Baru aja liat HT di kaskus tentang kecaman terhadap topeng monyet, karena dianggap melakukan penyiksaan terhadap hewan yang melanggar undang-undang. Begitu perhatiannya mereka pada masalah ini, dan begitu pedulinya mereka pada nasib sang monyet. Hal ini sah saja, karena memang dalam melatih hewan agar bisa menunjukkan penampilan seperti yang diinginkan pawang tentu membutuhkan perjuangan, yang dianggap sebagai bentuk penyiksaan.
Demo tersebut tentu mengingatkan kita akan hal tersebut, karena pasti sebagian besar dari kita tidak terlalu memikirkannya setiap saat. Pada umumnya memberikan kritik itu memang lebih mudah daripada memberikan solusi. Maksud saya alangkah lebih baik, menciptakan lapangan kerja pengganti pekerjaan pawang monyet, kalo disuruh berhenti saja, tanpa memberi alternatif yang lain kan pasti tidak mudah. Namun pernyataan penolakan monkey tortue harus patut diacungi jempol.
Soal monyet jadi inget monyet di rumah saya, entah monyet siapa itu, seumur-umur baru kali ini monyet itu muncul di sekitar lingkungan desa saya. berkeliaran kesana kemari, berusaha mencari makan, bukan di hutan lagi melainkan di desa, perilaku alamiahnya itu malah menimbulkan konflik saat mereka mencuri makanan.
Soal monyet jadi inget monyet di rumah saya, entah monyet siapa itu, seumur-umur baru kali ini monyet itu muncul di sekitar lingkungan desa saya. berkeliaran kesana kemari, berusaha mencari makan, bukan di hutan lagi melainkan di desa, perilaku alamiahnya itu malah menimbulkan konflik saat mereka mencuri makanan.
harusnya jangan cuma penyiksaan terhadap monyet yang dikecam, kalo mau liat dijalanan malah lebih banyak lagi anak- anak yang dieksploitasi. Disiksa, dirampas keceriaannya, demi sesuap nasi dan selembar ijazah.
ReplyDeleteMiris memang negeri ini. :(
ini emang yang protes adalah pecinta hewan, jadi mereka fokusnya tentang ini :D
ReplyDelete