Hari minggu, 27 Juni 2010, di atas ketinggian 16000 meter dari permukaan laut, Pesawat Boeing 737 seri 400 terbang tinnggi melintasi nusantara menembus garis meridian. Saat itu tidak ada pemandangan yang terlihat di jendela karena tertutup awan putih, Bagiku pemandangn yang tertutup awan begitu membosankan, Sejenak kemudian mataku terlelap. Kuputuskan untuk memilih tidur. Perjalanan ini memakan waktu hampir dua jam dari kota Surabaya ke Ambon, pesawat yang kutumpangi ini sebenarnya berangkat dari Jakarta namun singgah dahulu di Surabaya untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Sedangkan tujuan akhir adalah Bandar Udara Pattimura di Ambon. Sebuah kota yang konon memiliki pantai berpasir putih nan indah di belahan Indonesia timur sana.
Beberapa saat kemudian, awan2 yang menutup itu perlahan memudar, kulihat lagi melalui jendela, terlihat dari kejauhan sana sebuah lautan yang luas berwarna biru dihiasi awan-awan putih kecil seperti kapas. Dari microfon pesawat kemudian terdengar suara pramugari mengumumkan pesawat telah sampai di Ambon dan akan melakukan pendaratan di Bandar Udara Pattimura, Ambon, Sesuai prosedur keselamatan pendaratan pesawat, penumpang diminta duduk dan memasang dan mengencangkan sabuk keselamatan. Rasanya tidak sabar ingin melihat Ambon dari udara, langsung saja kulirik sebentar pemandangan di luar jendela pesawat, disana terlihat pulau mungil, di atasnya tumbuh tanaman dan pepohonan nan rimbun. pulau apa itu? Pulau Ambon? Rasanya bukan, aku sendiri belum tahu apa nama pulau tersebut. S ebenarnya ada ribuan pulau di bawah sana, inilah yang kita kenal Kepulauan Maluku!
Terdengar deru mesin jet yang mulai dikurangi, pesawat perlahan turun, sambil berbelok menyesuaikan kondisi pendaratan. Kulihat jendela pesawat mulai basah oleh air hujan yang tertiup angin kencang. Namun pemandangan di luar sana masih tetap terlihat. Di luar jendela mulai kulihat pantai yang berpasir putih, dengan pohon kelapa nyiur melambai, sedangkan di belakang pantai, banyak vegetasi yang tumbuh di daratan yang berbukit-bukit. Pemandangan ini sungguh indah.
Akhirnya pesawat Boeing 737 ini berhasil melakukan pendaratan walaupun kondisi landasan basah oleh gerimis di Ambon. Pesawat kemudian memutar menuju terminal bandara menurunkan penumpang. “Akhirnya sampai juga saya di Ambon!” batinku.
Gerimis membuat barang bagasi harus rela basah saat dipindahkan ke terminal bandara. Untung lah hujan tidak begitu deras, sehingga barang kami tidak basah kuyup. Sampai di bandara kami dijemput salah satu teman dengan mobil menuju Baguala. Sebenarnya ada beberapa alternatif menuju Baguala dari Bandar Udara Pattimura. Taksi, angkot dan bus ukuran 3/4 di Ambon. Dari bandara menuju Baguala jalan terlihat sepi, jalan dua arah cukup halus dan lebar, akan tetapi volume kendaraan cukup sepi untuk jalan selebar itu.
Gambar jalan raya dari Bandara Pattimura menuju Baguala:
Jalan terlihat sepi, sejauh mata memandang, hanya ada satu mobil pribadi di depan, moda transportasi dari Bandara Pattimura Ambon yang tersedia yaitu bus kecil, angkot, ojek, taksi, dsb
ket:
peta di ambil dari http://www.malukumediacentre.org/peta_situs.htm
foto Ambon yang laen http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=761160
http://www.facebook.com/album.php?aid=2042564&id=1221602947
video pertama kali mendarat di ambon(ilustrasi) :