Wednesday, November 7, 2018

Si Bungsu

Si Bungsu, yang keluar antara 20 sampai 30 tiba-tiba merengek meminta perhatian, Lubang yang sudah sampai di pulpa membuat syaraf berasa sekali manakala makanan menyentuh-nyentuhnya. Dengan rasa penuh penyesalan terpaksa si bungsu ini rela terbuang begitu saja karena ketidaktahuan akan pentingnya membersihkan dan memperhatikan gigi.

Menurut hasil penerawangan sinar x dengan tehnik panorama, si bungsu ini posisinya tidak tegak seperti saudara di depannya, posisi si bungsu miring ke depan, meskipun miring, si bungsu ini masih mending daripada kejadian-kejadian yang saya temui di google, ada yang tertanam di gusi, yang bisa saja pertumbuhannya menabrak gigi di depannya tanpa sepengetahuan.

Foto Panoramic memperlihatkan dengan jelas posisi gigi kita dengan melihatnya seolah-olah gigi direntangkan dalam posisi mendatar, dari sini si bungsu kelihatan miring ke depan, yang membuat saya berkesimpulan lubang yang muncul ini ada kaitannya dengan posisi si bungsu ini.

Lubang tersebut dimulai dari lapisan terluar yang disebut email gigi, pada tahap ini biasanya orang belum menyadari, selanjutnya lama-lama lubang sampai pada lapisan kedua yang disebut dentin, pada kondisi ini, ditandai dengan rasa ngilu saat terkena dingin maupun panas, dan bila tidak segera ditambal, lubang akan merembet sampai pulpa yang di dalamnya terdapat syaraf gigi, bila sudah sampai pulpa, gigi tidak dapat ditambal, sebab bila ditambal, infeksi akan terus menyerang sampai akar gigi. Pilihan yang ada adala perawatan syaraf gigi, namun karena kasusnya adalah gigi bungsu yang posisinya kompleks, cabut gigi menjadi pilihan ini.

Pilihan opsi perawatan akar dilakukan dengan jalan membuang saluran akar termasuk membuang pulpa di dalamnya, pulpa merupakan tempat menyalurkan nutrisi pada gigi, bila bagian ini mati, suatu saat warna gigi akan memudar, dan perlu dibersihkan suatu saat.

Sebelum dicabut, sakitnya perlu dihilangkan terlebih dahulu, dengan cara mematikan syaraf giginya, obat ditempelkan di lubang gigi lalu ditambal dengan tambalan sementara selama seminggu, bila lebih dari 7 hari akan berbahaya karena bisa sampai tulang.

Proses pencabutan berjalan kurang lebih 50 menit dihitung sejak masuk ruang praktik sampai keluar, bius lokal mulai disuntikkan melalui gusi, selanjutnya berbagai macam peralatan digunakan dokter untuk mencabut gigi, Alhamdulilah selama proses ini tidak perlu merasakan sakit karena penemuan anestesi lokal ini, kadang gigi harus dihancurkan untuk memudahkan mengambilnya dari rahang, setelah beberapa menit, tinggalah akar gigi yang masih menancap karena posisinya yang bengkok, daripada tulang rahang di obok-obok, dibiarkan saja disitu, suatu saat akan keluar sendiri. Sungguh pertahanan tubuh yang luar biasa. Ending dari operasi kecil ini adalah ditutupnya bekas lubang gigi tadi dengan beberapa jahitan di gusi.

5 Jam pertama, beberapa keping kapas berbentuk tabung menjadi teman setia sisa hasil pencabutan untuk menyerap darah yang dikeluarkan. 10 butir antibiotik Cyndamicin, 10 butir pereda sakit asam mefanamic, dan 10 butir methylprednisolone menjadi teman setia untuk beberapa hari ke depan. Kurangi aktivitas fisik, istirahat yang cukup, makan makanan yang lunak menjadi kebiasan beberapa hari ke depan. 7 hari balik buat mencopot benang.


No comments:

Post a Comment

mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]