Sebenarnya sih dapat kita katakan seluruh jalan yang kita lewati itu adalah daerah titik rawan, apalagi bagi kita yang tidak terbiasa melewati jalur tersebut, tidak bisa kita mengatakan hanya jalur ini saja yang rawan, atau hanya jalur itu saja yang aman, karena walau aman sekalipun, kalau cara berkendara kita kurang aman, tentunya juga tidak ada jaminan semua akan aman, begitu pula sebaliknya, selain bergantung dengan cara kita berkendara, faktor jalan juga tidak bisa lepas begitu saja dalam mendukung keamanan berkendara, beda kan antara jalan yang pake lampu sama jalan yang ga pake lampu. Berikut ini tempat-tempat di rute Solo Semarang yang menurut saya perlu diwaspadai :
Daerah dalam kota Salatiga, terutama perempatan di jalan Osamaliki, di daerah ini pantang untuk ngebut, karena jalannya yang menikung juga sering ketemu sama penyeberang jalan, membuat prinsip to see and to be seen antara penyeberang dengan pengguna kurang maksimal.
Pasar Ampel, saat melewati daerah ini sebaiknya kecepatan dikurangi, karena disini sering ketemu sama penyeberang jalan, entah itu orang, motor, mobil, apalagi daerah tugu lilin dimana kendaraan dari utara biasanya lebih kenceng daripada selatan karena jalan menurun, selain itu jalurnya juga menyempit di daerah tugu lilin ini, selain pengguna, penyeberang juga harus hati-hati.
Sepanjang jalur Tengaran sampai Terminal Boyolali, disini bakal sering ketemu jalan yang berubah-ubah lebarnya, kadang lebar empat lajur, kadang menyempit lagi menjadi dua lajur saja, memang dulunya jalur ini hanya dua lajur, namun seiring berjalannya waktu, beberapa ruas telah diubah menjadi empat lajur. Terutama jalur menyempit sebelum jembatan yang rawan menurut saya apalagi bila belum dilengkapi penerang jalan, penanda, marka atau lebih rawan lagi bagi orang yang belum hafal rute ini. Jalur yang menyempit sebelum jembatan antara lain jembatan Kenteng di Ampel, jembatan kecil di Tengaran, jembatan di Kebon Jeruk.
Keluar Pom Bensin sebelah barat Terminal Boyolali, menurut saya ini rawan karena saat kita keluar dari pom tersebut mau ke timur, kendaraan cenderung langsung memotong lajur jalan raya, hal ini karena tida ada bahu jalan antara jalur keluar pom bensin dengan jalan raya, kalau kita keluar dari Pom Bensin tersebut, dimana yang kita lihat itu seperti bahu jalan, padahal sebenarnya itu sudah masuk lajur kiri jalan raya, yang bisa aja kendaraan dari arah barat mengisi lajur kiri tersebut.
Ujung Ringroad Utara Boyolali yang berada di Mojosongo, karena disini ada pertemuan Ringroad dari utara dengan kendaraan dari arah barat.
Update kondisi Jalur Mudik 01 Agustus 2013
Tambahan titik rawan saat ini menurut saya yaitu jalur keluar tol Bawen, entah nantinya akan dibuat seperti apa titik potong ini, rawan karena ada perbaikan jalur dari utara dialihkan lajurnya ke timur, dan harus melewati beberapa gundukan yang tentunya tidak boleh dilewati dengan kencang, kalau jalur ini sih menurut saya enaknya dibuat U turn seperti daerah Baranangsiang Bogor atau daerah Japanan Pasuruan, jadi kendaraan yang datang dari utara ke selatan berbelok dulu ke timur baru berputar arah kebarat lalu keselatan, jadi tidak memotong jalur dari selatan, tapi entahlah mau dibuat seperti apa nantinya titik ini.
Kemudian Titik pertemuan Ringroad Selatan Salatiga di Tingkir, disini ada berpotongan antara kendaraan dari barat yang akan belok keselatan dengan kendaraan dari selatan ke utara. Juga sebelum titik perpotongan ini ada jalan berlubang, dan berbahaya bila malam hari, karena gelap. Pernah saya lihat kijang menerjang lubang-lubang tersebut dengan kencangnya, gara-gara terlalu gelap dan pastinya dia belum hapal jalur tersebut, dari barat memang halus sih jalannya.
Itulah beberapa titik rawan menurut saya. mungkin ada yang bisa menambahkan lagi?
Pasar Ampel, saat melewati daerah ini sebaiknya kecepatan dikurangi, karena disini sering ketemu sama penyeberang jalan, entah itu orang, motor, mobil, apalagi daerah tugu lilin dimana kendaraan dari utara biasanya lebih kenceng daripada selatan karena jalan menurun, selain itu jalurnya juga menyempit di daerah tugu lilin ini, selain pengguna, penyeberang juga harus hati-hati.
Sepanjang jalur Tengaran sampai Terminal Boyolali, disini bakal sering ketemu jalan yang berubah-ubah lebarnya, kadang lebar empat lajur, kadang menyempit lagi menjadi dua lajur saja, memang dulunya jalur ini hanya dua lajur, namun seiring berjalannya waktu, beberapa ruas telah diubah menjadi empat lajur. Terutama jalur menyempit sebelum jembatan yang rawan menurut saya apalagi bila belum dilengkapi penerang jalan, penanda, marka atau lebih rawan lagi bagi orang yang belum hafal rute ini. Jalur yang menyempit sebelum jembatan antara lain jembatan Kenteng di Ampel, jembatan kecil di Tengaran, jembatan di Kebon Jeruk.
Keluar Pom Bensin sebelah barat Terminal Boyolali, menurut saya ini rawan karena saat kita keluar dari pom tersebut mau ke timur, kendaraan cenderung langsung memotong lajur jalan raya, hal ini karena tida ada bahu jalan antara jalur keluar pom bensin dengan jalan raya, kalau kita keluar dari Pom Bensin tersebut, dimana yang kita lihat itu seperti bahu jalan, padahal sebenarnya itu sudah masuk lajur kiri jalan raya, yang bisa aja kendaraan dari arah barat mengisi lajur kiri tersebut.
Ujung Ringroad Utara Boyolali yang berada di Mojosongo, karena disini ada pertemuan Ringroad dari utara dengan kendaraan dari arah barat.
Update kondisi Jalur Mudik 01 Agustus 2013
Tambahan titik rawan saat ini menurut saya yaitu jalur keluar tol Bawen, entah nantinya akan dibuat seperti apa titik potong ini, rawan karena ada perbaikan jalur dari utara dialihkan lajurnya ke timur, dan harus melewati beberapa gundukan yang tentunya tidak boleh dilewati dengan kencang, kalau jalur ini sih menurut saya enaknya dibuat U turn seperti daerah Baranangsiang Bogor atau daerah Japanan Pasuruan, jadi kendaraan yang datang dari utara ke selatan berbelok dulu ke timur baru berputar arah kebarat lalu keselatan, jadi tidak memotong jalur dari selatan, tapi entahlah mau dibuat seperti apa nantinya titik ini.
Kemudian Titik pertemuan Ringroad Selatan Salatiga di Tingkir, disini ada berpotongan antara kendaraan dari barat yang akan belok keselatan dengan kendaraan dari selatan ke utara. Juga sebelum titik perpotongan ini ada jalan berlubang, dan berbahaya bila malam hari, karena gelap. Pernah saya lihat kijang menerjang lubang-lubang tersebut dengan kencangnya, gara-gara terlalu gelap dan pastinya dia belum hapal jalur tersebut, dari barat memang halus sih jalannya.
Itulah beberapa titik rawan menurut saya. mungkin ada yang bisa menambahkan lagi?