Secara sosial dan semangat pernikahan, hal itu tidak layak, karena pernikahan merupakan saat bahagia, berlawanan dengan kematian yang merupakan saat berduka. Rasulullah SAW selalu memposisikan pernikahan itu dengan kebahagiaan, bahkan sampai beliau memerintahkan agar dihidangkan makanan walimah, hingga dibolehkannya nyanyian dengan alat pukul.
Jika alasannya adalah karena keinginan sang ayah ingin melihat pernikahan anaknya, tetapi tidak terlaksana karena lebih dulu dipanggil Allah SWT, tentu saja hal itu tidak dapat dilaksanakan, sebab jenazah yang telah meninggal tidak mungkin melihat peristiwa pernikahan.
Jadi hal ini hanya akal-akalan saja, sama sekali tidak masuk logika syariah, sebab orang yang telah meninggal tidak bisa menyaksikan apapun. Namun ada benarnya bahwa arwah seseorang yang sudah meninggal masih bisa melihat dan mendengar orang-orang yang masih hidup dengan catatan hal itu tidak berkaitan dengan jenazahnya.
Sahabat Rasulullah SAW pernah bertanya kepada Rasul "Apakah orang mati bisa mendengar?" pertanyaan tersebut dijawab beliau bahwa hal itu adalah benar, bahkan semua makhluk hidup di dunia ini mendengarnya kecuali manusia
Tetapi riwayat ini sama sekali tidak menyebutkan bahwa Rasulullah SAW berbicara dengan mayat sebelum dikubur, melainkan dengan ruh orang yang jasadnya sudah dikuburkan.
Dengan demikian jika logika seperti ini dipakai, tentu pernikahan tidak harus dilakukan di depan jenazah yang wafat, tetapi bisa kapan saja dan dimana saja, karena ruh manusia bisa menyaksikan keluarganya.
Namun ruh tersebut hanya sebatas menyaksikan saja, tidak sampai menjadi hantu yang gentayangan sambil menjelma di alam nyata melakukan keonaran sana-sini, yang melakukan keonaran itu bukanlah ruh manusia, tetapi jin yang menyamar agar orang-orang melakukan kemusyrikan.
Biasanya bila ada hantu gentayangan, dipanggilkan dukun, lalu dukun mengusir hantu tersebut, tapi minta syarat, justru dalam syarat itulah terdapat jebakan hal-hal yang syirik, sekali dituruti jin tersebut terus berupaya memperdayai manusia.
Sama halnya ketika kita memberi salam saat memasuki area pemakaman atau kuburan, kita biasa mengatakan "Assalamualaikum ya ahli kubur". sebenarnya hal itu dijawab oleh mereka yang telah tiada, akan tetapi kita tidak mendengarnya, jika kita bisa mendengarkannya, pasti kita lari terbirit-birit.
Kembali pada pernikahan, jadi tidak perlu berlebihan seperti itu, alternatif lain yang dapat mengganti kebiasaan ini seperti ini adalah bersama-sama mendoakan leluhur ketika akan melaksanakan ijab kabul pernikahan, insya Allah kesakralan acara pernikahan dan penghormatan kepada leluhur tidak berkurang. Apalagi mengingat yang dimaksudkan orang tua ingin melihat anaknya menikah, tentu bukan setelah wafatnya, tetapi ketika masih hidup. Wallahu a’lam bishshawab.
Ref :
http://www.ustsarwat.com/search.php?id=1150873261
http://pandangan-baz.blogspot.com/2009/05/nikah-di-depan-jenazah-bgm.html
http://tausyiah275.blogsome.com/2009/08/11/menikah-di-depan-jenazah-ajaran-siapa-itu/
aku setuju bahwa pernikahan sebaiknya tidak didepan mayat. sepertinya membagi acara itu yang riskan namun barangkali ngirit biaya kali
ReplyDeletepernikahan anak mbah surip kemaren bener2 aneh ya, sebaiknya pernikahannya diundur beberapa bulan gitu setelah mbah surip meninggal
ReplyDeletepernikahan di depan mayat..
ReplyDeletelha aq malah ngeri tuh klo ky gitu...
alhamdulillah, pas pernikahanku ga da itung2n primbon dkk, pokoknya nikah aja pas ada waktu yg pas. pas libur maksudnya
:)
Iya benar sekali, kalo begitu nanti apa yang harus dirasakan? apakah kita bersenang-senang dengan pernikahan padahal ada mayat?
ReplyDeleteatau suasanya sedih karena ada yang meninggal? padahal juga ada pernikahan yang seharusnya bahagia.
saya setuju banget..
Iklan Gratis
aku juga ga pernah setuju ada orang menikah didepan jenazah...
ReplyDeleteaneh2 aja
berarti kek pernikahane putrine mbah surip?
ReplyDeletejadi ini kek pernikahane anaknyah mbah surip?
ReplyDelete@abeeayang: Jika ayahnya (mayit) hanya berdampingan dengan orang nikah, yha tidak masalah, namun pertanyaannya 'Apa manfaatnya ?? bisakah nikah dilaksanakan dengan khusuk, sementara disampingnya mayat ayahnya ??? Saat nikah adalah sa'at bahagia, namun saat ada musibah adalah saat berduka......bisakah 2 dimensi ini digabung jadi satu ?? walahualam.
ReplyDelete*liat aja : http://pandangan-baz.blogspot.com/2009/05/nikah-di-depan-jenazah-bgm.html
bener banget! saya setuju dengan hal itu!
ReplyDeletesaya jg ndak tau hukumnya cuman kl secara rasional saya lebih memilih mengurus jenazah terlebih dahulu sampai selesai..
ReplyDeletehmph.. keknya sih berkaitan sama budaya. kalo gak salah.. katanya orang jawa tuh gak boleh ada orang mbaranggawe (hajatan yah bahasa indonesianya?) dalam satu tahun.
ReplyDeletejadi kalau ada yg meninggal , setahun kemudian baru boleh ada nikahan, kecuali acar itu digabungkan...
mungkin ituu kali maksudnya nikah di depan jenazah..
daripada ditunda, dibarengkan skaliaan...
mungkin loh,
mungkiin...
Nice info
ReplyDeletewah wah, setuju juga sih.
ReplyDeletemakasih, nambah nambah pengetahuan saya nih :)
klo sodara gw lain lagi,emang berkaitan dengan budaya juga, tgl untuk menikah sudah di tentukan dan ternyata sebelum hari H nenek meninggal, akhirnya pernikahan diajukan dan menikah di depan jenazah nenek, dan pada hari H nya tinggal resepsinya aja,menurut adat di jawa klo orang tua meninggal gak boleh ada pernikahan sebelum 1tahun, nah klo menunggu waktu setahun ini kan masih lama iya klo gak hamil duluan klo hamil duluan gimana siap yang dosa???karena calon mempelai ini kan merasa sudah separuh resmi, karena surat2 dah di urus tinggal pelaksanaannya aza jadi di ambil jalan tengah menikah di depan jenazahtapi untuk resepsiinya bisa di undur setelah 7 harinya si jenazah....
ReplyDeleteduh, ngeri euy kayaknya malahan...
ReplyDeletebener tuh, pernikahan khan momen bahagia, kematian khan dukacita, kayaknya gak bisa dijadiin satu....
hm....
ngeri ah msak nikah di dpn jenazah..parah bgt itu..terlalu memaksakan kesannya
ReplyDeletegmn perasaanya coba klo mnikah d depan jenazah
ReplyDeletesaya juga setuju sebaiknya menikah setelah prosesi pemakaman saja, akan lebih terlihat ke sakralannya.
ReplyDelete