Sibuk mencari kesalahan/kekurangan capres lawan, lupa memberi solusi nyata
sebenarnya sah sah saja sih kalo ternyata itu sifatnya membangun, mengkritik, mengingatkan, tapi sayangnya isu kesalahan yang dihembuskan tersebut tidak terbukti dan terpatahkan.
Intinya terlalu sibuk black campaign lawan tapi lupa memberi solusi permasalah yang nyata-nyata terjadi dalam masyarakat. Menurut saya karena kalau masyarakat itu udah merasakan manfaat, merasakan hasil nyata, itu lebih efektif daripada mendengarkan orasi janji-janji.
Yakin calon yang didukung pilihannya pasti menang, sehingga membuat janji-janji yang aneh kalau tidak menang saya akan gini gitu.
Yakin calon yang didukung pasti menang sehingga membuat kesimpulan sendiri : KPU salah kalo yang didukung ternyata kalah
Membuat janji, iklan yang kurang realistis, muluk-muluk.
Media menyebalkan yang tidak netral, mendukung salah satu capres baik dari P maupun JKW, termasuk membuat akun palsu fake lalau menyebarkan berita berita yang tidak netral, membuat web berita yang tak jelas
Termasuk oknum/media yang membuat, menyebarkan berita / isu pelintiran pernyataan tokoh, sehingga menimbulkan tersinggungnya golongan/agama tertentu dengan tujuan agar pembaca menjadi beralih/mendukung salah satu calon yang didukung media tersebut. biasanya berita seperti ini harus mendapatkan klarifikasi dari tokoh tersebut secara langsung. contohnya media ini menulis : Tim Capres A : Aturan Rumah Ibadah akan Dihapus, mbaca ini pasti lu emosi kan sama tim capres A, tapi apa bener demikian? nah berita seperti inilah yang harus dklarifikasi benar tidaknya.
mengejek dan menjelek-jelekin. Capres ini kerempeng lah, capres ini ga punya istri lah dsb. Ndukung sih boleh aja tapi ya ga gitu gitu juga kali. Masak jelek semua sih kan ga juga?
Begitulah beberapa ulah oknum di dunia politik yang buat saya cukup bikin pusing. Oknum tersebut bisa dari masyarakat sendiri, bisa juga dari politikus. Yang njlimet pas perang tentang google cache, kubu Prabowo meyakini tanggal pada halaman cache itu adalah tanggal upload, sedangkan dari Jokowi mengoreksi tanggal di gogle cache itu adalah tanggal kapan di capture.
Jadi sekarang menurut saya yang ndukung Jokowi udah menang ga boleh menjelek-jelekin Prabowo, juga ga perlu muluk muluk mendukung Jokowi, seolah olah Jokowi manusia super, titisan dari langit, manusia setengah dewa dsb. menurut saya itu berlebihan, sebaliknya dari pendukung Prabowo juga ga perlu sampai membenci yang menang, ampe ada yang mendoakan negara ini bla bla kalo dipimpin dia. sekali lagi ga gitu juga kali. itu malah bisa menjadi semacam bentuk menyekutukan Allah SWT yaitu merasa lebih tahu dengan ketetapan Allah tentang masa depan Negeri ini. Menganggap masa depan itu pasti buruk. Saya hanya menyorot sisi Tim sukses Prabowo dan Jokowi saja.
sebenarnya sah sah saja sih kalo ternyata itu sifatnya membangun, mengkritik, mengingatkan, tapi sayangnya isu kesalahan yang dihembuskan tersebut tidak terbukti dan terpatahkan.
Intinya terlalu sibuk black campaign lawan tapi lupa memberi solusi permasalah yang nyata-nyata terjadi dalam masyarakat. Menurut saya karena kalau masyarakat itu udah merasakan manfaat, merasakan hasil nyata, itu lebih efektif daripada mendengarkan orasi janji-janji.
Yakin calon yang didukung pilihannya pasti menang, sehingga membuat janji-janji yang aneh kalau tidak menang saya akan gini gitu.
Yakin calon yang didukung pasti menang sehingga membuat kesimpulan sendiri : KPU salah kalo yang didukung ternyata kalah
Membuat janji, iklan yang kurang realistis, muluk-muluk.
Media menyebalkan yang tidak netral, mendukung salah satu capres baik dari P maupun JKW, termasuk membuat akun palsu fake lalau menyebarkan berita berita yang tidak netral, membuat web berita yang tak jelas
Termasuk oknum/media yang membuat, menyebarkan berita / isu pelintiran pernyataan tokoh, sehingga menimbulkan tersinggungnya golongan/agama tertentu dengan tujuan agar pembaca menjadi beralih/mendukung salah satu calon yang didukung media tersebut. biasanya berita seperti ini harus mendapatkan klarifikasi dari tokoh tersebut secara langsung. contohnya media ini menulis : Tim Capres A : Aturan Rumah Ibadah akan Dihapus, mbaca ini pasti lu emosi kan sama tim capres A, tapi apa bener demikian? nah berita seperti inilah yang harus dklarifikasi benar tidaknya.
mengejek dan menjelek-jelekin. Capres ini kerempeng lah, capres ini ga punya istri lah dsb. Ndukung sih boleh aja tapi ya ga gitu gitu juga kali. Masak jelek semua sih kan ga juga?
Begitulah beberapa ulah oknum di dunia politik yang buat saya cukup bikin pusing. Oknum tersebut bisa dari masyarakat sendiri, bisa juga dari politikus. Yang njlimet pas perang tentang google cache, kubu Prabowo meyakini tanggal pada halaman cache itu adalah tanggal upload, sedangkan dari Jokowi mengoreksi tanggal di gogle cache itu adalah tanggal kapan di capture.
Jadi sekarang menurut saya yang ndukung Jokowi udah menang ga boleh menjelek-jelekin Prabowo, juga ga perlu muluk muluk mendukung Jokowi, seolah olah Jokowi manusia super, titisan dari langit, manusia setengah dewa dsb. menurut saya itu berlebihan, sebaliknya dari pendukung Prabowo juga ga perlu sampai membenci yang menang, ampe ada yang mendoakan negara ini bla bla kalo dipimpin dia. sekali lagi ga gitu juga kali. itu malah bisa menjadi semacam bentuk menyekutukan Allah SWT yaitu merasa lebih tahu dengan ketetapan Allah tentang masa depan Negeri ini. Menganggap masa depan itu pasti buruk. Saya hanya menyorot sisi Tim sukses Prabowo dan Jokowi saja.
Aku setuju sama pendapatmu.
ReplyDeleteMenurutku, kedua capres sama-sama ada sisi lebih dan kurangnya. Tinggal hati kita sendiri lebih berat milih siapa. Tapi kog para pendukung fanatik merasa pilihannya yang paling benar sehingga bisa menghina capres lainnya.
Itu kan hak masing-masing orang untuk memilih, kog maksa.. hahaha..
Yah semoga negara ini menjadi lebih baik dengan kepemimpinan presiden berikutnya. Bukan hanya presiden, tapi semoga para pemimpin kita yang duduk di kursi pemerintahan menyadari tanggung jawab dan kepercayaan masyarakat yang telah diberikan pada mereka. Semoga diberikan hati yang takut akan Tuhan sehingga mengurungkan niat mereka untuk melakukan perbuatan yang menyimpang.
Amin.