Selamat malam, kali ini saya akan mencatatkan catatan perjalanan naik bus lagi, kali ini saya naik bus Gunung Harta jurusan Kediri Jakarta, terakhir naik Tahun 2017 yang lalu
. Saat itu sedang awal
ya, jika dulu fasilitas yang didapatkan PO ini yaitu avod, leg rest, snack, makan, nah kalau sekarang kira-kira masih sama apa tidak ya? silahkan disimak tulisan ini lebih lanjut.
Pemesanan tiket
Pemesanan tiket bisa melalui Agen Gunung Harta Kediri melalui nomor
Whatsapp namanya Pak Gede dengan nomor +62 813-3213-7888.
Awalnya memesan tiket pada hari H-30 lebaran untuk keberangkatan H+4 atau hari kelima lebaran, ternyata tiketnya belum dijual menunggu penetapan tarifnya. Sekitar H-14 saya coba menanyakan kembali apakah sudah ada informasi tiket lebaran, ternyata sudah ada, untuk tarif Kediri Jakarta saat itu terkena tarif Rp.660.000,-, sebagai perbandingan, tarif ini relatif lebih murah dibandingkan dengan Rosalia Indah yang mencapai Rp.725.000,-an untuk rute yang sama. Saya pun berhasil mengamankan satu kursi di baris ketiga sesuai yang ditawarkan agen, kemungkinan baris depan sudah terisi karena tidak ditawarkan.
Pembayaran tiket
Pembayaran bisa dilakukan melalui transfer
bank BCA, jika pembayaran dari Mandiri akan terkena biaya admin Rp.2500,-, pembayaran saat itu dilakukan maksimal 1 hari sebelum keberangkatan ya, berbeda dari sebelumnya yang bisa dilakukan ketika naik.
Titik Keberangkatan berubah saat perbaikan Jembatan Bandar
Bus-bus jurusan Jakarta rata-rata saat ini menutup agennya di terminal Tamanan, jadinya titik keberangkatan saat ini dipindah ke agen yang lain, misalnya Bus Harapan Jaya sekarang bisa naik dari Mrican, sedangkan bus Gunung Harta ini diminta naik dari Pool Jalan Letjen S Parman No 91. Namun ada juga bus Jakartanan yang tetap melayani di Agen Tamanan, yaitu Rosalia Indah, jadinya tidak perlu jauh-jauh muter.
Hari keberangkatan
13:00 WIB
saya tiba di agen, terlihat beberapa calon penumpang sudah menunggu di kursi dari kursi bus. jumlahnya sekitar 4 orang saja. jadi memang tidak terlalu ramai. Terlihat pula Gunung Harta Merah jurusan Denpasar sedang parkir di halaman agen menunggu penumpang yang belum datang. Saya pun begitu sampai, langsung
cek in ke agen dan menerima selembar kertas tiket.
Ternyata belum dilengkapi gps tracking
Berbeda dengan iklan di
instagram Bus Gunung Harta
Solutions, dimana penumpang bisa mengecek keberadaan bus menggunakan kode
booking, ternyata bus yang saya naiki ini tidak menggunakan sistem tersebut, hal ini terlihat pada tampilan tiketnya yang tidak ada nomor kode
booking sebagai kunci melacak posisi bus, apakah masih lama ataukah sudah sampai. sayang sekali ya tidak bisa mengecek, padahal penting untuk perkiraan tiba di agen. jadinya hanya mengandalkan kebiasaan dan agennya saja,
itupun kalau agennya "sempat" menjawab pertanyaan kita sampai mana, pengalaman dua trip sebelumnya agen malah mengabaikan pertanyaan seperti itu. Menurut info agen, bus sebentar lagi akan sampai, padahal sebentarnya ini bisa saja sebentar 30 menit atau sebantar 5 menit ya hehe, tergantung persepsi masing-masing orang.
13.05 WIB
Bus tiba di Pool S Parman dari arah timur, berhenti langsung di pinggir jalan, saya pun langsung bergegas naik, eh ternyata pak sopir malah turun dari bus, disini bus ternyata berhenti dulu cukup lama, karena harus menaikkan paket berupa karung-karung berisi petai.
Reviu Bus
Bus menggunakan mesin Scania K410 ib, seperti tampak di tulisannya, dengan plat nomor N 7177 UA jurusan Blitar Jakarta. Ternyata setelah saya naik di dalamnya fasilitasnya masih sama dengan lima tahun sebelumnya
1. Yaitu fasilitas standard bus malam seperti AC, toilet, smooking room, leg rest, snack roti, makan 1 kali, dan satu lagi video AVOD di setiap kursinya, masih sama ya dengan yang dulu.
1
Kursinya pun masih sama dengan yang dulu, menggunakan kursi rimba kencana, menurut testimoni penumpang dengan tinggi badan 160 cm, ternyata kursi seperti ini kurang nyaman, karena kaki menjadi gantung, membuat pegel di paha untuk perjalan yang panjang. Seharusnya ada solusi untuk menurunkan tinggi kursi, atau ada semacam
footrest yang
fleksibel bisa naik turun sesuai kebutuhan masing-masing orang ya.
namun untuk jarak antar kursi, menurut saya sudah pas, karena saya bisa merebahkan kursi sampai
full, tanpa mengganggu penumpang di belakang saya, namun dengan catatan bila sampai rumah makan atau akan turun, kursi ditegakkan kembali ya.
Fasilitas lainnya yang saya coba adalah
AVODnya yang ternyata sudah terisi baik lagu maupun video, meskipun videonya jadul jadul film
Stephen Chow ya, namun cukup untuk mengisi waktu sebelum bus diberangkatkan, untuk mendengarkannya memang harus memakai headset sendiri, dan masih berfungsi dengan baik, namun untuk cara menyambungkan dengan
handphone, silahkan kalian
gogling sendiri caranya.
13:25 WIB
Bus baru mulai diberangkatkan, melintasi kota Kediri jalan Doho, karena jembatan sedang ditutup untuk pelebaran jalan. efeknya jalur ini menjadi macet, karena semua kendaraan bus besar, truk lewat sini semua. Bus menuju arah Nganjuk.
14:45 WIB
Sampai di Terminal Nganjuk, lepas Nganjuk bus menuju arah tol, menuju Terminal Madiun, lanjut Maospati
Jalur Maospai Ngawi di depan bertemu truk panjang yang nyalip-nyalip, setiap lawan arah kosong selalu dimanfaatkan truk ini untuk nyalip, bus yang saya naiki saat itu posisinya di belakang truk ini. Akhirnya berpisah setelah sampai di perempatan Terminal Ngawi lama karena truk mengarah ke timur, sementara bus berbelok ke barat.
17:05 WIB
Bus masuk Terminal Ngawi, padahal tidak ada penumpang yang naik ya, kondisi jalan Terminal sudah lebih mendingan, tidak ditemui jalur yang rusak sampai membuat oleng bus.
Lepas Terminal Ngawi ternyata bus mengarah ke barat, melewati RM Duta Timur yang masih buka, kemudian melewati RM Duta Barat yang ternyata sudah tutup.
disini bus ternyata tidak mampir Rumah Makan Duta Barat lagi. Terpantau kondisinya sudah kosong ya.
17:20 WIB
Masuk Rumah Makan Taman Sari di Ngawi, yang ternyata posisinya tidak jauh dari RM Duta Barat, ke barat sedikit. Ternyata RM ini terlihat masih baru ya.
Di Rumah makan ini desainnya memang sengaja didesain sebagai rumah makan bus, terlihat dari halaman parkirnya yang sengaja dibuat luas, dan juga kanopi di atas pelindung hujan.
Karena belum masuk waktu Mahrib, saya putuskan makan dulu dengan menyerahkan tiket tadi untuk disobek dan diambil yang ada gambar barcodenya.
Menu makanan di Rumah Makan ini cukup melimpah, pilihannya antara lain ada nasi goreng, garang asem, dan ada yang lain, saya lupa, saya sendiri mencoba garang asemnya, rasanya tidak terlalu pedas seperti Garang Asem Mba Har.
Selesai makan langsung menuju Mushola untuk Sholat Mahrib dan Isya, karena memang sudah pas memasuki waktu Mahrib.
17:50 WIB
berangkat dari Rumah Makan Taman Sari, ternyata bus tidak kembali ke Tol Ngawi, tapi bus melanjutkan perjalanan ke barat melalui jalur non tol melewati hutan Ngawi, ternyata bus akan mengambil penumpang di Sidowayah. Tidak lupa kernet menanyakan setiap penumpang turun dimana kemudian dicatat dalam selembar kertas.
Lepas Sidowayah bus kembali masuk Tol Trans Jawa, arus balik ke Jakarta H+4 lebaran tidak ditemui kemacetan yang berarti, terpantau kemacetan berwarna merah di aplikasi
google map terjadi di daerah Tol Solo Semarang tepatnya di Ungaran, wah jangan-jangan bakalan macet seperti sebelumnya ya
2, namun ternyata setelah dilewati, macetnya masih bisa melaju sekitar 30 sampai 40 kmh, bahkan bisa lebih cepat bila melalui bahu jalan seperti bus yang saya naiki ini. Entah karena apa macetnya, karena saya tidak terlalu memperhatikannya juga. Ternyata seteelah ditelusuri bedanya warna merah di google map yang macet banget ketika di zoom, wana merah tersebut terlihat warna merah tua atau merah coklat ya.
Dari Gerbang tol Kalikangkung mulai diberlakukan one way, ternyata waktu itu tidak terlalu padat arah barat. Untuk laju bus ini tergolong cukup cepat dan ternyata kondisi jalan masih memungkinkan bus ini untuk memaksimalkan kekuatan SCANIA K410ib, seperti dengan entengnya menyalip mobil-mobil pribadi. Bus ini tidak menggunakan jalur one way jalur kanan, karena jalaur one way ini hanya bisa keluar di pintu tol Cikampek saja, sedangkan pintu tol yang lainnya ditutup.
01.10 WIB
Gerbang Tol Cikampek, dari sini hanya keluar tol sebentar, menurunkan penumpang di depan pintu tol, lalu langsung putar balik lagi. terpantau lepas Cikampek, masih ada satu jalur
contra flow menambah satu jalur arah barat.
01:45 WIB
Karawang, lepas Karawang saya tidur, terpantau bus juga berhenti di Bekasi, Depsos dan lain-lain, namun saya tidak mencatatnya.
03:00 WIB
Finish Pasar Rebo
Kesimpulan
Harga Tiket Rp.660.000,-
Bus SHD Scania K410ib
Lama perjalanan, 14 jam total.
Kelebihan
-masuk rumah makan jamnya pas buat jam makan malam dan Sholat Mahrib dan Isya, yaitu sekitar jam 17:30 WIB
-Sudah menggunakan suspensi udara.
Kekurangan
-Belum ada
footrest yang bisa disetel tinggi rendahnya, karena kebutuhan masing-masing orang berbeda sesuai tingginya.
-Belum mengikuti sistem
gps tracking seperti di iklan di
instagramnya.
1https://myspacenote.blogspot.com/2017/12/gunung-harta-gh-085-blitar-kediri.html
2https://myspacenote.blogspot.com/2023/02/rosalia-indah-jakarta-salatiga-hdd-464.html