Tuesday, April 12, 2016

Gus Mus berpendapat meniru Nabi Muhammad tidaklah dengan cara....

Agung Setiady Timeline Photo
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10205927372483652&set=a.10205484139523105.1073741826.1239548855&type=3&theater
Yesterday at 6:32am ·
Kalimat indah tapi penuh racun...
Banyak menemukan gambar ini di share jadi gatal ingin komen..

Bagi orang-orang yang pernah belajar NLP, setidaknya bisa melihat ada 2 bentuk 'penyimpangan yang sengaja ditanamkan' pada kalimat2 pada gambar ini...

1. Meniru Nabi Muhammad tidaklah dengan cara memakai jubah, surban dan berjenggot.

Arti tersembunyi dari kalimat ini berarti bahwa SALAH BESAR setiap orang yang memakai jubah, surban dan berjenggot karena ingin mengikuti Nabi Muhammad.

Padahal, tahukah Anda apa tindakan logis dari mengidolakan seseorang? Menirunya SECARA FISIK.
Itulah sebabnya anak2 yang punya artis idola cenderung mengikuti penampilan artis yang diidolakannya... dan itu SAH-SAH SAJA.
Itu pula sebabnya Abdullah bin Umar mengelilingi kota Madinah dengan unta sebanyak 3 putaran.

Dan buat yang masih amnesia atau pura-pura amnesia, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk mencukur kumis dan memelihara janggut.
Itulah sebabnya K.H. Hasyim Asy'ari memelihara janggut, bersorban, dan berjubah pula.
Apakah Anda akan mengatakan batapa salahnya K.H. Asy'ari ? Betapa tololnya cara beliau ?
Lalu di mana salahnya kalimat di atas?

Kalimat yang diambil dari artikel TEMPO ini mengandung penyesatan karena adanya DELETION.
Seharusnya, kata-katanya adalah: Meniru Nabi Muhammad tidaklah CUKUP HANYA dengan cara memakai jubah, surban dan berjenggot
Tapi kata2 'CUKUP HANYA' itu dihilangkan. Hasilnya tentu saja menyimpang jauh dari yang seharusnya.

Buat Anda yang masih amnesia atau pura2 amnesia, saya ingatkan lagi, kegemaran melakukan deletion ini adalah pekerjaan snouck hurgronje. Dia ambil ayat lalu dipotong seenaknya.
Lihat orang shalat, maka dia katakan Allah melarang. Buktinya Al Qur'an bilang: Fawailul lil Mushalliin..

Nah, sekedar mengingatkan saja yang seneng melakukan deletion ini, siapa sih yang Anda TIRU sebetulnya.
Ya... bukan Nabi Muhammad SAW tentunya, melainkan Snouck Hurgronje...

2. Orang-orang Arab yang memusuhi Nabi Muhammad juga memakai surban dan jubah, seperti Abu Jahal.
Nah, ini istilahnya adalah GENERALISASI. Maksudnya adalah untuk mengasosiasikan surban dan jubah dengan musuh Nabi, seperti Abu Jahal.

Ini mirip dengan generalisasi muslim di Indonesia yang selalu pake peci. Jadi biar diterima oleh ummat Islam, maka berbondong-bondonglah politikus, apapun agamanya, pake peci.

Nah, yang bikin tulisan ini sekarang berusaha untuk melakukan generalisasi, agar orang mengasosiasikan surban dan jubah dengan Abu Jahal.
Sungguh perbuatan jahil, dan sungguh jahil pula yang menyebarkannya tanpa ilmu.

Hati-hati membuat statemen atau share sesuatu di sosmed karena akan banyak yang membaca. Sekali kita menyimpangkan orang dari kebenaran karena apa yang kita tulis dan kita share, maka TIDAK ADA CARA LAGI untuk memperbaikinya.

Yang pasti adalah, belum tentu bahwa kalimat tersebut merupakan kata-kata yang diucapkan oleh Gus Mus TANPA DIPELINTIR. So, be smart lah...

Ini tambahan, karena banyak yang gagal faham dengan tulisan saya. Disangkanya saya menghujat Gus Mus yang juga saya hormati sebagaimana saya menghormati ulama-ulama lain yang berbeda pendapat dengan beliau. Mari kita cermati lagi tulisannya ya...

Ini perkataan asli Gus Mus (diberi tanda petik) :
"Jika pakai jubah tapi wajahnya selalu marah, maka itu bukan mengikuti Muhammad, tapi mengikuti Abu Jahal," kata Gus Mus.

Nah, perkataan ini kemudian dibumbui opini dengan kata-kata : "Gus Mus berpendapat meniru Nabi Muhammad tidaklah dengan cara memakai jubah, surban, dan berjenggot. Sebab, kata Gus Mus, orang-orang Arab yang memusuhi Nabi Muhammad juga memakai surban dan jubah, seperti Abu Jahal".

Bagi pembaca yang tidak jeli (saya tekankan sekali lagi ya: TIDAK JELI. Dan itu tidak selalu orang awam), maka asumsinya adalah tambahan opini ini adalah perkataan Gus Mus juga. Padahal jelas-jelas itu pendapat sang penulis.

Bagaimana hasilnya? Langsung ada kubu yang menyalahkan Gus Mus dan ada kubu pembela Gus Mus.

Padahal, perkataan siapa yang sebetulnya dihujat dan dibela? OPINI SI PENULIS.

Silahkan baca lagi ya, perkataan Gus Mus itu sudah jelas diberi tanda kutip. DAN TIDAK PERNAH MENYERANG SIAPAPUN !!!

Nah, sekarang jelaskan maksud saya? banyak orang ribut di sosmed gara-gara potongan tulisan model begini, padahal belum tentu yang diucapkan oleh sang tokoh sesuai dengan yang dituliskan.

Jadi, sekali lagi hati-hatilah.

Ingat, hidup ini akan ada yang harus dipertanggungjawabkan.
"Sekali-kali jangan begitu, kelak mereka akan mengetahuinya..."
Sumber http://m.tempo.co/read/news/2015/04/01/173654548/gus-mus-media-online-dikuasai-orang-tak-paham-agama

No comments:

Post a Comment

mohon koreksinya apabila salah (CMIIW), silahkan berkomentar dengan baik, penulis tidak bertanggung jawab atas apa yang anda sampaikan, jadi silahkan anda bertanggung jawab dengan apa yang anda sampaikan, terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat [ baca disclaimer]