sopir yang tidak membuang momentum kecepatan bus, dengan menganalisis situasi lalu lintas yang berada di depan.
Alhasil sampai di rumah makan jam 18.40, lalu saya sholat Mahrib dijamak Isya, lalu makan disitu, lumayan buat mengganjal perut dan menghindari maag.
berangkat lagi dari rumah makan jam 19.40, pas lewat pantura menuju pintu tol, sudah terasa sekali tarikan mesin RK 8, cara nyopir seperti ini 11 12 lah sama HR 100, lincah dan bertenaga. Sepanjang tol, bus melaju pelan, tapi walau pelan spedo hampir mentok, hal ini karena efek lebarnya jalan tol, sehingga tidak terasa berkecepatan segitu, berbeda sekali bila di jalur sempit.
finish di Pulo Gebang jam 0320 pagi, sebenarnya jika saja sopir tidak nyasar di Bekasi tadi bisa sampai Pulo Gebang sebelum jam 3 pagi, macet di tol, untuk kenyamanan pandanagan bus sangat kurang karena memakai topi ala SHD, kecepatan sudah OK, kalau soal sopir ga apal itu bisa dipelajari ke depan.
No comments:
Post a Comment
mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]