Ujian tersebut adalah melewati jurang yang dalam, dibawahnya terdapat batu, terjal. ada sebilah papan sebagai jembatan memiliki tali di kedua sisinya untuk berpeganan. Kata sang putri siapa yang bisa melewati jurang itu tanpa memegang tali dialah orang yang nanti bisa menikah dengan tuan putri.
Pangeran Nawa mulai mencobanya, baru berdiri disisi tebing nyali Nawa mulai menciut, akhirnya dia mengurungkan niatnya melewati jurang itu. Pangeran kedua pangeran Budi telah berhasil berjalan, tapi di tengah perjalanan dia melirik kebawah, kakinya gemetaran akhirna dia kembali lagi dengan berpegangan tali. Pangeran ketiga juga ketakutan, kemudian tibalah giliran Pangeran Catur. Dengan niat yang kuat untuk mendapatkan hati sang putri dia bersiap berjalan meniti papan itu. Tiba-tiba dia bergegas lari melewati papan itu dan sampailah dia di ujung, Tuan Putri takjub, ketiga pangeran juga takjub akan hal itu.
Sang putri bertanya "Bagaimana kamu bisa melaluinya?" "Saya benar-benar ingin mendapatkan tuan putri". kemudian Ayah datang menghampiri menjelaskan "Sebenarnya batu-batu yang dibawah itu bukan batu beneran, tapi batu buatan terbuat dari kain, kalau jatuh kalian tidak akan mati". Ketiga pangeran yang tidak berhasil merasa tertipu, "Kalau gitu sih berani". Pangeran Catur pun tersenyum sambil menggandenga tangan sang putri.
Pangeran Nawa mulai mencobanya, baru berdiri disisi tebing nyali Nawa mulai menciut, akhirnya dia mengurungkan niatnya melewati jurang itu. Pangeran kedua pangeran Budi telah berhasil berjalan, tapi di tengah perjalanan dia melirik kebawah, kakinya gemetaran akhirna dia kembali lagi dengan berpegangan tali. Pangeran ketiga juga ketakutan, kemudian tibalah giliran Pangeran Catur. Dengan niat yang kuat untuk mendapatkan hati sang putri dia bersiap berjalan meniti papan itu. Tiba-tiba dia bergegas lari melewati papan itu dan sampailah dia di ujung, Tuan Putri takjub, ketiga pangeran juga takjub akan hal itu.
Sang putri bertanya "Bagaimana kamu bisa melaluinya?" "Saya benar-benar ingin mendapatkan tuan putri". kemudian Ayah datang menghampiri menjelaskan "Sebenarnya batu-batu yang dibawah itu bukan batu beneran, tapi batu buatan terbuat dari kain, kalau jatuh kalian tidak akan mati". Ketiga pangeran yang tidak berhasil merasa tertipu, "Kalau gitu sih berani". Pangeran Catur pun tersenyum sambil menggandenga tangan sang putri.
tulisannya cukup,,menarik mas..
ReplyDeletekeren keren,,,